HARAP BIJAK MEMBACA! DIBACA UNTUK 18+ ATAU 21+ KAKAU BISA. KALAU JOMBLO, MENDING GIGIT JARI AJA ATAU LANGKAHI PART INI
Luka pada tubuh Adinata semakin membaik, pria itu bahkan kini mau memenuhi permintaan sang istri yang ingin jalan-jalan pada malam hari. Wisata kuliner katanya, sang istri banyak memborong jajanan pinggir jalan.
"Nanti kekenyangan," sebut Adinata.
Shenin menghabiskan satu tusuk sate terakhir dan mengunyahnya pelan. "Aku dari tadi makannya dikit kok. Kita juga berdua setengah porsi semua mintanya."
"Belum kenyang?" Tanya pria itu keheranan.
"Udah."
Usai membayar makanan mereka, Adinata lalu mengajak sang istri untuk segera pergi. Mereka berjalan kaki menyusuri trotoar, lalu menyebrang jalan. Sebab hotel mereka sangat dekat.
Sampai di kamar hotel, Shenin langsung merebahkan dirinya di sofa. Lalu membuka jaket yang menutupi tubuhnya tadi. Menyisakan tank top putih serta celana pendek.
"Aku gerah banget Mas, tapi malas mandi coba?" Ucapnya mengadu pada sang suami yang baru saja keluar dari kamar mandi.
Pria itu langsung melemparkan handuk bersih pada sang istri. "Sana mandi! Saya tidak mau tidur sama kamu kalau belum mandi," katanya dramatis. Tapi pria itu sama sekali tak bercanda.
Akhirnya Shenin bangkik dengan malas, ia membuka tank top putihnya dengan santai. Menyisakan bra putih yang memperlihatkan setengah bagian dadanya. "Tau gini, aku tadi ikut Mas mandi aja."
"Tidak, nanti kamu malas mandi."
Ia lalu mendorong sang istri sampai di depan pintu kamar mandi. Membuat wanita itu berdecak, tapi mau tak mau masuk ke kamar mandi.
Selagi menunggu istrinya mandi, Adinata mengecek pekerjaan terlebih dahulu. Semua laporan dari sang putra, lalu mengirim email penting pada orang kepercayaannya.
Ia lalu mendongak saat sang istri keluar dari kamar mandi dengan selembar handuk di atas lutut. "Pakaiannya mana?"
"Di lemari. Aku pakai baju kamu aja ya Mas? Soalnya kan baju tidurku gak ada lagi. Celana dalamnya juga tinggal buat besok pagi lagi. Lupa tadi mau beli," katanya.
Pria itu mengangguk saja, sebab ia masih linya beberapa baju kaos. Membiarkan sang istri mengambil baju kaosnya di koper.
Sedangkan Shenin memilih beberapa baju kaos milik sang suami, ia lalu menarik baju kaos berwarna putih dan memakainya. Panjang baju itu hanya sampai sedikit di bawah pantatnya. Wanita itu menurun-nurunkan baju itu agar sedikit lebih panjang. Sebab, jika ia tak hati-hati, maka semua auratnya akan berceceran bersamaan dengan rasa malu.
"Jangan ditarik-tarik! Nanti malah melar."
Shenin berdecak gemas, tapi ia menurut. Wanita itu langsung melompat ke ranjang dan menutup bagian bawahnya dengan selimut. "Aku jadi kepikiran soal anak. Apa aku periksa aja ya, Mas? Mana tau ada masalah sama aku."
"Jangan terlalu dipikirkan. Selama masih memiliki rahim, masih ada kesempatan untuk memiliki anak. Kita baru menikah sebentar, tidak perlu merasa khawatir."
Pria itu menyingkirkan tab, ia lalu mematikan lampu utama dan membiarkan lampu tidur menyala. Kepalanya kini sudah rebah pada bantal, lalu tangannya menggapai bahu sang istri agar semakin dekat dengannya.
Tubuh mereka semakin dekat, bahkan Shenin kini telah menyadari bahwa bagian bawah bajunya telah naik ke atas. Bukan sebab tangan Adinata! Tapi karena ia bergerak lasak tak karuan.
"Mas capek ya?"
"Kenapa?"
"Aku mau bahas tentang Papaku."
KAMU SEDANG MEMBACA
Naksir Ayah Mantan
RomanceBelleza Shenin menyukai tetangga barunya, duda yang mempunyai jarak umur sangat jauh dengannya. Bagian plot twist nya adalah ternyata lelaki yang ia sukai-- ayah dari mantan pacarnya. Januar Adinata, lelaki duda beranak satu yang setia pada almarhum...