" percayalah, takdir yang saat ini kamu anggap menyakitkan suatu saat akan menjadi kebahagiaan "
Aleesha membuka pintu apartemen tersebut dengan sedikit tergesa gesa, perempuan itu mendengar suara tangisan yang kencang dari dalam apartemennya
Dari jauh, ia bisa melihat Amara-ibu mertuanya yang sedang menggendong Kal. Bayi laki laki itu tidak kunjung berhenti menangis sejak beberapa menit yang lalu, bahkan saat diberikan susu ia masih tetap menangis kencang
"Kal kenapa, bun?" Rafael tampak terburu buru meletakkan beberapa perlengkapan Aleesha yang ia bawa dari rumah sakit tadi lalu menghampiri bundanya yang sedang menggendong kal
"Ini kalandra rewel terus dari tadi, padahal biasanya baik baik aja" balas Amara berusaha menenangkan kalandra yang terus menangis kencang
"Biar aku yang gendong" Rafael mengambil alih bayi laki laki tersebut ke dalam gendongannya, sementara Aleesha tetap terdiam. Ini bagaikan mimpi bagi dirinya
Amara yang baru saja menyadari kehadiran Aleesha tersenyum senang "udah baikan, sayang?" Wanita paruh baya tersebut menghampiri Aleesha yang terlihat gugup
"I-iya bunda" Aleesha tersenyum kikuk, ia tidak tau harus berbuat apa
Amara menghampiri Aleesha lalu merangkul pundaknya, "udah mendingan? Buat sementara kalau kamu masih sakit, biar bunda sama fael aja yang jagain kal" ucapnya sambil membawa Aleesha mendekati Rafael yang sedang menggendong kalandra
Aleesha melihat bayi yang sedang berada dalam gendongan suaminya tersebut, ia tertegun untuk beberapa saat. Aleesha merasakan sensasi aneh yang benar benar luar biasa ketika melihat anaknya untuk pertama kalinya
Ternyata benar, bayi kecil tersebut benar benar mirip dengan Rafael. Aleesha sama sekali tidak mendapatkan bagian
Rafael yang melihat Aleesha terus memandangi kalandra lantas menawarkan sesuatu "Mau coba gendong?"
"Boleh?" Mata Aleesha mengerjap pelan
Amara yang melihat Rafael dan aleesha hendak berduaan akhirnya memutuskan untuk keluar saja, wanita paruh baya tersebut turut senang ketika melihat Aleesha dan Rafael yang sudah begitu dekat. Ia berharap tidak ada lagi masalah di antara keduanya.
"Bunda, mau kemana?" Rafael menatap heran ke arah Amara yang tampak terburu buru ingin pergi
"Bunda masih ada urusan dibutik, kalau kalian butuh sesuatu telepon aja, ya" Ucap Amara yang di angguki oleh Rafael. kemudian dirinya langsung melangkahkan kakinya keluar dari apartemen
Suasana apartemen tersebut kembali canggung, kalandra yang tadinya menangis kencang mulai berangsur angsur diam. Tampaknya bayi kecil tersebut tau jika mamanya ada disini
"Sini"
Rafael menyerahkan kalandra kepada Aleesha dengan pelan, karena tau Aleesha pasti belum terbiasa menggendong seorang bayi
KAMU SEDANG MEMBACA
R A F A E L (Young papa!)
Подростковая литератураBagaimana jadinya jika seorang pria dingin menjadi ayah di usia 17 tahun? 𝕽𝖆𝖋𝖆𝖊𝖑 𝖘𝖊𝖗𝖎𝖔𝖓 𝖆𝖉𝖒𝖆𝖏𝖆 𝖆𝖓𝖉 𝕬𝖑𝖊𝖊𝖘𝖍𝖆 𝖈𝖍𝖆𝖓𝖙𝖎𝖐𝖆 𝖘𝖙𝖔𝖗𝖎𝖊𝖘 ----- Kesalahan satu malam berhasil membuat seorang ketua osis bernama Rafael mau...