"Bini ama anak gue udah mau istirahat baru lu pada dateng! Hadeh!" Tio menatap teman-temannya yang baru tiba di kediamannya yang di rumah Lembang. Sejak tadi sudah menanti-nanti kedatangan mereka saat diberi tahu sudah di perjalanan menuju Lembang untuk menjenguk Jelita yang sudah melahirkan. Namun, tak disangka-sangka, justru Dika, Joseph dan Jeff datang saat hari sudah larut. Menuju pukul sepuluh malam bisa-bisanya tiga pria itu bertamu ke rumah orang. Gimana Tio gak syok.
"Kebablasan anjir nyenengin bocil satu ini," jawab Dika sembari mengusap-usap punggung Ara yang sudah terlelap. Ia turut serta membawa istri dan kedua anaknya. Lalu pun, ada Jeff datang dengan Jihan, dan yang baru yakni Joseph sudah mempunyai gandengan yang sukses membuat Dika dan Jeff terkaget-kaget.
"Ya udah masuk deh. Berangkat jam berapa dari Jakarta? Udah ke mana aja tadi?" tanya Tio. Mempersilahkan tamunya untuk masuk ke istananya itu.
"Lembang kan banyak destinasi wisata ya, tadinya pengen keliling dulu, terus ada rencana baru besok deh ke rumah elo Yo. Tapi mikir lagi kok jadi kayak jahat banget. Alhasil, cuma ngasih makan rusa di Ranca Upas terus ke perkebunan teh Rancabali. Berangkat dari Jakarta jam 7 pagi sih," jawab Dika lagi.
Semuanya pun masuk ke rumah Tio. Si tuan rumah memanggil istrinya.
Rumah kediaman keluarga Tio Alfarras terkesan mewah dan hangat dengan banyak pahatan kayu. Ia asli Lembang.
"Boboin sini aja Alikanya Sayang," pinta Dika pada Alisha yang menggendong anak kedua mereka. Putri pasutri itu sudah kompak tertidur setelah seharian ini bersenang-senang.
"Jihan gak mau numpang kamar aja? Istirahat dulu gih," ujar Alisha sembari menyimpan bayinya di atas sofa. Ia pun bicara dengan Jihan yang wajahnya sudah pucat sebab tadi sempat mengeluhkan kram perut. Disampingnya Jeff siaga terus memijat pelan pinggang istrinya yang masih mengatur nafas.
Jihan menggeleng, "Udah gak papa Kak, duduk di sini aja."
"Mending gak usah ikut tadi Han kalo tahu bakal begini. Mau apa? Minum? Makan ya?" tawar Jeff.
"Udah ah ntaran aja," lirih Jihan.
"Ghea kecapekan gak?" tanya Alisha.
Ghea tersenyum singkat, "Santai, Kak. Masih kuat kok."
Sukses tadi Dika dan Jeff terbelalak saat wanita gandengan Joseph ternyata ialah Ghea. Padahal mereka sudah menerawang kalau Joseph akan mengejar cinta Mbak Iren lagi mengingat sudah official janda. Ternyata melenceng jauh. Pun itu mengagetkan Jihan dan Alisha juga.
Reaksi Tio dan Jelita belum diketahui.
Tak beberapa lama, si pemilik rumah kembali memunculkan diri.
Sekalipun masih pemulihan pasca bersalin, Jelita sudah lancar jalan dan bergerak seleluasa mungkin.
"Lho? Jo?? Gimana ceritanya malah berakhir sama Ghea lu Jo??" syok Tio.
Sontak Joseph yang semula mengistirahatkan punggung di badan sofa kini pun ia duduk tegap.
"Yaelah kenapa pada kaget banget sih? Lu pada yang kemarin ngebet gue pengen cepet nemu jodoh. Ini udah! Lagian kan udah gue ceritain guys gue emang lagi deket sama perempuan yang mudaan dari gue. Ghea lah orangnya," jawab Joseph.
Dika refleks menghela nafas gusar. Kalau boleh jujur, Dika jadi agak kurang merestui kalau Joseph bareng Ghea. Selain karena Ghea adalah pegawainya, pun Dika tidak ingin Joseph menyesal bilamana mengingat bahwa Ghea dan Tama sudah pernah tidur seranjang. Sekalipun Joseph terbilang cowok nakal tapi tetap saja Joseph bukan tipikal cowok yang hobi celup sana-sini. Bejatnya sebatas mabuk dan merokok. Joseph pasti hitungannya mau juga sama perempuan yang masih virgin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ideal Papa✔️ [END]
Romance[SUDAH TAMAT] PLAGIAT DILARANG MENDEKAT!!! Judul sebelumnya "So, Let's Love!" Di umurnya yang masih muda, Dika sudah dibebankan oleh tanggung jawab besar. Yakni, seorang anak. Sekalipun Ara bukanlah anak kandungnya, tapi Dika sangat menyayanginya...