" badai akan membuat hancur seisi rumah, jika rumah kita tidak terlalu kokoh untuk menahannya "
Matahari bersinar terik, menyilaui seorang perempuan yang masih berada di alam bawah sadarnya. perlahan, kedua kelopak mata Aleesha mulai terbuka. ia mengucek matanya sendiri yang tampak begitu berat
begitu tersadar total, perempuan tersebut membelalakkan matanya. ah sial, ini sudah jam sebelas siang dan dirinya baru bangun? Aleesha segera bangun dari posisi tidurnya dengan spontan
"Aa-ashh"
ia meringis pelan, tubuhnya remuk. Tidak sengaja selimut yang tengah perempuan tersebut kenakan melorot, memperhatikan area dadanya yang penuh dengan tanda kissmark ke unguan
"Tutup tubuh lo yang bener!"
Aleesha terkejut, ia segera menoleh ke arah sumber suara yang familiar tersebut. terlihat Rafael yang sedang berada di depan cermin sambil mengancingi jas hitam nya
Aleesha segera menutup kembali area tubuhnya yang tadi terekspor sebelum terkena cercaan dari pria tersebut lagi. Perempuan itu terdiam seribu bahasa, ia tidak tahu apa apa. Tapi ketika ada masalah yang terjadi, semuanya akan dilampiaskan pada tubuhnya
Aleesha semakin diam menunduk, ia meremas kuas selimut yang tengah digunakan. Rasanya seperti dijadikan sebuah pelampiasan semata.
"gak usah nangis! Mau tanggung jawab apa lagi? kita udah nikah" Rafael melirik ke arah Aleesha yang masih tampak tertunduk sambil terisak kecil
tanpa berkata sepatah katapun, pria itu kembali berlalu meninggalkan Aleesha sendirian didalam kamar. keadaan ruangan besar bernuasa putih tersebut kembali sunyi
Aleesha mengusap air mata yang keluar dari matanya dengan kasar, ia memperhatikan kasur yang sudah seperti kapal pecah. pakaiannya berserakan kemana mana
Ia kembali menghela nafas, pikirannya kembali bertanya tanya mengapa Rafael berubah seperti ini? Mulai dari nada bicaranya, bahkan sikapnya yang tidak sehangat biasanya. Padahal Aleesha tidak tahu menahu tentang masalah pria tersebut
karena sudah tidak ada orang lain selain dirinya disana, perempuan itu akhirnya menyibak selimut yang tadinya melilit tubuh polosnya. Aleesha kemudian beranjak berdiri dari posisinya, namun ia kembali jatuh lantaran pangkal pahanya yang terasa nyeri
Aleesha meringis pelan, tubuhnya benar benar lecet. Bahkan untuk berdiri saja sekarang ia tidak bisa. perempuan tersebut menahan nafasnya dalam dalam
"ayo esha, bangun! jam segini pasti kalandra udah bangun dari tadi" ucapnya pada diri sendiri
Berbekal pegangan pada tembok, akhirnya Aleesha bisa berjalan dengan sedikit tertatih menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya sendiri
KAMU SEDANG MEMBACA
R A F A E L (Young papa!)
Teen FictionBagaimana jadinya jika seorang pria dingin menjadi ayah di usia 17 tahun? 𝕽𝖆𝖋𝖆𝖊𝖑 𝖘𝖊𝖗𝖎𝖔𝖓 𝖆𝖉𝖒𝖆𝖏𝖆 𝖆𝖓𝖉 𝕬𝖑𝖊𝖊𝖘𝖍𝖆 𝖈𝖍𝖆𝖓𝖙𝖎𝖐𝖆 𝖘𝖙𝖔𝖗𝖎𝖊𝖘 ----- Kesalahan satu malam berhasil membuat seorang ketua osis bernama Rafael mau...