CHAPTER 18

120K 7.2K 789
                                    

"semesta, aku ingin bertanya. yang jahat itu orang ketiga atau dia yang membuka pintu hati untuknya?"

 yang jahat itu orang ketiga atau dia yang membuka pintu hati untuknya?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Satu gelas lagi!"

Devan menatap Rafael tak percaya, selama ia berteman dengan Rafael. Devan sama sekali tidak pernah melihat laki - laki itu minum alkohol, berbeda dengan sekarang

"Lo udah habis banyak minum, nanti mabok" Devan merampas secara paksa minuman yang berada di genggaman Rafael

Rafael menatapnya kesal, "lo gak tau apa - apa" sinis nya lalu merebut kembali minumannya di tangan Devan

"Gue emang gak tau apa - apa, yang gue tau cuma istri lo lagi hamil. Kalaupun lo mabuk gue gak perduli jika bukan karena Aleesha" sentak Devan ikut emosi

Memang sejak pertengkaran tadi, Rafael menelpon Devan untuk ikut dengan nya ke bar. Hanya Devan, Sagara dan Jean tidak ikut

"Lo kenapa lagi sih?" Devan heran dengan Rafael yang wajahnya suram, seperti nya baru saja ada masalah yang terjadi, namun sejak tadi Devan hanya diam tidak berani bertanya

"Masalah kecil" cicit Rafael lalu kembali meminum alkohol nya, entah sudah berapa gelas yang diteguk Rafael

Devan menghela nafas kasar, "pulang, gue anter" lelaki itu sudah beranjak dari duduknya, menarik secara paksa tangan Rafael

"Gue gak mau pulang." Sinis Rafael yang sudah setengah sadar, kadar alkohol yang tinggi membuat kesadaran nya perlahan menghilang

Devan berdecak kesal, jika Rafael bukan sahabatnya. Pasti ia sudah dari beberapa jam lalu meninggalkan Rafael di bar sendirian, namun karena masih memiliki rasa kemanusiaan. Devan tetap mau menemani Rafael "udah mabok juga" cibir Devan sambil memapah tubuh Rafael yang sudah lemas

Devan melirik Rafael sebentar "lo kalau gue bawa ke apartemen kira - kira bakal bobol Aleesha lagi gak?" Tanya Devan bodoh

"Sesuai kemauan gue." Jawab Rafael ngelantur, dengan susah payah Devan dapat menahan tubuh Rafael agar tidak jatuh

"Bodo amat lah, yang penting kalian udah nikah" serobot Devan, dimana lagi ia harus membawa Rafael tengah malam begini jika bukan ke apartemen

~

Disisi lain, Aleesha tampak mondar mandir di balik pintu apartemen. Sudah pukul satu dini hari, tidak ada tanda tanda jika Rafael akan pulang. Handphone lelaki itu juga tidak aktif sejak pertengkaran tadi

Aleesha cukup merasa bersalah telah mengatakan hal yang tidak tidak tadi. Pasti Rafael marah padanya, Aleesha juga sudah berinisiatif untuk meminta maaf saat Rafael pulang. Tapi sayangnya sampai saat ini pria itu belum pulang. Kemana sebenarnya Rafael??

Sebuah ketukan pintu menyadarkan Aleesha dari keheningannya, buru - buru Aleesha membukakan pintu

"Devan?"

R A F A E L (Young papa!)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang