ILYDK - 45 (Revisi)

2.1K 76 0
                                    

Jangan salahkan kopi mu jika dingin , dia pernah hangat tapi kau diamkan.

🌼🌼🌼🌼

hari sudah sangat panas pertanda hari semakin siang , perempuan dengan style simple ala rumahan dan hijab sport yang menutupi rambut hitam sebahunya dengan tangan yang sibuk membuatkan susu formula untuk anaknya yang sudah menunggunya di box tempatnya tidur.

Bayi kecil dengan baju berwarna biru dan sarung tangan yang menutupi tangan mungilnya itu bergerak-gerak lincah di dalam boxnya sesekali tangannya bermain dengan mainan yang ada di depan matanya.

"Di habisin ya sayangnya mama."ucap Fisya mendekatkan botol bayi ke arah anaknya yang sudah menunggu dari tadi.

Meskipun Fisya memberinya Asi tapi Vino juga memerlukan susu formula untuk pertumbuhannya yang notabene nya adalah bayi prematur dan harus meminum susu Formula seperti apa yang di sarankan oleh dokter.

"Pinter banget anak mama."bibir Fisya tersenyum sumringah , anaknya begitu pintar meminum susunya sampai habis tak bersisa di dalam dot nya .

Ceklek..
Suara pintu kamar terbuka menampilkan laki-laki dengan kemeja putih yang membalut tubuhnya dan celana bahan yang menutupi kaki jenjangnya.

Yang jelas itu pasti Pak Riyan , ia berjalan ke arah Fisya dan mencium singkat kening dan bibir tipis Fisya secara bergantian.

"Kok pulang cepat mas, ada keperluan ya?"tidak biasanya Pak Riyan pulang lebih cepat dari biasanya. Ini juga baru memasuki pukul 2 siang , biasanya juga pulang sekitar jam 5 sore.

"Tadi mas cuma satu kelas aja."jawab pak Riyan , ternyata hari ini ia hanya mengajar satu kelas.

"Oh gitu ya , yaudah bersih-bersih dulu."ucap Fisya dan Pak Riyan menuruti itu.

>>>>>>>
Suasana diluar begitu dingin ,hujan membasahi area perumahan elit yang ditinggali pasutri yang baru saja di karunia seorang anak laki-laki yang tentunya sangat lucu.

"Mas mau dimasakin apa?"tanya fisya pada sang suami.

"Apa aja , biar bi siti aja ya yang masak kamu istirahat aja."namanya juga pak Riyan dia yang begitu cinta dan juga sayang terhadap istrinya itu tidak ingin terlalu merepotkan sang istri hanya demi memubuat sebuah masakan untuknya , padahal kan ada Bi Siti yang biasanya memasak.

"udah gapapa kok mas."Fisya pun tetap ngeyel.

Pak riyan menghembuskan nafas panjang."yaudah terserah kamu aja , jangan cape-cape , mas tungguin di kamar sama Vino."

Acara masak Fisya selesai kini keluarga kecil mereka sedang makan bersama di ruang makan.Hanya ada suara dentingan sendok diantara mereka, sedangkan bayi kecil mereka sedang tertidur dikamar.Ketika sedang fokus-fokusnya makan tanpa suara ponsel Pak Riyan berbunyi mengalihkan pandangan Fisya ke ponsel suaminya. tertera nomer tidak dikenal disana.

"Siapa mas?" Fisya bertanya , ia memang selalu terbuka satu sama lain seperti apa yang ada di ponselnya pun mereka saling tau.

"nggak tau juga mas." jawab pak riyan lalu menggeser tombol hijau di ponselnya.

"Halo."terdengar suara perempuan di seberang sana.Pak riyan masih terdiam sedangkan Fisya raut wajahnya seperti sedang bertanya-tanya siapa perempuan di seberang sana.
Fisya mendengar suara dari telfon itu karena suaminya menyalakan speaker nya.

"kamu nggak kangen sama aku?" perkataan seorang perempuan itu semakin menjadi yang membuat Hati fisya berdetak tidak karuan.

"Maaf siapa ya?"tanya Pak Riyan pada orang yang menelponnya.

"Ini aku Syila."jawab perempuan di seberang sana.

Pak Riyan terdiam pandangannya mengarah pada wajah sang istri yang tiba-tiba berubah.

Tit... panggilan di matikan secara sepihak oleh Pak Riyan , ia tidak mau terjadi salah paham jika itu di teruskan.

"Siapa?"tanya Fisya ulang , raut wajahnya sudah berubah sejak Pak Riyan menerima telfon itu.

"Temen mas dulu."jawabnya singkat.

"Oh."Fisya hanya menjawabnya sesingkat mungkin.

Tiba-tiba Feeling seorang Fisya ada aura-aura negatif yang muncul begitu saja.

"Aku mau istirahat dulu."Fisya bergegas begitu saja tanpa menunggu jawaban dari sang suami.

>>>>>>>>>

"Sya."panggil Pak Riyan pada sang istri yang duduk santai di tepi kasur.

Tidak ada jawaban dari sang Istri. Pak Riyan yang duduk di sofa kamarnya pun segera berdiri dan melangkahkan kakinya menuju ke arah istrinya.

"Sya."panggilnya ulang. Fisya hanya diam tak bergeming tangannya terus saja membuka tutup lembaran-lembaran novel yang di pegangnya.

"Tadi cuma temen mas, nggak lebih."ucap pak Riyan seolah peka dengan mood sang istri yang tiba-tiba saja berubah.

Tangan Fisya bergerak menutup novel yang di pegangnya dan meletakkannya di atas nakas samping tempat tidur.
Selimut yang ada di bawah kaki Fisya pun ia tarik untuk menutupi tubuhnya.

Pak Riyan menghela nafasnya gusar."Sayang beneran tadi cuma temen mas nggak lebih."posisi Pak Riyan sudah berada di samping Fisya yang tidur memunggunginya.

"Tidur."suara lelah Fisya terdengar di balik selimut yang menutupinya.

"Tapi beneran tadi itu cuma temen mas."yakinnya ulang sebelum tubuh Fisya berbalik menghadapnya Pak Riyan tidak akan berhenti menjelaskan.

Fisya yang terus-menerus mendengar kata-kata sama dari Pak Riyan pun hatinya sedikit goyah. Ia membalikkan badannya dengan mata yang sudah berkaca-kaca.

"Terus kenapa tadi ada yang bilang kangen, mas nggak bohong tentang sesuatu kan."bibir Fisya sedikit bergetar.

Pak Riyan terdiam tangannya terulur menyentuh pipi Fisya yang sudah banjir air mata.

"Besok mas ceritain semuanya."ucap pak Riyan , sebenarnya apa yang ingin di bicarakan , jika memang tidak ada hubungan kenapa nggak sekarang aja. Fix ini ada sesuatu diantar pak Riyan dan juga syila.

"Kenapa nggak di jelasin sekarang aja."ucap Fisya. Ia ingin tau yang sebenarnya hari ini juga sebelum masalah itu semakin menjadi dan membuat rumah tangga mereka semakin membuat salah paham.

"Besok aja sekarang tidur udah malem."ucap pak Riyan , tadi bilangnya nggak ada hubungan sekarang di minta buat jelasin malah ngehindar , sebenarnya ini ada apa.

"Yaudah terserah kamu, terserah!!."Fisya sudah sangat kesal dengan sang suami yang plin plan. Ini apa!!! cara meluluhkan Fisya yang benar mana??, ini sebenarnya ada apa?? , suaminya kenapa?

"Sya maaf , janji mas besok cerita semuanya ke kamu."tangan Pak Riyan menyentuh pundak Fisya yang sedang memunggunginya.

Fisya ia tidak bergeming sedikit pun , kepalanya saja tertutup dengan selimut tebalnya. Mati-matian ia menahan suara tangisannya yang semakin menjadi.

"Sebenarnya kamu kenapa mas , aku disini sakit banget dengan perlakuan kamu yang nggak kayak biasanya."Batin Fisya.ia sudah tidak tau lagi harus bagaimana. Kenapa tiba-tiba suaminya bisa berubah setelah mendapat telepon dari seseorang yang bernama syila , apakah itu masa lalunya?

~~~~~~~
Bersambung....

Jangan lupa seperti biasanya vote, follow, dan comment.
Happy reading😘

Beberapa part menuju ending.

17 Agustus 2022

ɪ ʟᴏᴠᴇ ʏᴏᴜ ᴅᴏꜱᴇɴ ᴋᴜ (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang