Setelah insiden kemarin Jihan terus dibayangi rasa takut. Ia jadi tidak berani melakukan apa-apa hanya seorang diri, pun selalu berusaha berada di dalam keramaian. Karena perasaannya mengatakan pria misterius itu masih mengawasinya.
Hanya cara itu yang dapat Jihan lakukan sebab ia tidak ingin terlalu merepotkan Dika yang meskipun selalu menawarkan diri untuk menemaninya terus bila Jihan kembali gelisah.
Beribu-ribu terima kasih rasanya tidak cukup membalas kebaikan Dika yang sudah dua kali menyelamatkan dirinya. Jihan sangat bersyukur bertemu dengan Dika yang ingin mendengar semua ceritanya mengenai gangguan yang belakangan ini mengusik harinya.
Laki-laki itu mempercayainya."Jihan."
Sontak Jihan menengadah menatap asal suara. Di mana sudah ada seseorang yang berdiri di depannya. Entahlah, kini Jihan jalan pun selalu menunduk.
"Jeff." Menyebut namanya pun terasa canggung kini anehnya.
Benar, Jihan dan Jeff berpacaran. Belum lama ini. Masih sekitar dua bulan. Namun, rasa-rasanya Jihan ingin segera mengakhiri. Kalau bisa saat ini akan ia lakukan. Kalau tahu mencintai Jeff akan sangat beresiko seperti ini mungkin Jihan berpikir dua kali untuk membalas perasaan lelaki itu.
Jeff mendekati pacarnya. Dipegangnya kedua pipi perempuan cantik itu dan mengelusnya lembut.
"Kenapa kamu gak ada kabar sama sekali, Sayang? Kita ngobrol, ya?" pinta Jeff.
"Gak ada yang perlu kita bahas." Jihan berjalan ke kanan maka lelaki itu menghalangi, pun ke arah sebaliknya Jeff melakukan hal yang sama. Ingin Jihan menatapnya saat bicara bukan terus menghindar.
"Aku kangen banget sama kamu, Jihan!! Gak tau gimana gilanya aku nyariin kamu terus tapi gak pernah ketemu-temu." Jeff membawa pacarnya ke dalam pelukannya. Pelukannya itu malah membuat Jihan takut.
Perempuan itu memberontak pelan. "Udahlah Jeff kamu apaan sih."
"Kamu kenapa kayak gini ke aku?" tanya Jeff.
Alis Jihan mengernyit. "Kayak gini gimana?"
Bicara pun ketus. Jelaslah Jeff semakin berpikir macam-macam.
"Kamu menjauh dari aku, Jihan."
Harusnya Jeff pertanyakan itu pada dirinya sendiri. Ia dan keegoisannya yang ingin selalu diprioritaskan, tetapi di lain sisi tidak tahu kalau Jihan hidupnya terancam. Tiap kali Jihan bercerita bahwa ada seseorang yang tengah mengawasinya Jeff tidak pernah percaya. Malah mengatakan Jihan berhalusinasi.
"Aku ceritain masalah itu lagi tetep aja kamu gak akan percaya, kan?"
"Astaga kenapa masih bahas itu terus? Itu kamu kecapekan doang Jihan makanya pikiran kamu ke mana-mana deh. Siapa yang mau nyakitin kamu bilang sini ke aku. Berani banget dia mau ganggu pacarku, ya?" Malah bersikap bodo amat si Jeff ini. Kini ia mencium tiap inci wajah Jihan seolah betul-betul merindukannya. Sampai tidak melihat situasi dan kondisi di mana ia melakukan itu.
Sedari tadi beberapa pasang mata menatap sinis keduanya. Jihan menyadari itu, tapi tidak dengan Jeff.
"Udah gila kamu, Jeff!" Jihan kesal ia mendorong tubuh tinggi laki-laki di depannya dan mencoba lari.
Jeff menyusul. Dia tidak akan melepaskan Jihan yang sudah lama menghilang dari pandangannya. Saat kini sudah bertemu perempuan itu justru menjauh seperti ini. Jeff tidak mengerti dengan isi pikirannya.
Langkah Jeff spontan terhenti. Dika berdiri di depannya memasang badan untuk melindungi Jihan. Sama sekali tidak mengerti kenapa Jihan malah berlindung di belakang cowok itu padahal pun ia tidak ingin melakukan sesuatu yang buruk padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ideal Papa✔️ [END]
Romance[SUDAH TAMAT] PLAGIAT DILARANG MENDEKAT!!! Judul sebelumnya "So, Let's Love!" Di umurnya yang masih muda, Dika sudah dibebankan oleh tanggung jawab besar. Yakni, seorang anak. Sekalipun Ara bukanlah anak kandungnya, tapi Dika sangat menyayanginya...