05

667 70 7
                                    

Jeff mendobrak pintu dari sebuah kamar. Tidak peduli caranya bertamu ke rumah orang seperti ini dikatakan sangat tidak sopan.

Si pemilik kamar justru masih tidur sangat pulas.

Praktis Jeff menarik kerah baju cowok yang tidak lain adalah Edgar, kakak tirinya. Tidak, Jeff tidak pernah sudi mengakui orang itu adalah kakaknya sekarang.

"Lo bener mukulin Lila?!" bentak Jeff.

Edgar sadar secara sempurna akibat aksi gila Jeff yang membangunkannya seperti itu. Sangat kasar.

"Lo apaan sih anjing!" Tidak kalah bengis. Kini Edgar berhasil menepis lengan Jeff dari tubuhnya secara paksa.

"Sehari gabisa apa gak ngusik hidup gue, Gar? Gue capek," kata Jeff.

"Lucu, lo. Gue belum tau permasalahannya apa tapi udah nyalahin gue kayak gini. Cerita dulu Jeff."

Sampai kapanpun Jeff tidak pernah percaya pada Edgar mau semanis apapun mulutnya berbicara. Karena Edgar sangat pintar memainkan aktingnya.

Kemarin mengapa Dika mengklaim bahwa Jeff bermusuhan dengan Edgar, itu karena Jeff tidak suka ibu Edgar berhasil menikah dengan ayahnya Jeff padahal saat ini Jeff masih mempunyai ibu yang masih hidup, meski ibunya sedang terbaring tidak berdaya di ranjangnya karena penyakit stroke.

"Gue cuma nanya lo mukul Lila atau enggak susah banget dijawab?!"

Edgar hanya memandang wajah lawan bicaranya.

"Jawab, sialan! Setelah Mama lo ngambil Papa gue, sekarang lo pula mau ngambil pacar temen-temen gue iya?! Lo gabisa biarin hidup gue bahagia dikit aja, Gar?! Lo kenapa sepengen itu punya kehidupan yang sama kayak gue? Kenapa?!!" kata Jeff marah.

"Gak, gue gak pernah iri sama lo, Jeff." Perasaan Edgar tiap kali melihat Jeff seperti kakak dan adik yang saling menyayangi satu sama lain. Meski Jeff tidak memperlakukannya seperti itu karena Jeff terlalu benci pada ia dan ibunya yang mengusik kebahagiaan keluarga Wijaya secara tiba-tiba. "Lila sama gue punya kesepakatan. Selama tiga puluh hari Lila akan jadi asisten pribadi gue karena dia udah bikin mobil gue baret waktu gue dikit lagi nyampe kampus."

"Kalian gak pacaran?" tanya Jeff dan Edgar menggeleng.

"Lila kan yang bilang kalo gue sama dia pacaran padahal enggak tuh. Gue juga gak ada mukul dia, Jeff. Lila pengen caper ke Dika doang. Dia ngerasa kalo dia punya cowok baru Dika bakalan cemburu, nahan dia buat gak putus, dan Dikanya jadi fokus ke dia daripada mikirin bayinya itu mulu, dan waktu lo tadi laporan gue mukul dia, gue bisa ngambil kesimpulan mungkin itu cewek pengen dia sama Dika balikan." Edgar bicara panjang lebar.

Jeff menelisik Edgar dalam. Mencoba mencari kejujuran pada lelaki itu. Kali ini bisa saja cowok itu bersandiwara lagi.

"Gue udah bicara semuanya dengan sejujur-jujurnya, Jeff," kata Edgar seolah memahami maksud tatapan adik angkatnya itu.

Lantas Jeff masih saja dingin.

"Penjelasan lo cukup berguna. Tapi ini gak mengartikan kalau gue udah gak benci sama lo. Sampai kapanpun gue benci akan fakta bahwa Mama lo udah jadi orang ketiga dalam pernikahan orang tua gue."

Tiba-tiba Edgar menahan kepergian Jeff.

"Mama lo sendiri yang udah ngasih izin supaya Papa lo bisa nikah lagi. Gue masih baik mau damai sama lo, Jeff. Gak enak gini terus kan?"

Apa yang Edgar dapatkan?

Kelapangan hati Jeff untuk menuruti permintaannya itu?

Tidak. Jeff tidak sudi.

Ideal Papa✔️ [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang