Bab 10: Ratu harimau mengamuk

32 6 0
                                    

"Barang siapa yang membaca Al-Qur'an, mempelajarinya dan mengamalkannya, kelak dihari kiamat dikenakan mahkota dari cahaya yang sinar kemilaunya seperti cahaya matahari. Dan dan bagi kedua orang tuanya masing-masing dikenakan dua jenis pakaian, yang tidak pernah didapatkan di dunia. Maka kedua orang tua bertanya: 'Mengapa kami diberikan pakaian kemulian seperti ini?' Rasul menjawab: 'kerena kalian berdua memerintahkan anak kalian untuk mempelajari Al-Qur'an."(HR. Al Hakim).

********

Saat jam istirahat, di SMK Al-Ghazali, tepatnya di pojokan salah satu kelas, terlihat Olivia dan ketiga temannya sedang menonton drama Korea dari sebuah ponsel. Alur cerita dalam drama korea tersebut menarik dan mampu menggaet ketiga gadis itu untuk ikut merasakan emosi di dalamnya. Beberapa kali mereka berubah-ubah ekspresi mulai dari tertawa, menangis dan marah. ketiganya hanyut dalam serial favorit mereka.

"Liv, ada yang nyariin di depan," ujar seorang pria yang mendekati Olivia.

Olivia mendengus kesal lalu berjalan malas-malasan ke luar kelas. Gadis itu mendapati sosok Ibnu yang berdiri di depan pintu kelas.

"Ada apa, kak?" tanya olivia heran.

"Mau nitipin sesuatu buat Zahra," ucap Ibnu sambil menyodorkan sebuah paper bag berwarna pink ke tangan Olivia.

"Kenapa enggak ngasih langsung ke orang nya, sih? malu ya?" sindir Olivia kepada pria yang terkenal introvert itu.

"Enggak malu," bantah Ibnu.

"Terus kenapa enggak ngasih langsung?" Alis Olivia terangkat dan melengkung.

"Udah ambil aja, nanti kasih ke Zahra pas udah di pondok."

"Oke deh! nasib Olivia menjadi kurir antar barang!" ketus Olivia sambil meraih paper bag yang disodorkan Ibnu.

"Makasih, ya." seutas senyum terlukis di bibir Ibnu.

"Buat Oliv enggak ada?" goda Olivia.

"Nanti, kalau gue udah nikah sama Zahra."

Tak lama Ibnu melengos pergi. Bibir Olivia berubah mengerucut.

Setelah kepergian Ibnu, Shanum yang selalu menguntit kemana pun Ibnu pergi, mendekati Olivia.

"Siniin!" Shanum merebut paper bag di genggaman Olivia.

"Eh, itu buat Zahra." Olivia berusaha merebut kembali paper bag di tangan Shanum, namun usahanya sia-sia.

Shanum membuka paper bag itu, lalu menumpahkan semua isinya ke lantai. seketika speaker murottal Al-Qur'an dan sebuah surat terhempas ke lantai.

Shanum meraih speaker murottal, lalu membantingnya sangat keras ke lantai. Wajah gadis itu memerah seperti disiram air mendidih.

"Kenapa kaka rusakin speakernya?" tanya Olivia, tubuh gadis itu menegang ketika menatap wajah Shanum bak harimau ngamuk yang ingin menerkamnya.

Shanum menarik dagu Olivia. "Bilangin ke si Zahra, jangan sok cantik! Jangan ganjen jadi cewek!" Shanum membuang kasar dagu Olivia.

"Zahra itu enggak pernah sok cantik! Zahra itu emang cantik! Kaka jangan iri deh!" teriak Olivia merasa tak terima sahabatnya difitnah.

"Kalau sekali lagi gue liat Ibnu nitipin barang buat Zahra dan lo kasih barang itu ke Zahra. Lo yang jadi korban!" Shanum menunjuk wajah Olivia dengan jari telunjuknya.

Olivia tertawa meremehkan lalu menepis telunjuk Shanum. "Gue enggak takut!" Olivia membusungkan dadanya dengan tampang menantang.

Tak lama Shanum melengos pergi.

AzzahraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang