Suster muda meresahkan +

8.4K 407 56
                                    

"Shaka tangannya," tegur Adinata. Pria itu lantas menyingkirkan tangan putranya dari payudara sang istri.

Sudah kebiasaan Shaka beberapa kali saat menyusu seringkali memilin puncak payudara Shenin. Kadangkala Shenin menggenggam tangan putranya, tapi saat ia tertidur sambil menyusui, tangan Shaka kembali melakukan hal yang sama. Sehingga kebiasaan itu membuat Adinata kesal.

"Papa, pelan. Anaknya terkejut kalau gitu."

Tampak mimik wajah Shaka mulai berubah, bocah itu langsung tersedu saat Adinata menatapnya. Tentu saja Shenin langsung memeluk bayinya dan menepuk-nepuk punggung Shaka.

Merasa bersalah saat melihat putranya menangis, Adinata lalu mengambil alih bocah itu dan menggendongnya. "Papa tidak marah. Tapi tangannya tidak boleh begitu kalau minum susu. Nanti Bunda kesakitan."

"Mas-"

"Itu Syakayla nangis, kamu tenangin aja dulu. Biar Mas bicara sama Shaka."

Shenin langsung beranjak menuju tempat tidur anaknya dan menggendong Syakayla. "Kebangun ya? Cari Bunda?"

"Mm..."

"Lihat keluar yuk? Udah jam 6 loh."

"Adek mau sarapan apa hari ini? Apa mau minum susu?"

"No.."

Syakayla memang tak lagi mau ASI, bocah satu ini lebih senang minum susu segar. Pun harusnya Shaka juga sudah boleh lepas ASI, tapi anaknya yang satu itu cukup sulit. Pun Shenin juga masih bimbang karena Shaka jarang makan.

"Terus sarapan apa? Telur mau?"

"Ya."

"Pintar," pujinya.

Ia menggandeng tangan putrinya menuruni tangga, sebab Syakayla menolak saat digendong. Bocah satu ini amat bersemangat saat menuruni tangga, kadangkala Shenin merasa khawatir membebaskan putrinya menuruni tangga tanpa pengawasan.

"Kita coba lihat Bi Sus udah bangun belum ya?"

Syakayla semakin berlari laju menuju dapur, ia terlonjak girang saat melihat asisten rumah tangga sudah sibuk di depan kompor dan membuat sarapan pagi.

"Jadi masak bubur Bi?"

"Udah dimasakin buk, kuahnya juga udah ini. Mau sarapan sekarang Ibu?"

"Sebentar lagi, saya mau masakin Kayla dulu." Shenin lalu meminta anaknya duduk di kursi bayi. "Sini dulu ya, Bunda mau masakin adek sama Abang dulu."

"Ya."

Ia membuat telur kuah bening dengan bumbu sederhana yang nantinya akan dicampur bubur serta suwiran ayam. Usai menu untuk kedua anaknya siap, Shenin lalu mengajak bocah itu menuju kamar mandi.

"Adek ganti pempes dulu sama cuci muka ya? Terus nanti baru sarapan sama-sama."

"Yaya nda."

Sembari sibuk dengan putrinya, Shenin meminta Linda untuk memanggil sang suami dan putranya agar sarapan bersama.

Memang Linda tak menginap di rumah, tapi gadis itu selalu datang pukul 6 pagi ke rumahnya. Sementara Bi Surti memang tinggal di rumahnya. Rencananya Adinata akan membuat rumah kecil di belakang rumah untuk Bi Surti bersama suaminya. Sebab pria itu lebih nyaman tinggal dengan keluarga intinya saja.

Linda menaiki undakan tangga, gadis itu mengetuk pintu kamar anak-anak sebab suara Adinata terdengar dari sana. "Pak, kata ibu sarapannya udah siap."

Tak ada sahutan, hanya terdengar suara Adinata yang tampak sibuk menangani putranya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 01 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Naksir Ayah MantanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang