21

310 30 8
                                    

Maaf baru bisa update udah kuliah offline nih. Kalian sudahkah?

Happy reading❣️









Bertempat di hotel The Ritz Carlton Jakarta, Pacific Palace, malam ini Dika sudah mengumpulkan beberapa orang untuk acara makan malam bersama. Yakni Surendra dan istri sebagai tamu istimewanya. Sejak menjadi direktur utama dia banyak bertemu dengan orang-orang penting jadi untuk berbincang-bincang bersama para orang tua seperti ini maka Dika sudah bisa beradaptasi.

Acara makan malam ini dari sudut pandang Surendra dan Fatih jelas sangat mendadak. Tiba-tiba saja siang tadi mereka diundang Dika untuk makan malam bersama. Namun, bagi Dika ini sudah momentum yang tepat setelah ia berhari-hari berpikir sampai berhasil membuat satu keputusan baik ini.

"Ayo Om Surendra, Tante Ana, makanannya dinikmati," ujar Dika pada orang tuanya Alisha itu. Lalu, ia pun tidak terlupa menawarkan pada orang tuanya sendiri. "Ma, Pa, ayo makan."

Fatih tampak senang sekali melihat Dika malam ini.

"Anak Papa udah dewasa banget udah bisa mengatur acara makan malam bersama untuk teman bisnis kita," ucapnya.

Dika sekedar tersenyum. Kembali mengkomandoi semuanya untuk memulai menikmati semua menu makanan yang sudah ada di meja makan.

Kenyataan yang sesungguhnya adalah dirinya tidak mengadakan acara makan malam ini semata-mata untuk membahas bisnis dan pekerjaan.

"Perusahaan Fathailah semakin berkembang pesat setelah Dika yang meng-handle ya," ujar Surendra.

Fatih mengangguk setuju.
"Aku pikir kami tinggal liburan ke Bali maka perusahaan akan tidak terurus, taunya Dika membuat nama perusahaan Fathailah semakin bersinar. Terima kasih ya, Putraku."

"Dika masih terus belajar kok, Pak," balas Dika seadanya.

Maka semuanya menyantap makanan mereka dengan nikmat. Hanya sesekali membuka mulut. Tidak baik juga kalau makan sambil berbicara.

Pemandangan kota Jakarta dari hotel itu bagus sekali. Pelayanannya pun baik dan desain hotel sangat mewah. Berharap bahwa tamu-tamunya menyukai yang semua sudah Dika persiapkan.

Dika duduk tegak sembari merapikan pakaiannya.

"Sudah bisa kita bicara?" tanya Dika pada semua yang ada di meja makan itu. Sebenarnya, Dika membawa Ara juga tapi di meja yang berbeda bersama Surya dan Iren. Mengingat tujuan acara malam ini senantiasa Dika peruntukkan demi kepentingan masa depan Ara.

Mulai dari appetizer,main course, dan dessert sudah mereka cicipi. Surendra dan istri mengangguk, begitu juga dengan Fatih dan Vita, di mana mereka berempat sudah memasang wajah penasaran ingin tahu maksud dan tujuan Dika mengumpulkan mereka semua.

"Silahkan," ucap Surendra. Menambah kepercayaan diri Dika untuk memulai obrolan.

"Om Indra, Tante Ana, saya Dika izin ingin melamar Alisha, anak kedua kalian." Apa-apaan ini. Dika berhasil membuat dua keluarga tercengang habis-habisan.

Surendra akrab dipanggil indra oleh kolega bisnisnya. Ia menelisik Dika serius. Ingin mencari kejujuran pada kedua matanya. Maka, yang ditemukan memang Dika seperti sedang tidak ingin bercanda malam ini.

Aura kepimpinan yang berwibawa terpancar. Membuat Indra cukup kaget dengan perubahan karakter Dika yang terakhir kali ditemui masih pecicilan macam bocah seumurannya.

"Kamu sudah mengenal Alisha? Kalian pertama kali bertemu di pesta kelulusan kamu itu saja 'kan, Dika?" tanya Surendra.

"Iya pada awalnya, tapi saya pun tidak akan menyangka saya dan Alisha semakin dekat setelah acara kelulusan itu. Ara, anak saya sangat menyukai Alisha, dia selalu ingin ketemu sama Alisha, Om. Sampai beberapa waktu lalu saya dan Ara pergi ke Bandung untuk nemuin Alisha. Saya sudah cukup mengenalnya sekarang," jelas Dika panjang lebar. Masih pembukaan sebab Dika ingin menjelaskan semuanya sampai para orang tua percaya dengan keputusannya ini yang mungkin terkesan terlalu terburu-buru.

Ideal Papa✔️ [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang