ILYDK - 09 (Revisi)

4.1K 133 0
                                    

Sederhana namun romantis adalah ketika kamu dan dia berada dalam satu ruang yang sama dan menghadap kiblat yang sama dengan doa yang sama , dalam suatu ikatan halal.

🌼🌼🌼🌼🌼

Hari ini adalah hari dimana semua orang memilih untuk refreshing atau hanya sekedar melepas penat , weekend itu hari yang ditunggu-tunggu kehadirannya.

Pagi ini Fisya bangun pukul 04.00 untuk membantu mamah mertuanya dan juga membereskan barang-barang untuk pindah ke rumah barunya bersama sang dosen yang kini sudah menjadi tempatnya untuk pulang.

"Pagi mas."Ucap Fisya.

"Pagi, kamu udah beres-beres?"Tanya pak Riyan.

"Iya udah , punya mas juga udah sekalian tadi."Jawab Fisya.

"Makasih."Ucap pak Riyan.

Disini ditempat ini Fisya benar-benar sangat bahagia dengan kehidupannya, tapi di balik semua senyumnya ia masih menyimpan masalah tentang kehidupannya di masa lalu yang nantinya bisa saja terjadi pada dirinya lagi , ia ingin membicarakan masalah ini pada suaminya tapi dia ragu apakah suaminya mau menerima semua yang ada pada dirinya di masa lalu , atau malah sebaliknya.

"Ayo kita berangkat , semuanya sudah bereskan?"Tanya pak Riyan.

"Iya udah , nanti mamah misya ikut ngak mas?"Tanya Fisya.

"Katanya ikut ."Ucap pak Riyan.

"Yaudah ayo berangkat."Ajak Fisya.

Fisya berjalan sambil mengangkat barang bawaannya yang ada di tasnya yang berat , mungkin hanya berisi baju-bajunya.
Ia membawanya tapi ditegur oleh sang suami.

"Fisya ngapain kamu ngangkat itu ,biar mas aja."Ucap pak Riyan menegur.

"Gapapa mas ini nggak berat."Ucap Fisya tidak apa-apa padahal itu berat.

"Udah sini kamu tunggu di mobil aja."Ucap pak Riyan sambil menenteng tas yang di bawa Fisya tadi menuju mobilnya.

"Hehe iya makasih."Ucap pak Riyan.

>>>>>

Fisya dan pak Riyan menyusuri jalanan kota Jakarta dengan gembira, karena akan menuju rumah barunya.

Mereka menyusuri kota dengan diikuti mamah mertua dan papah mertuanya dengan mobilnya , di belakang mobil Pak Riyan.

Setelah beberapa menit akhirnya mereka sampai tujuan dengan selamat, mereka memasuki komplek perumahan elit yang kebanyakan dihuni oleh orang-orang yang berkecukupan dalam kehidupan sehari-hari.

Setelah tepat dan sampai di depan rumah barunya yang bernuansa minimalis mereka memutuskan turun dari mobil dan membawa barang bawaannya.

"Gimana suka nggak?"Tanya pak Riyan pada Fisya yang ada di sampingnya.

"Suka banget mas, bagus banget."Ucap Fisya seperti tidak bisa berkata-kata.

"Alhamdulillah kalau kamu suka, ayo masuk dulu."Ucap pak Riyan mengajak mamah,papah, dan Istrinya.

Mereka masuk ke dalam rumah bersamaan dengan gembira melihat interior design yang sangat bagus dengan warna dinding yang eastetic dan tidak mencolok.

Mereka memutuskan menaruh barang-barangnya ke dalam kamar terlebih dahulu sebelum membereskan barang yang lain.

Di rumah yang di beli pak Riyan sebelum menikah dengan Fisya memiliki 2 lantai , lantai 1 untuk ruang tamu,ruang keluarga, dan 2 kamar mungkin kamar yang ada di lantai 1 bisa digunakan untuk para pembantu atau saudara yang akan datang, Sedangkan lantai 2 ada 3 Kamar tidur dilengkapi dengan kamar mandi masing-masing dan balkon yang juga ada di masing-masing kamar. Ya itulah sedikit detail tentang rumah mereka.

Setelah menaruh tas yang berisi barang-barang dari Fisya dan pak Riyan , mereka memutuskan untuk turun ke lantai 2 untuk menata barang-barang yang mungkin belum di tata rapi dan belum dibersihkan.

>>>>>

Setelah beberapa menit menata dan membersihkan lantai 1 mereka memutuskan untuk istirahat di ruang keluarga bersama mamah dan papah mertua dari Fisya yang membantunya dari tadi.

"Alhamdulillah selesai juga."Ucap mamah misya sambil mendudukkan diri di sofa.

"Iya mah , capek juga ya, Kamu sewa pembantu aja ya."Ucap papah Indra.

"Ya nanti aku sewain pembantu , biar bisa bantu-bantu Fisya kalau bersihin rumah takutnya kecapekan."Ucap pak Riyan.

"Ngak usah mas, Fisya bisa kok bersihin sendiri."Ucap Fisya.

"Janganlah nak , kamu kan juga kuliah kalau bersih-bersih habis pulang kuliah nanti bakal capek banget , jadi sebaiknya kamu nurut aja apa kata suami kamu , ini juga demi kebaikan kamu."Ucap mamah misya.

Fisya disini hanya menganggukkan kepala dan nurut dengan keputusan sang mertua dan suaminya.

"Yaudah kayaknya papah harus pamit , soalnya ada meeting di kantor."Ucap papah Indra pada Fisya dan pak Riyan.

Pak Riyan hanya mengangguk dan mengantarkan kedua orangtuanya ke depan rumahnya diikuti dengan Fisya.

"Hati-hati ya mah, pah."Ucap Fisya dan pak Riyan bersamaan.

Papah dan mamah mertua Fisya mengangguk dan berlalu menuju mobilnya untuk mengantarkan mamah misya pulang terlebih dahulu setelah itu papahnya pergi menuju kantor untuk meeting.

Setelah itu kedua pasutri ini masuk kembali ke dalam rumah dan menuju ke kamarnya untuk istirahat karena waktu sudah siang.

"Mas mandi aja dulu , sekalian sholat dhuhur lalu baru tidur."Ucap Fisya.

"Iya mandi bareng aja."Ucap pak Riyan yang membuat Fisya terkejut bagaimana bisa suaminya ini tiba-tiba berinsiatif.

"Hah , enggak cepetan mas dulu yang mandi , aku mau siapin baju dulu buat mas."Ucap Fisya yang hanya di tanggapi senyuman oleh pak Riyan.

Beberapa menit kemudian setelah sibuk dengan kegiatan mandinya mereka berdua kini sudah siap dengan pakaian bersih untuk melaksanakan sholat dhuhur berjamaah dengan pak Riyan yang berada di depan Fisya sebagai imamnya.

Mereka menjalankan sholat dengan kusyuk. Setelah menjalankan sholat mereka memutuskan untuk tidur siang karena memang sudah sangat capek dengan kegiatan hari ini yaitu bersih-bersih rumah.

Mereka berbaring bersebelahan dangan posisi Fisya tidur menghadap langit-langit kamarnya. Sedangkan pak Riyan menghadap samping ke arah istri dengan tangan yang menumpu kepalanya.

"Udah mas tidur ,jangan lihatin Fisya terus."Ucap Fisya canggung karena di tatap oleh sang suami.

"Bentar lagi masih pengen liatin bidadari."Ucap pak Riyan menggoda , ternyata kalau orang cuek ketemu sama pawangnya bisa kayak gini ya.

Fisya hanya menghela nafasnya dan mulai memejamkan matanya agar tidak terus menerus canggung dan salting dengan tingkah suaminya itu.

Pak Riyan masih setia menatap wajah sang istri dari arah samping, tanpa di sadari tangannya terulur ke arah wajah Fisya untuk menyingkirkan rambut-rambut yang menutupi wajahnya , tangan itu mengelus lembut Pipi mulus Fisya dengan perlahan hingga membuat sang empu merasa terganggu dengan tingkah laku pak Riyan yang tidak pernah ia lakukan selama ini.

Sepertinya benih-benih cinta di antara mereka mulai tumbuh menjadi ikatan yang abadi.

Bersambung...

Segini dulu ya ditunggu upnya
Makasih yang udah mampir.
Happy reading 😘
Maaf banyak typo.
Sudah Direvisi.

23 Februari 2022
13.31

ɪ ʟᴏᴠᴇ ʏᴏᴜ ᴅᴏꜱᴇɴ ᴋᴜ (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang