Bab 17: Zahra Sayang ....

29 6 0
                                    

Aku selalu menghawatirkanmu dari setiap kesedihan yang akan mencuri senyummu.

(Muhammad Ali Al hafidz)

**********

Mabruuk alfa mabruuk 'alaika mabruuk,

Mabruuk alfa mabruuk 'alaika mabruuk,

Mabruuk alfa mabruuk yawm miiladik mabruuk,

Selamat hari milad,

Semoga dapat rohmat,

Selamat hari milad,

Semoga dapat rohmat,

Dari Allahu Ahad

Hingga hidup selamat.

Lantunan nasyid terdengar syahdu dari mulut Ali. Pria itu berada di atas panggung mini bersama Bilal yang menabuh alat musik darbuka.

Asiyah hanyut dalam alunan yang dibawakan putranya, senandung cinta itu amat menghangatkan kalbunya. Ali, sang anak kebanggaan yang dulu hanyalah segumpal darah dalam rahimnya, kini bermetamorfosa menjadi pria tampan dengan suara menawan.

Ali turun dari panggung lalu memberikan sekuntum bunga mawar untuk Asiyah. Pria itu mencium kening dan memeluk ibunya erat.

Melihat Ali dan Ibunya berpelukan erat. Seketika Zahra teringat serpihan luka yang menancap di hatinya.

"Andai Zahra punya Ibu seperti Ibunya Ali, pasti seneng banget! ya Allah, semoga Mama mendapatkan hidayahmu," lirihnya.

Setelah berpelukan dengan Ibunya, Ali melirik ke wajah Zahra. Zahra hanya diam dengan wajah meredup ditengah-tengah kebisingan anak-anak panti. Ali bisa merasakan kepedihan yang terpancar dari wajah Zahra. Sayap-sayap bidadarinya sedang patah dan rebah bersimbah darah.

Menyadari Ali memperhatikan dirinya, Zahra tersenyum untuk menyembunyikan puing-puing hatinya yang berserakan.

Setelah acara selesai, Zahra menemani salah satu balita panti memberikan makanan kepada kelinci-kelinci di kandang yang terletak di taman belakang panti. Balita perempuan di gendongannya berparas cantik seperti barbie, sungguh memikat hati.

Ali dan Bilal duduk di kursi yang terletak di teras belakang panti, pandangan keduanya mengamati Zahra dengan teliti. Ali tersenyum penuh arti, menyadari sosok Zahra yang selama ini ia kenal bermulut tajam seperti belati, ternyata memiliki sifat keibuan dan keramahan yang menyejukkan hati.

Drett drett drett

Getaran dari sebuah ponsel yang tergeletak di atas meja memecahkan lamunan Ali. Pria itu lalu meraih ponsel milik Zahra.

Ponsel tersebut terkunci dengan pola. Ali mencoba menggambar pola lalu secara kebetulan kuncinya terbuka.

"Wahh ... amazing!" Ali berdecak kagum. "Ternyata polanya sama kaya HP gue! Emang kalau jodoh itu ikatan batin nya kuat!"

Ali membuka Aplikasi WhattApp, lalu membuka sebuah pesan dari nomor tak dikenal.

+62********* :

Assalamualaikum Dek Zahra.

Ini Ibnu Abdillah, Kakak dapet nomormu dari Olivia. Save ya.

Ali tersenyum kecut.

Me :

Voice Note/pesan suara : Zahra sekarang lagi pacaran sama Ali. jangan ganggu!

+62********* :

Lho? Kok suara Ali? Ini sebenernya nomor Zahra atau Ali?

Me :

AzzahraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang