04

752 79 5
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dika bisa membayangkan kalau sekarang Joseph, Tio dan Jeff sedang tertawa puas mengejek dirinya yang malah berakhir terkurung di dalam rumah seperti ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dika bisa membayangkan kalau sekarang Joseph, Tio dan Jeff sedang tertawa puas mengejek dirinya yang malah berakhir terkurung di dalam rumah seperti ini.

Tidak bisa ke mana-mana karena kemarin kedua orang tuanya baru pulang ke Indonesia setelah perjalanan bisnis. Kalau Fatih sudah di rumah jangan harap Dika bisa keluyuran, tidak akan, karena Dika hanya akan disuruh terus belajar.

Untuk seseorang yang baru putus cinta biasa ditemui akan mengurung diri di kamar saja. Namun, Dika malah terlihat menjalani hari-hari tanpa beban apalagi rasa sedih. Ia lebih suka menemani Ara daripada terlarut dalam kesedihannya setelah putus dengan Lila kemarin sore. Pun, tadi malam Lila masih menghubungi dirinya untuk meminta maaf guna ingin mengembalikan hubungan mereka yang sudah kacau karena ulahnya sendiri.

Sayangnya, Dika tidak mengikuti permintaannya. Menurut Dika mereka memang sudah tidak cocok bila semakin lama bersama.

Lamunan Dika buyar ketika suara Mbak baby sitter atau bernama Irene itu menginterupsi. Dika betul-betul tidak menyangka kalau papanya bisa menemukan Mbak Irene entah di mana karena untuk seorang baby sitter Mbak Irene jelas cantik banget. Tidak kelihatan sama sekali usianya sudah tiga puluh tahun.  Tapi Mbak Irene sudah punya suami di kampung.

"Mas Dika jagain baby Ara dulu ya, Mbak mau nyiapin air buat mandiin baby Ara sebentar," ucapnya.

Dika tersenyum dan mengangguk iya.

Sepeninggal beliau maka Dika menggendong anaknya.

Ditatapnya wajah Ara dalam-dalam.

"Cantik," ucap Dika.

Tiap kali melihat bayi itu hati Dika betul-betul tenang. Yang saat ini Dika pikirkan adalah tentang kebahagiaan Ara sampai nanti ia sudah tumbuh dewasa. Dika tak apa kehilangan kekasihnya, asal tidak pernah kehilangan Ara.

Tidak lama Mbak Irene datang lagi.

Kali ini ia kelihatan gelisah.

"Kenapa, Mbak?" tanya Dika.

"Anu Mas... popok baby Ara, sabun shamponya pun udah mulai habis. Mbak juga belum cek susunya nih," jawab Irene.

Kebutuhan bayi memang sangat banyak. Dika memahami hal itu. Apalagi bulan kemarin ia sudah menghabiskan uang banyak untuk membeli furnitur bayi. Dika betul-betul belanja dengan boros melengkapi kebutuhan bayinya.

Ideal Papa✔️ [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang