27

313 29 8
                                    

Alisha keluar dari kamarnya sambil mendorong dua koper berisi pakaian dan kebutuhannya yang akan dibawa selama menetap di rumah mertuanya. Sebenarnya sisanya masih ada beberapa, tetapi Alisha membiarkannya, bisa lain kali diambil lagi. Ia masih tidak menyangka bahwa sekarang sudah menikah. Bagaimana tidak, selama ini Alisha terbiasa berteman dengan sepi. Namun, sekarang, ia punya orang lain yang akan tidur bersamanya dan berbagi semua padanya.

Di ruang tengah terlihat Dika sedang mengobrol dengan orang tuanya. Suaminya itu sudah dekat sekali dengan mereka.

Dika, Indra, dan Ana menyadari kedatangan Alisha sontak mereka berdiri dari duduk.

"Ini aja, Ca?" tanya Dika bergegas untuk membawa koper istrinya ke dalam mobil.

Alisha mengangguk. "Iya, Mas."

Saat Dika hendak mengangkat koper itu kegiatannya diinterupsi oleh ayah mertuanya.

"Tidak usah Dika biarkan nanti satpam yang bawa. Sudah mari ke depan," ucap Indra.

Tidak ada bantahan dari Dika tapi sedikit sungkan juga.

Keempatnya berjalan menuju pintu utama.

Ana memeluk tubuh kurus sang putri. Akan sangat merindukan Alisha nantinya.

"Ica, walaupun udah nikah sering-sering mampir ke rumah ya nengokkin Mama sama Papa. Kalau Kakak pulang dinas Adek pulang ke sini juga ya, Sayang." Sekalipun Alisha membawa aib besar di masa lalu, tetapi Ana tidak pernah menyesal telah melahirkannya. Ia sudah memafkan semua kekhilafan yang Alisha pernah ciptakan di umurnya yang masih belia.

Alisha mengangguk. "Pasti, Ma. Mama doain Alisha ya Ma biar bisa jadi istri yang baik dan pernikahannya bahagia terus."

"Aamiin. Mama selalu menghadirkan anak-anak Mama di dalam doa Mama, Sayang." Diciumnya kening dan kedua pipi Alisha penuh sayang.

Bergantian, kini Alisha memeluk Indra.

"Papa, maafin Ica."

Indra teringat kembali dulu ia membiarkan Alisha mengasingkan diri jauh dari keluarga.

"Ica, hei Papa udah maafin kamu. Kita gak perlu bahas masa lalu lagi ya, kubur itu dalam-dalam. Sekarang Dika sudah bersiap untuk memberikan kebahagiaan dalam hidup kamu, Nak. Ikuti semua ucapannya, hormati suami kamu, tapi jangan takut untuk menegur Dika jika dia melakukan hal yang salah. Pernikahan itu dijalin oleh dua orang yang saling mencintai," jelas Indra panjang lebar.

Lantas Alisha mengangguk.
"Ica akan selalu patuh sama, Dika."

Dika mendengarnya merasakan kesejukan di dalam hatinya itu.

"Jangan sekali-kali kalau punya masalah langsung gegabah pulang kemari ya, Ca. Kalau kalian ditimpa masalah usahakan orang lain gak ada yang tau. Tapi Mama sama Papa juga bersedia membantu bila kalian membutuhkan pihak ketiga kalau sudah tidak tahu harus mengambil solusi apa untuk menyelesaikan masalah itu. Paham 'kan kalian berdua?" tanya Indra membuat pasangan suami-isteri baru itu praktis mengangguk paham.

Alisha melingkarkan lengannya diantara lengan Dika. Bergelayut manja pada sang suami.

"Kita pulang ya, Ma, Pa," ucap Dika.

Inda dan Ana mengangguk.

"Cepet ngasih kita cucu ya," goda Ana.

Maka Dika dan Alisha hanya tersenyum simpul. Masih malu-malu kalau sudah disinggung harus segera punya momongan.

Keduanya masuk ke dalam mobil.

Alisha membuka jendela. Melambaikan tangan ke arah orang tuanya itu.

"Assalamualaikum," salam Alisha harus siap meninggalkan rumah tempat dia dilahirkan dua puluh tiga tahun yang lalu itu. Kenangan di sana takkan terlupakan.

Ideal Papa✔️ [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang