ILYDK - 17 (Revisi)

3.6K 117 0
                                    

Ketika hidup memiliki seribu alasan untuk menangis , kamu harus memiliki setidaknya satu alasan untuk tersenyum.

🌼🌼🌼🌼

Kedua pasutri ini sedang berada di dalam mobil pajero warna hitam menuju rumah mamah Misya , mertua dari Fisya tercinta.
Mereka saling bertukar cerita dan bercanda gurau untuk menyenangkan suasana hati.

"Mas.."Ucap Fisya memanggil suaminya yang fokus dengan arah jalan.

"Iya."Jawab pak Riyan.

"Nanti mampir ke toko roti dulu ya , beli brownies."Ucap Fisya.

"Iya."Jawab pak Riyan singkat.

"Masa dijawab iya doang , apa gitu terlalu singkat jangan balik ke mas Riyan yang dulu , yang datar , ngak suka senyum , ngomong juga irit."Ucap Fisya yang suka cari masalah sama tidak terima dengan jawaban yang singkat itu.

"Emang selama ini mas datar banget ya?"Tanya pak Riyan balik.

"Iya , ngak nyadar berarti selama ini."Jawab Fisya.

"Hehe, emang udah dari tuhan di beri sifat kayak gini jadi ya Alhamdulillah kamu mungkin salah satu orang terpilih yang bisa dapat sifat hangat mas."Ucap pak Riyan dengan tangan terulur mengusap puncak kepala Fisya yang tertutup dengan hijab pashmina hitam.

Fisya merasakan getaran yang sangat cepat di dadanya jantungnya tidak aman dengan love language dengan physical touch. Rasanya seperti terbang ke langit.

Fisya menatap suaminya yang berada di sampingnya yang sedang sibuk menyetir mobil itu.Tanpa di sadari sang empu yang ditatap menoleh ke arah Fisya , karena di tatap balik Fisya jadi salting dan mengalihkan pandangannya ke arah lain.

"Kenapa hmm?"Ucap pak Riyan yang melihat sang istri seperti sedang ingin bertanya.

Fisya yang ditanya seperti itu ia kembali lagi menatap sang suami
"I love you."Ucap Fisya.

Pak Riyan yang mendengar itu hanya tersenyum dan tidak ada niatan untuk menjawabnya.

Hanya hening tak ada balasan dari pak Riyan , biasalah gengsi.

"Mas dijawab gitu dong , masa gengsi terus diturunin gengsinya , aku kan istri kamu bukan orang lain."Ucap Fisya tidak terima karena tidak ada balasan dari ungkapan perasaannya.

"Iya.."Ucap pak Riyan singkat.

"Iya doang, dijawab i love you to ,gitu kan bisa."Ucap Fisya.

"Yaudah itu sudah diwakilkan."Ucap pak Riyan yang membuat Fisya merasa kesal dengan itu.

"Hufft terserah deh mas."Ucap Fisya pasrah yang penting perasaan suaminya ini ada untuk dirinya aja udah bersyukur , emang dasarnya ngak suka ngungkapin langsung tapi sukanya lebih ke tindakan.

"Udah sampai, mau beli brownies kan."Ucap pak Riyan pada sang istri ketika mobil pajero mereka sampai di toko roti.

"Iya , mas mau nitip apaan."Ucap Fisya.

"Apa aja."Jawab pak Riyan.

Fisya turun dari mobil hitam itu , dan berjalan menuju ke arah toko kue yang cukup ramai dengan pembeli

Ia mulai memasuki toko kue yang cukup terkenal itu dan mengambil ranjang untuk meletakkan kuenya.

Ia menggambil brownies coklat dengan taburan chochocip diatasnya 2 bungkus, untuk dibawa ke rumah mertuanya itu , tak lupa dia juga membelikan untuk suaminya ia mengambil 3 buah cupcake rasa coklat, vanilla , dan stroberi, dan kue-kue lainnya.

Setelah semua yang ingin dibelinya sudah masuk ke keranjang ia menuju ke arah kasir dan mengantri.

"Berapa mbak?"Tanya Fisya pada kasir yang sudah menghitung jumlah harga kue-kuenya.

ɪ ʟᴏᴠᴇ ʏᴏᴜ ᴅᴏꜱᴇɴ ᴋᴜ (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang