48

248 24 13
                                    

🔞

A lot of harsh words in this part

Ini bakalan panjang banget. Gak masalah?

Happy reading🔥








Dika mencekal lengan Alisha yang hendak berlalu dari depannya tanpa penjelasan berarti. Wanita itu sudah menangis seperti merasa sangat kecewa pada Dika hanya melihat dari yang disaksikan di depan matanya, tanpa bertanya kepada suaminya terlebih dahulu.

"Semuanya bisa diomongin baik-baik, Ca. Kamu cuman salah paham aja," ujar Dika.

"Mau jelasin apalagi kamu, Mas? Baru aja kita bahagia dengan kehadiran Alika, tapi ternyata di belakangku selama ini kamu punya gandengan baru? Sampe dibawa ke rumahmu lho dia," heran Alisha yang matanya sudah membulat besar menatap sang suami yang berusaha tetap tenang.

Karena faktanya Dika memang merasa tidak bersalah makanya ia tidak gentar menghadapi masalah ini. Dirinya akan mempertahankan pernikahannya, alih-alih goyah pada godaan wanita seperti Maria.

"Ca, kamu cuman langsung menyimpulkan dari yang kamu lihat. Dia Maria mantan pacar aku yang sering aku ceritain dan emang bener penampilannya kayak wanita penggoda, kan? Bisa-bisanya kamu mau cemburu sama dia," sungut Dika.

"Tapi kamu seneng kan di kantor ketemu dia terus?!" tanya Alisha.

"Daripada kamu ngomel-ngomel gak jelas ya udah mending sini ikutan aku meeting, kamu lihat siapa yang godain duluan," tawar Dika seraya menarik lengan panjang istrinya yang menyeka cairan bening yang membuat pipinya jadi lembab sekarang.

Tatapan rekan kerja Dika pun terfokus pada kedatangan Alisha yang ikut bergabung bersama.

"Dia siapa, Dika? ART kamu kan? Itu teh sama cemilan yang tadi dibawa pada berserakan di lantai, jorok banget, suruh bersihin gih," kata Maria seenaknya.

Dika tanpa pikir panjang langsung menggebrak meja itu keras. Mengakibatkan semuanya tersentak kaget.

Ia bangkit dari duduknya. Arah hadapnya tertuju pada Maria yang sontak mendongak mencermati. Moodnya hancur, tidak ingin melanjutkan rapat ini lagi karena rekan kerjanya sangat meresahkan.

"Jaga ucapan kamu ya Maria! Saya tuh udah capek banget hadapin kamu tapi gak ada bosennya juga gangguin saya! Sekarang justru kamu sudah berani menghina istri saya! Lama-lama saya laporkan kamu ke pihak berwajib atas kasus perbuatan tidak menyenangkan!" ancam Dika tak bercanda. Bahkan jari telunjuknya tegas menunjuk wajah Maria yang terpaku di tempatnya.

Melihat suaminya sangat murka seperti itu pada wanita yang di depannya maka Alisha kini tertegun. Ternyata benar ia sudah salah paham. Memang suaminya tidak punya niat untuk menyeleweng. Ia murni digoda sampai benar-benar tidak nyaman.

"Ya aku kan emang gak tau kalo dia istri kamu!" Lalu Maria sempat tertawa yang terlihat meremehkan. "Lagian aku heran banget sama selera perempuan kamu yang sekarang, ya. Punya istri kok gendut, wajahnya gak terurus, kucel, bener-bener cocok disamain sama ART."

Bukan Dika yang kurang tegas, tetapi otak Maria yang sudah terlalu bebal hingga semua ucapan lelaki itu dianggapnya sebagai angin lalu.

"Woah makin ngaco nih j*lang satu!" umpat Rere. Ia menaikkan bajunya, bersiap menuju tempat duduk Maria yang masih memasang ekspresi sengak. Tadi Rere dan Maria sempat ada perang sengit di kantor. Di mana Maria yang ingin menerobos masuk ke ruang kerja Dika yang jelas-jelas belum datang ke kantor. Sekalipun tubuh Rere langsing bak model internasional, nyatanya ia cukup mumpuni mengalahkan Maria saat adu fisik. Maria menyerah saat Rere menjambak bahkan mencakarnya tadi. Ketika ia hendak beranjak, usahanya untuk membela sang atasan terurung saat ada lengan yang merangkulnya dengan erat. "Apaan sih lo! Minggir!"

Ideal Papa✔️ [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang