Bab 3: Lulu!

71 11 1
                                    

Murid-murid di dalam kelas Zahra berhamburan ke luar bak hewan-hewan ternak yang tergiring ke luar kandang.

Zahra memilih berdiam diri di dalam kelas dan ingin segera kabur ke alam mimpi. Jika bisa, ia ingin tak pulang kembali.

Namun, tiba-tiba seorang pria masuk ke dalam kelas.

"Zahra enggak ke kantin?" tanya Ali kemudian duduk di kursi yang terletak di depan meja Zahra.

Zahra mengangkat Kepalanya, lalu menggeleng lemah.

"Zahra minus berapa?"Ali meraih kacamata Zahra yang tergeletak di atas meja.

Zahra menghela napas berat. Ia tidak nafsu bicara.

"Dua," jawab Zahra.

Ali melirik lengkungan hitam di bawah mata Zahra serta bibir Zahra yang pucat.

"Lo sakit?" nada bicara Ali terdengar khawatir. "Mendingan lo ke UKS aja, istirahat," saran Ali.

Zahra memandang sinar di mata Ali yang hangat, menembus ke dalam jiwanya.

"Gue baik-baik aja."

"Jangan sok kuat. Muka lo enggak bisa bohong."

Zahra menangkap senyum tulus menghiasi wajah Ali.

"Mau gue anter ke UKS?"

Cukup lama Zahra dan Ali saling tatap, seolah mencari sesuatu dari manik terdalam satu sama lain.

"Ih, Ali ngapain duduk di tempat Dwi! enggak usah ngomong sama Zahra! Zahra itu sahabatnya Lulu! enggak boleh diambil! enggak boleh deket-deket! bukan mahram!" Lulu tiba-tiba datang kemudian menggoyang-goyangkan tubuh Ali kencang.

"Ih, apaan sih Lulu!" Ali mencoba melepaskan kedua tangan Lulu di tubuhnya.

"Itu kacamata siapa lagi? Ali 'kan enggak minus!" Lulu merebut kacamata di tangan Ali kemudian membantingnya keras ke lantai.

"Lulu!" pekik Ali dan Zahra berbarengan.

Zahra memungut kacamatanya di lantai dengan kondisi satu kaca yang terlepas dari bingkainya.

"Biar gue benerin, ya, Ra," pinta Ali. Namun, Zahra bergeming. Gadis itu memejamkan kedua matanya sambil menarik napas dan memgembuskannya. ia berusaha untuk tetap tenang.

"Li, gue ke UKS, ya, kalau udah bel bilangin ke guru gue enggak enak badan." Zahra bangkit dan melangkah keluar kelas. Ali menatap punggung Zahra yang hilang dimakan pintu.

"Lulu kenapa banting kacamata Zahra, hah?" Ali naik pitam. Ia melayangkan tatapan membunuh ke wajah Lulu.

"Ih, Lulu enggak tau kalau itu punya Zahra," jawab Lulu super duper polos.

Ali mengacak-acak rambutnya frustasi.

AzzahraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang