Bab 25: Bahagia

21 5 0
                                    

Di sebuah balkon kamar yang dilengkapi dengan sebuah sofa, meja bundar dan pagar kaca tinggi, tampak Seorang Ali sedang duduk sambil murojaah.

Murojaah adalah menjaga hafalan Al-Quran dengan terus-menerus mengulangnya guna meraih mutqin atau kuat dalam bacaan, hafalan, pemahaman dan pengamalan para hafizh Quran.

Ali mempunyai 'azam dan himmah aliyah ( kemauan atau cita cita yang kuat ) untuk menjadi salah satu dari para penjaga Al-Qur'an.

"Shadaqallahul 'adzim wa balagha rasuluhul karim wa nahnu 'ala dzalika minasy syahidin. ( Maha benar Allah Yang Maha Agung dan Rasulnya yang mulia telah menyampaikan dan kami atas hal itu termasuk orang-orang yang bersaksi )

Ucap Ali ketika rampung murojaah Al-Qur'an satu juz.

Pria itu mendongakkan kepalanya, ditatap olehnya langit malam yang bertaburan bintang.

Hembusan angin malam membawanya pada ingatan satu tahun silam. tatkala jiwa nya ditampar oleh seorang Azzahra, gadis yang tiap gerak tubuhnya bagaikan magnet.

Sejak kejadian di perpustakaan kala itu, Ali memilih untuk menjaga interaksi dengan Zahra. Walau terkadang sesekali terbesit di benaknya untuk mendekati dan menggoda gadis itu, namun berkat surat ke 17 ayat 32 dalam Al-Qur'an yang selalu terngiang-ngiang di benaknya, membuat ia mengurungkan segala keinginan nafsunya.

Bibir pria itu terangkat membentuk senyuman.

Teringat olehnya kisah pada masa putih Abu-abu. masa yang diwarnai dengan kenakalan, persahabatan dan percintaan yang bersatu padu membentuk lukisan indah dalam ingatan.

Tak lama lamunan Ali pecah, ketika mendengar suara dering ponselnya. Diraih oleh pria itu benda persegi yang tergeletak di atas meja.

Ia mendapatkan panggilan telepon dari Bilal.

[ Assalamualaikum, Lo udah liat pengumuman SPAN-PTKIN belum? ]

SPAN-PTKIN singkatan dari Seleksi Prestasi Akademik Nasional Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri, merupakan seleksi nasional untuk masuk ke perguruan tinggi Islam negeri berdasarkan penjaringan prestasi akademik dengan menggunakan nilai rapor dan prestasi lain, tanpa ujian tertulis.

Sontak, Ali meloncat dari Sofanya.

"Wa'alaikumussalam belum. Gue otw buka websitenya!"

Ia mematikan sambungan telepon, lalu dengan langkah cepat ia memasuki kamarnya dan membuka laptop yang ada di atas meja belajar.

Ali membuka website SPAN PTKIN.

"Alhamdulillah!!! Yesss diterima!!"

Ali berteriak kegirangan.

Tak lama Jari jempolnya bergerak-gerak di atas layar ponsel untuk mencari nomor WhatsApp Zahra.

Kedua matanya berbinar ketika menatap foto profil WhatsApp gadis itu. Rasa rindu seketika menyentuh kalbunya.

Me :

Assalamualaikum, ra.

Gimana kabarnya?

Azzahra :

Wa'alaikumussalam baik.

Me :

Alhamdulillah gue diterima di Universitas Islam Negeri ******* jurusan komunikasi dan penyiaran Islam.

Lo dimana, ra?

Azzahra :

Gue di Akademi kebidanan *******.

Me :

Alhamdulillah ya, ra.

Ali menaruh ponselnya di atas meja, rekah senyuman melebarkan sudut bibirnya.

Ah, malam ini sungguh membuatnya hatinya bahagia bercampur haru.

Diterima di universitas favorit menyalakan semangatnya untuk menggapai impian dan cita-cita.

********

Di pucuk pagi, Kilauan cahaya mentari menyambut seorang gadis yang mengendarai motor matic di jalan raya ibu kota.

motor nya bergerak dengan lincah membelah jalan raya yang disisi kanan kirinya terdapat gedung-gedung pencakar langit yang terbangun apik.

Gadis yang memakai helm berwarna pink itu tersenyum berseri-seri. Perjalanannya pagi ini terasa penuh energi. hatinya pun tak henti bersorak gembira.

Beberapa menit kemudian, motor Zahra tiba di depan pagar Panti Asuhan Muaz Bin Jabal.

Gadis itu turun dan membuka helmnya.

Tangannya bergerak hendak melepas ikatan tali karet yang mengikat sebuah kardus di jok motornya.

Setelah ikatannya terlepas, gadis yang memakai pashmina sifon motif bunga itu mengangkat kardusnya dan berjalan memasuki bangunan panti.

"Assalamualaikum, bu" ucap Zahra ketika tiba di ruangan pengasuh panti.

"Wa'alaikumussalam"

Zahra meraih tangan Bu Ayu lalu mencium punggung tangan wanita itu.

"Zahra mau ngasih vitamin-vitamin untuk balita-balita panti"

Gadis itu menyodorkan kardus di tangannya ke arah Bu Ayu.

"Alhamdulillah, terima kasih Zahra"

Bu Ayu menerima kardus itu dengan senyuman manis.

"Zahra izin untuk ketemu baby Zahra boleh 'kan?"

"Boleh dong, Baby Zahra tadi abis sarapan. Terus sekarang lagi main di taman belakang"

Zahra melangkah menuju taman belakang panti.

Ketika tiba di teras belakang panti, langkahnya terhenti ketika menatap Ali dan anak-anak panti sedang bermain permainan ular naga.

Cara bermain permainan ini adalah setiap anak berbaris memanjang, dari depan ke belakang, setiap pemain memegang pundak pemain yang ada di depannya. Kemudian ada dua orang yang berperan sebagai gerbang. Barisan itu akan bergerak melingkar kian kemari bagai Naga yang berjalan-jalan. Sambil menyanyikan lagu, mereka mengitari gerbang yang berdiri di tengah-tengah arena permainan.

Dada Zahra terasa sesak ketika melihat Ali dan seorang wanita berjilbab maroon sedang berpegangan tangan. Keduanya bertindak sebagai gerbang dalam permainan ular naga itu.

Siapa wanita itu? Bukankah Islam mengharamkan seorang lelaki menyentuh wanita yang bukan mahram?

Pertanyaan itu berputar-putar dalam kepala Zahra.

"Kak Zahlaaa!!"

Lamunan Zahra pecah ketika rok nya ditarik-tarik oleh seorang balita.

"Hei..Baby Zahra!"

Zahra mengangkat tubuh Baby Zahra dan mengendong Balita yang sekarang berumur 21 bulan itu.

AzzahraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang