Tiga tahun kemudian. Setelah penantian panjang dan melelahkan akhirnya hari itu pun datang, hari di mana Dika akan resmi menjadi seorang sarjana ekonomi. Suara riuh di dalam auditorium hotel membuat Dika ikut merasakan kebahagiaan mereka.
Di samping kanan kirinya tampak kedua orang tuanya sejak tadi mendampingi. Sebelum pukul 08. 00 wisudawan/wati sudah harus berkumpul di sana. Upacara sebelum pengukuhan lumayan lama, sementara Dika sudah tidak sabar untuk mendapatkan ijazahnya, pun ingin dinyatakan sebagai lulusan cumlaude tahun ini.
Ibunya terus mengingatkan supaya jangan gugup, sedangkan ayahnya serius menyaksikan berbagai rangkaian acara wisuda. Astaga, lama sekali. Dika terus melihat jam di ponselnya. Foto putrinya sebagai wallpaper cukup meredakan rasa gugupnya.
Jantung Dika semakin berdetak kencang setelah namanya disebut. Dika menyalami tangan kedua orang tuanya lalu berdiri mengikuti barisan di depannya.
Gelar S.E. ini Dika dedikasikan untuk orang tua dan Ara, anaknya. Di depan ketua senat, pemindahan kucir toga yang semula masih di sisi kiri tapi kini sudah berpindah ke sisi kanan dilakukan. Kemudian, bergeser ke kanan sedikit untuk menerima ijazah, dan akhirnya kembali lagi ke tempat duduknya. Dika resmi berhasil menyelesaikan pendidikan strata satu hari ini. Serta kabar yang tak kalah membahagiakan adalah Dika yang berhasil menjadi salah satu bagian dari lulusan terbaik.
"Good job." Fatih menepuk punggung putranya ketika mereka berpelukan. Setelah ini ia ingin Dika belajar mengurus perusahaan mereka yang kelak akan menjadi milik anak satu-satunya itu.
"Congratulations, anak Mama!! Mama bangga banget sama kamu, Dika!" Vita sudah menangis. Orang tua mana yang tidak bangga melihat anak mereka menyelesaikan pendidikan sarjananya?
"Terima kasih banyak Pa, Ma, udah menguliahkan Dika sampai selesai. Setelah ini Dika akan buktikan kalau Dika bisa membuat kalian bangga. Dika akan ikuti kemauan Papa buat megang perusahaan," ucap Dika. Keinginan Dika untuk melanjutkan S2 apakah ada? Jelas ada. Namun, tidak untuk sekarang. Dika berencana akan bekerja dahulu karena punya mimpi untuk membeli rumah dan mobil baru dengan hasil keringatnya sendiri. Ia ingin membawa Ara tinggal berdua di rumah masa depan mereka.
"Gitu dong!!" Terdengar sangat senang dalam kalimat Fatih. Memang ini yang dia harapkan. Putranya bisa menggantikan posisinya sebagai pimpinan perusahaannya yang bergerak di bidang manufaktur. Mengingat beberapa tahun ke depan ia sudah pensiun.
"Udah selesai acaranya, kan? Ayo keluar. Di luar Mbak Iren, Ara sama temen-temen kamu udah nungguin, sayang," ucap Vita pada Dika.
Dika mengangguk.
Begitu acara wisuda selesai berbondong-bondong wisudawan/wati tadi keluar dari gedung.
"Papa."
Dika berlari menghampiri bocah perempuan menggemaskan itu. Tidak bisa berkata-kata lagi. Hari ini Dika merasa sangat-sangat bahagia berbeda dengan hari yang lain.
"Papanya Ara nih boss. Happy graduation ya njing. Udah resmi sarjana trus cumlaude juga. Gue kan yang ngajarin lo, Dik?" seru Tio sembari menyodorkan buket bunga mawar yang ukurannya sangat besar. Sekalipun ia laki-laki tapi tidak malu membawa bunga seperti itu.
Lantas Dika menerimanya sambil mengucapkan terima kasih. Padahal ia ingin cepat-cepat menggendong Ara tadi tapi sahabat-sahabatnya langsung menghalangi karena ingin mengucapkan selamat.
"Pala lo dua! Gue capek-capek begadang , bolak-balik kampus ketemu dospem, dengan seenak congor lo bilang lo yang ngajarin gue!" Tidak ada kata damai kalau Dika dan Tio sudah bertemu. "Thanks bunganya."
"Sama-sama. Abis ini gas nikah gak sih, Dik?" Lagi-lagi Tio bercanda.
Baru akan Dika balas ucapannya tapi Fatih terlanjur menimpali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ideal Papa✔️ [END]
Romance[SUDAH TAMAT] PLAGIAT DILARANG MENDEKAT!!! Judul sebelumnya "So, Let's Love!" Di umurnya yang masih muda, Dika sudah dibebankan oleh tanggung jawab besar. Yakni, seorang anak. Sekalipun Ara bukanlah anak kandungnya, tapi Dika sangat menyayanginya...