"Apa maksud kamu dekatin Ayahku?"
Mata Reksa menatap mata mantan pacarnya dengan tatapan tajam. Pria itu begitu yakin jikalau Shenin sengaja mendekati sang Ayah untuk membalas dendam padanya.
Shenin berpura-pura lugu. "Apa? Aku gak punya maksud apapun, jangan mikir semua orang bakal licik kayak kamu!"
Padahal sebelumnya saat ia tak mengetahui bahwa Adinata adalah Ayah Reksa, wanita itu sebenarnya ingin meninggalkan duda tersebut. Tapi setelah ia mengetahuinya, wanita itu malah semakin tertarik dan sesegera mungkin ingin melangsungkan pernikahan.
Reksa tergelak, ia kesal sendiri dengan respon yang diberikan oleh mantan pacarnya. "Kamu jangan pura-pura bodoh. Sengaja dekatin Ayahku, mau jadi ibu tiriku karena kamu masih sakit hati dengan yang dulu? Kan aku udah nawarin kita balikan dan anggap yang dulu tidak terjadi apa-apa. Aku khilaf dan aku minta maaf."
Pria tak tau malu yang tiba-tiba saja berada di depan apartemennya. Mengesalkan! Merusak harinya yang indah saja.
Shenin bersidekap, ia melirik sinis. "Apa lagi, sih? Aku bahkan dekat sama Mas Adinata sebelum tau anaknya siapa. Kalau tau aku bakalan punya anak tiri laknat kayak kamu, aku bakalan ogah. Tapi sekarang kan juga udah kejadian dan hubungan kami semakin dekat. Lalu kamu mau apa?"
Siapa yang rela mantannya akan beralih menjadi ibu tiri? Reksa tak pernah membayangkan demikian, ia memang menginginkan sang Ayah menikah lagi dan mempunyai orang baru yang nantinya akan menjadi teman hidup Ayahnya.
Tapi bukan Shenin yang ia mau, mengapa pula Ayahnya harus dengan Shenin? Mantan pacarnya yang ingin ia ajak kembali.
"Aku mau kamu lupakan Ayah dan putus hubungan dengan beliau. Ayolah, kamu memangnya tidak canggung dengan hubungan aneh ini?"
"Aku suka situasi canggung ini, jadi aku menikmatinya. Lihat wajah kamu yang mengesalkan, itu sangat menarik. Ah, tapi penuh menarik lihat Ayah kamu. Pesonanya berkali-kali lipat, sayang banget aku gak kenal Mas Adinata dari dulu."
Wanita itu sengaja memanas-manasi Reksa, ia yakin sekarang pria di depannya sedang menahan geram dan ingin menelannya hidup-hidup. Kapan lagi melihat Reksa tersiksa perlahan-lahan?
Pasti akan sangat menarik dan membuatnya puas. Inilah cara balas dendam terbaik!
"Sial! Kalau gitu aku akan bilang sama Ayah kalau kamu mantan aku dan kita pernah-"
"Tutup mulut kamu, lagian aku yakin kalau Mas Adinata bakalan tetap pilih aku. Ah, terserah kamu mau ngomong apa sama dia. Kalau dia beneran cinta pasti bakal terus perjuangkan aku, bukannya malah campakkan aku gitu aja dan dapatin aku karena buat menang taruhan."
Shenin menghembuskan nafasnya dengan kasar, ia benci sekali saat membahas masa lalu. Tapi apa mau dikata? Wanita itu perlu membungkam mulut mantan pacarnya yang paling laknat.
"Tolong jangan ungkit lagi, Bel. Aku waktu itu dikalahkan dengan ego, maaf saat itu aku cuma mau pusing ego aku aja. Aku ngaku salah, tapi tolong jangan hukum aku pakai cara ini. Ayah sama sekali gak salah."
Shenin tersenyum simpul. "Siapa bilang Ayah kamu salah? Beliau baik banget, makanya aku suka. Lagian hubungan aku sama Ayah kamu itu gak ada hubungannya dengan masa lalu. Jadi gak usah merasa percaya diri kalau aku sengaka lakuin ini buat balas dendam. Aku bukan wanita licik, udah jangan ganggu aku lagi."
Ia langsung membalikkan badannya, tapi tangan wnakta itu lebih dulu ditarik oleh Reksa. Dengan gerakan cepat pria itu memegang kedua sisi pipi Shenin dan mencoba untuk mencecap bibirnya.
Tapi, syukurnya Shenin lebih tangkas. Ia langsung mendorong Reksa hingga terjatuh ke lantai, lalu menatap mata pria brengsek itu dengan tatapan mematikan.
"Aku anggap ini selesai sampai di sini. Tapi kamu jangan coba-coba lagi buat ganggu aku, kalau sampai lebih dari ini aku akan laporkan kamu."
Reksa merasa heran. "Bukannya kamu dulu suka kalau aku cium? Kenapa sekarang malah nolak?"
"Heh! Cowok brengsek sok ganteng dan terlalu percaya diri! Lo pikir gue tembok yang diam aja waktu dipaksa buat ciuman? Mungkin tembok aka jijik sama Lo! Heran, punya calon anak tiri tapi kelakuannya sama sekali gak beradab."
Alih-alih tersinggung, Reksa malah tergelak karena ucapan Shenin. Pria itu langsung bangkit dan berdiri tepat di depan mantan pacarnya.
"Dulu kamu suka banget sama aku," kata Reksa mengulang ucapannya. Ia masih merasa percaya bahwa Shenin memiliki perasaan yang sama untuknya.
Shenin memutar bola matanya. "Lo nyadar gak sih, tadi barusan bilang apa? D-u-l-u! Itu artinya Lo nyadar kalau situasinya sekarang beda, dulu sama sekarang pasti beda. Kalau dulu mungkin karena gue gak tau kelakuan Lo yang kayak setan, jadi gue suka aja. Nah, sekarang gue udah tau kalau Lo lebih dari setan."
Meladeni Reksa sama saja meladeni ibu-ibu yang menyalakan sain kanan padahal mau belok kiri. Tak akan ada habisnya dan tak akan ada ujungnya. Hanya akan membuang waktu, Reksa sama sekali bukan pria waras.
Blam!
Shenin menutup pintu dengan keras, tapi setelahnya ia langsung mengecek keadaan pintunya karena takut pintu itu cacat.
"Syukur kamu gak apa-apa, aku lagi malas keluarin uang buat perbaikan."
Lalu wamkta itu menuju kamar untuk mengambil ponsel, ia langsung mencari kontak Adinata dan menelpon pria itu.
"Mas? Kamu lagi di mana?"
"Saya masih di luar, ada kerjaan sebentar. Ada apa?"
Begitu mendengar suara kekasihnya, ia langsung tersenyum. Dari suaranya saja sudah membuat wanita itu berkelana jauh entah ke mana. Mungkin efek dari ciuman hebat Adinata. Sialan!
"Nanti malam jadi? Aku mau pastiin aja."
"Kalau kamu mau, kita jadi."
Rencananya mereka akan nonton Avatar di bioskop, kebetulan keduanya menyukai film tersebut. Jadi ada obrolan yang nyambung saat bertemu, malah makin mempererat hubungan keduanya.
"Oke deh, biar aku siapin bajunya dari sekarang. Rencananya mau pakai kaos putih aja, kamu juga ya? Jangan pakai kemeja atau stelan bapak-bapak."
"Kamu malu?"
"Gak, aku bukannya malu sayang. Cuma buat stel kamu gak kaku aja dan ngikut aku. Biar bagus kalau difoto, aku soalnya mau pamer kalau udah punya pacar."
Ya, mungkin lebih tepatnya Shenin tak ingin orang-orang mengira ia adalah sugar baby. Mau ditaruh ke mana wajahnya?
Adinata bergumam pelan, lalu pria itu pamit untuk mengakhiri percakapan mereka.
Setelah mengabari Adinata, Shenin kembali menyimpan ponselnya. Tapi notifikasi baru membuat rasa penasarannya tak bisa ditunda.
Pesan dari Satrio muncul, pria itu juga ingin mengajaknya kencan dengan menonton bioskop. Sayang sekali, ia sudah mempunyai janji dengan Adinata.
Lagipula mengapa saat ia menjalin hubungan dengan orang lain, yang ingin mendekatinya banyak sekali. Berbeda saat ia masih sendiri, yang ingin meminta nomor ponselnya saja tak ada! Mengesalkan! Atau memang ini merupakan ujian kesetiaan?
Maaf banget udah lama hihi, sehat selalu kalain dan selamat menuju 2023. Tapi cerita ini belum tamat juga, semoga masih ada yang baca 🤣
KAMU SEDANG MEMBACA
Naksir Ayah Mantan
RomanceBelleza Shenin menyukai tetangga barunya, duda yang mempunyai jarak umur sangat jauh dengannya. Bagian plot twist nya adalah ternyata lelaki yang ia sukai-- ayah dari mantan pacarnya. Januar Adinata, lelaki duda beranak satu yang setia pada almarhum...