Kencan

23.5K 993 25
                                    

Guysss... Maaf lama ya. Soalnya cerita ini gak seantusias cerita sebelah haha

Shenin mengembangkan senyumnya, dari kemarin wanita itu tampak sumringah. Bak kejatuhan hujan berlian, ia merasa berbunga-bunga saat Adinata menerima ajakan kencannya.

Meski, Shenin sudah ditolak selama tiga kali. Tragis! Tapi, tak mengapa. Penantiannya berbuah emas, akhirnya pria itu setuju.

"Ah, ga sabar. Harus tampil cantik dan all out, tapi gak norak. Baju ini kayaknya cocok, kelihatan sexsy tapi gak terlalu terbuka," celotehnya.

Ia mengambil baju dress berbahan satin. Warna hitam, terlihat simpel tapi elegan. Lalu wanita itu menata rambutnya.

Okay, kita flashback detik-detik Adinata setuju.

"Mas, bagaimana jika malam minggu ini kita hunting makanan," ucap Shenin dengan wajah berseri.

Adinata yang sibuk dengan tab miliknya menoleh, gadis ini dari tadi sungguh mengganggu. Namun, suara Shenin seperti hhiburan tersendiri untuknya. "Kamu ngomong sama saya?"

Shenin menghela nafas panjang, di ruangan ini hanya ada mereka bertiga. Adinata, dirinya dan kucing pria itu. Akan terlihat aneh, jika Shenin memanggil kucing pria itu dengan sebutan 'Mas', bukan?

"Siapa lagi?" decaknya merasa kesal.

Pria yang mengenakan kaos putih itu hanya mengendurkan bahu, sejak kapan Shenin mengubah panggilan?

Tak mau usahanya kali ini berakhir sia-sia, wanita itu mendekat pada Adinata. Ia menelisik penampilan pria itu yang tampak lebih muda dan bugar dari pria seusianya. Jakunnya yang naik turun, menambah kesan seksi.

Oh, tidak! Pikiran Shenin mulai tak benar kali ini. Sejak kapan otaknya ternoda seperti ini, percayalah ia wanita polos dan menggemaskan!

"Emangnya gak bosan, di apartemen terus. Mending keluar bareng aku aja, dijamin gak bakalan nyesal. Aku traktir deh, janji! Meski pengangguran begini, aku juga punya uang," katanya memulai negosiasi.

Tangan Shenin mulai menarik-narik ujung kaos Adinata. Membuat pria itu terusik karena tingkahnya. "Saya gak bisa!" alibinya. Ia hanya berusaha menghindari wanita di depannya, aneh bak perangko wanita itu terus saja menempel dengannya.

Shenin mencebik, tapi sekali lagi ia tak akan menyerah. "Ayok, hitung-hitung ini ganti waktu makan siang tempo lalu. Mas pergi gitu aja setelah makan, jangan nolak please," ujarnya memohon.

Adinata mengerenyitkan dahi, melihat raut wajah Shenin yang sok imut dan memelas. "Saya sibuk, ingat umur kita berbeda jauh. Seharusnya, kamu memanggil saya dengan sebutan bapak atau om," balasnya sengit.

Sebenarnya, banyak sekali kata-kata Adinta yang sedikit nyelekit dan tak sopan ditelinga. Namun, karena Shenin sedang merasakan jatuh pada pesona Adinata. Maka, hal itu ia abaikan begitu saja.

"Gak seru. Mana ada, orang yang sibuk saat malam minggu. Biar awet muda, mas harus sering gaul sama saya. Ya, saya gak punya teman yang bisa diajak. Mereka semua punya pasangan, jadi mas mau ya?" ucapnya lagi.

Malas berdebat, Adinata hanya mengangguk malas. Terlihat raut wajah terpaksa, namun hal itu tidak akan membatalkan niat awal Shenin. Kesempatan besar, agar lebih dekat dengan sang pujaan hati!

Wanita itu langsung bersorak senang, bahkan ia sempat melompat dan memeluk Adinata. Sampai, pria itu memandangnya sinis yang dibalas cengiran oleh Shenin.

Naksir Ayah MantanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang