35

288 32 9
                                    

Hanya Dika, Alisha, dan Jihan yang terkumpul untuk makan siang bersama. Tadi mendadak ada pasien yang baru datang ke rumah sakit dengan keadaan kacau, karena Jeff sedang memakai jas snelli ketika berdiri di lobi rumah sakit, ia dokter pertama yang bergerak mengambil tindakan pertama untuk menolong pasien itu.

"Ica," panggil Dika pada istrinya yang duduk di jok tengah bersama Jihan.

"Ya Mas?" balas Alisha.

"Emang ada yang jualan martabak telor siang-siang gini?" tanya Dika. Sukses membuat Jihan terkejut.

"Jelas gak ada dong," sahutnya.

"Gak mau tahu pokoknya harus kebeli tuh martabak telor tapi gak pake telornya," kata Alisha. Betul-betul tak menerima bantahan.

"Ngidam, Kak?" tanya Jihan.

"Iya kali?" Alisha mengusap-usap perutnya.

"Harus dituruti tuh Dika, kalo gak nanti bayinya ngeces lho." Dua wanita di belakangnya semakin membuat kepala Dika berdenyut. Ia meminggirkan mobil. Meraih ponselnya, tampak membuka kolom pencarian di google.

"Jahat gak sih Kak kita ke suami kalo ngidam yang ekstrim gitu?" bisik Jihan.

Alisha terkekeh geli. "Biarin aja."

Sampai menghabiskan waktu sepuluh menit Dika berselancar di Internet.

"Ketemu," ujar Dika.

Lantas Alisha dan Jihan bernafas lega.

"Ya udah langsung ke sana yuk," titah istrinya.

Dika mengangguk. Kembali mengemudikan kendaraan roda empat berharga ratusan juta rupiah itu.

Selama di perjalanan maka hanya ada keheningan yang menyapa. Alisha dan Jihan kompak menatap jendela. Namun, perbedaannya, Alisha memandangi jalanan sementara Jihan melamun sibuk dengan pikirannya sendiri.

Jihan masih terjebak akan ucapan Dika tadi di rumah sakit yang menyebut Jeff bajingan bahkan ekspresi wajah Dika seperti sangat membenci kekasihnya.

Seolah-olah memang ada hal yang diketahui Dika menyangkut perilaku Jeff tapi terjadi di belakang wanita berambut hitam itu.

"Jihan, Jeff ntar bisa nyusul gak?" tanya Dika.

Lamunan Jihan pecah.
"Belum tau nih, pasti dia lagi gak pegang hp. Ya udahlah kita bertiga gakpapa, kan?"

"Iya gakpapa, kirain bakalan nyusul," balas Dika.

Harusnya Jeff bergabung dengan mereka supaya pria itu bisa ia buat habis-habisan diam tak berkutik. Bisa dikatakan, Dika memegang kartu As-nya Jeff.

Akhirnya mereka sampai di restoran yang tadi Dika cari lewat rekomendasi google. Tempatnya lumayan ramai dan kelihatan mewah.

Dika membukakan pintu kedua dari mobil hitam tersebut.

Membuat Jihan entah mengapa cemburu, pasti Dika selalu membukakan pintu mobil untuk istrinya, tidak dengan Jeff yang sangat acuh. Memang sih ini berlebihan, tetapi Jeff sudah sangat jarang memperlakukan pacarnya dengan manis.

Dika merangkul Alisha, mereka berjalan berdampingan.

Jihan mengekori. Dirinya yang sedang demam seharusnya dirawat oleh orang tersayang, bukan bepergian sendiri seperti ini.

"Malu banget masa pesen martabak telor gak pake telor gitu sih." Dika dibuat uring-uringan dengan ngidam istrinya.

"Gakpapa Mas, sana gih langsung temuin chef-nya aja," pinta Alisha. Semakin Dika terpuruk.

"Banyak banget maunya sih bumil," gerutu sang suami.

Alisha menaikkan alisnya sebelah. "Jadi kamu gak ikhlas nurutin kemauan aku sama si utun?"

Ideal Papa✔️ [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang