ILYDK - 48 (END)

4.7K 87 4
                                    

Yang membaca aksaramu adalah kedua mataku . Namun yang bergetar tetap jatiku

🌼🌼🌼🌼


Masalah yang kemarin menghantui suami istri yang baru saja dikaruniai seorang anak itu belum sepenuhnya selesai sebelum Pak Riyan menyelesaikan masalahnya dengan Syila–mantan sahabatnya yang dulu sangat akrab dan dekat layaknya sepasang kekasih. Tapi tuhan berkata lain mereka dipertemukan hanya untuk saling bertukar cerita tetapi tidak untuk bersatu sebagai pasangan.

Pagi-pagi sekali suasana begitu dingin diantara mereka tidak ada pembicaraan serius ataupun canda tawa yang menghiasi, sesekali Pak Riyan yang membuka obrolan dengan Fisya yang masih sibuk mengurus sang anak yang baru saja bangun dari tidurnya.

"Vinonya langsung di mandiin apa nanti dulu sya?"tanya Pak Riyan, membuka sebuah obrolan untuk meredakan keheningan yang terjadi diantara mereka.

"Sekarang aja, air hangatnya keburu dingin."jawab Fisya begitu dingin, di relung hatinya masih terselip masalah yang menimpanya karena ke salah pahaman, meskipun ke salah pahaman itu sudah selesai tetapi hati Fisya masih belum tenang sebelum masalah suaminya selesai.

"Setelah itu langsung siap-siap."ucap pak Riyan, perlu diketahui kemarin setelah selesainya ke salah pahaman diantara mereka Pak Riyan menghubungi Syila untuk membuat janji bertemu dengannya. Tentunya Syila senang dengan apa yang diinginkan mantan sahabatnya itu.

"Iya."jawab Fisya , Fisya masih sibuk mengurus sang anak yang akan mandi itu.

Selesai memandikan sang anak Fisya segera bersiap-siap dan berganti pakaian terbaiknya di antara jejeran pakaiannya di lemari. Tak lupa hijab Pashmina hitam yang menutupi kepalanya .

Mereka berangkat bersama-sama dengan Vino–anak mereka yang digendong di depan ala koala oleh sang ibu.

Selama beberapa menit perjalanan akhirnya mereka sampai di tempat tujuan yaitu di sebuah restauran mewah dengan gaya ala eropa.

"Hati-hati turunnya."ucap Pak Riyan setelah membukakan pintu mobil untuk Fisya sang istri. Begitu romantis bukan, Fisya hanya diam dan menerima uluran tangan sang suami.

Setelah turun dari mobil mereka berjalan menuju ke meja yang sudah di reservasi kemarin.

"Mau pesan apa?"tanya pak Riyan menawarkan Fisya yang duduk manis dengan pandangan menatap sang anak yang tidur di pangkuannya.

"Apa aja."jawab Fisya begitu dingin , masih dengan wajah yang sedikit ketus terhadap sang suami.

Pak Riyan hanya mengiyakan dan memilih beberapa menu makanan dan minuman.
Saat sedang memilih-milih makanan di buku menu satu kalimat terdengar di telinga pasangan suami istri itu.

"Riyan."panggil seseorang yang tak jauh dari tempat duduk mereka , suara yang terdengar begitu jelas itu adalah perempuan yang begitu dekat dan membuat mereka menoleh.

Deg.

Jantung Fisya berdetak lebih cepat setelah tau siapa yang ada di depan matanya , ya dia Syila perempuan dengan rambut terurai sepunggung dan dress selutut itu menatap Fisya dan juga Pak Riyan.

"Apa kabar Riyan, eh ini siapa?"ucap Syila sambil cipika-cipiki dengan suami Fisya yang langsung di lihat kedua mata Fisya. Hatinya sudah tidak karuan melihat pemandangan yang ada di depannya.

Pak Riyan yang diperlakukan seperti itu hanya diam dan tidak membalasnya. Syila langsung saja duduk di kursi depan Pak Riyan yang masih kosong itu tanpa permisi atau apalah itu.

"Kenalin ini Istri aku Fisya."ucap Pak Riyan mengenalkan Fisya pada Syila dengan perlakuan begitu romantis di hadapannya langsung.

Syila yang melihat itu hanya tetap tersenyum ramah seolah tanpa ada perasaan bersalah .

ɪ ʟᴏᴠᴇ ʏᴏᴜ ᴅᴏꜱᴇɴ ᴋᴜ (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang