CHAPTER 04

159K 8.5K 456
                                    

"tidak usah memberikan janji jika akhirnya hanya untuk di ingkari."

"Van, temen lo tuh murung terus kenapa dah?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Van, temen lo tuh murung terus kenapa dah?"

"Temen kita" koreksi Devan sambil menjitak kepala Jean

"Biasa, masalah anak remaja. Kalian remaja jompo gausah kepo" saut Sagara ikut nimbrung, sedari pulang dari caffe Rafael diam saja dan langsung menuju kamar.

Memang beberapa saat yang lalu Rafael pergi ke caffe untuk membeli kopi sendirian, dan pulangnya kenapa malah kayak orang putus cinta ya? Iya, Rafael kayak orang galau, Ketiganya jadi bingung sendiri.

"Kayak abis putus cinta aja tuh anak"

"Emang dia pernah pacaran?" Tanya Devan

"Ya enggak sih" Jean menyengir

"Kalian ngerasa gak? Kalau sejak Rafael pulang duluan dari club kemarin. Dia jadi aneh" tanya Sagara yang langsung di angguki oleh keduanya

"Iya, pas gue nanya tadi Rafael diem aja tuh" balas Jean, ia yang tadinya fokus dari handphone langsung mengalihkan pandangannya ke arah Sagara

"Dahlah, mending kita gak ikut campur" final Devan, ia tak ingin ikut campur lebih jauh tentang masalah Rafael, selagi lelaki itu tak membuat kesalahan yang besar.

Rafael duduk bersender pada dinding kamarnya yang benuasa serba hitam, helaan nafas gusar beberapa kali keluar dari mulutnya.

Sudah hampir satu jam dirinya menyendiri di kamar, ketiga temannya juga sudah pamit pulang 10 menit yang lalu. Namun perasaan Rafael masih belum bisa tenang, entah kenapa hatinya selalu dibebani perasaan bersalah pada Aleesha.

Ditambah kejadian tadi membuat rasa bersalahnya semakin besar, sebenarnya Rafael ingin bertanggung jawab. Namun apa bisa? Mengingat usianya yg masih 17 tahun dan dirinya juga punya cita cita yang harus di perjuangkan. Rafael juga tidak yakin jika Aleesha akan bahagia bersama dengannya.

Pada akhirnya lelaki itu memutuskan untuk merebahkan diri di kasur empuknya, memikirkan Aleesha membuat kepalanya terasa pening. Namun belum sempat ia memejamkan mata, suara ayahnya membuat Rafael mengurungkan niatnya untuk tidur. Cowok itu mendengus pelan, ia segera bangkit dari kasurnya dan berjalan menuju pria yang baru saja memanggil namanya.

"Kenapa, yah?" tanya Rafael masih dengan muka bantal, rasanya sekarang Rafael ingin sekali memejamkan matanya

"Setengah jam lagi akan ada meeting penting, bersiap-siap lah." Ucapnya, masih dengan mata yang sibuk menatap laptop. Anggara, pria berusia 43 tahun yang merupakan ayah kandung dari Rafael, seorang pengusaha terkenal yang dikenal keras dalam mendidik Rafael, putra tunggalnya.

R A F A E L (Young papa!)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang