ILYDK - 31(Revisi)

2.3K 75 0
                                    

Aku membencimu, karena kamu
Membuatku untuk jatuh cinta dalam sekejap.

🌼🌼🌼🌼🌼

"Bagaimana kamu bisa tau?"ucap pak Riyan.

Fisya menatap mata suaminya , memiliki arti yang berbeda di dalam matanya, dan ya ada sebuah rasa berbeda di hatinya.

"Ayo ikut Fisya ke kamar."ucap Fisya sambil menggandeng tangan suaminya ke arah kamar.

Pak Riyan hanya pasrah saja di gandeng oleh sang istri, tetapi hatinya merasa takut jika ini terjadi sebuah salah paham diantara mereka.

Pak Riyan dan Fisya sudah memasuki kamarnya, mereka mendudukkan diri di tepi ranjang.

Fisya mengambil handphone-nya yang ada di atas nakas dekat ranjang mereka.ia membuka foto yang tadi dikirimkan oleh sahabatnya dan menunjukkan ke arah pak Riyan.

"Ini siapa?"ucap Fisya sambil menyodorkan handphone yang ada di tangannya ke arah suaminya.

Pak Riyan memegang handphone itu dan ya dia terkejut benar bahwa itu dirinya , bagaimana Fisya bisa tau? Apakah dia sedang memata-matai nya.

"Iya... ini mas."ucap pak Riyan dengan mata yang tertuju pada kedua mata Fisya.

Fisya menghembuskan nafasnya pelan sebelum berbicara panjang lebar dengan suaminya.

"Itu siapa?"ucap Fisya masih dengan nada yang lembut dengan menyimpan semua amarahnya.

"Temen kuliah dulu namanya Sherly."ucap pak Riyan.

Mereka berbicara dengan kedua mata saling mengunci tidak ada yang memalingkan wajah demi melihat kebenaran dari mata yang terpampang di depannya.

"Kamu dapat foto dari mana sya?"ucap pak Riyan.

"Nggak usah tanya aku dapat darimana , aku cuma mau tanya beberapa pertanyaan aja."ucap Fisya.

"Hufft.. silahkan."ucap pak Riyan menjadi sangat canggung.

"Kenapa tangan mas sama dia kayak gini , nggak ingat dirumah ada istri?"ucap Fisya yang memperlihatkan gambar di handphonenya.

Pak Riyan menatap tangan yang ada di foto itu , ya itu tangan temannya yang ada diatas tangannya seperti sedang berpegangan (emang iya).

"Ohh tangan itu , tadi itu temen mas cuma cerita-cerita jadi reflek kayak gitu, emang dianya biasanya kayak gitu kalau ngomong saking asiknya."ucap pak Riyan yang terlihat sangat jujur di dalam matanya.

Fisya yang mendengar itupun sedikit lega dengan penjelasannya, tapi ia benar-benar merasa di dalam lubuk hatinya ada sedikit rasa kecewa atau apakah itu , ia tidak bisa mendeskripsikan.

Fisya masih diam menatap manik mata suaminya dengan intens. Seperti menelusuri setiap sudut mata , apakah ada kebohongan?.
Tidak disana tidak ada , ia percaya dengan suaminya itu.

"Kenapa?  Fisya nggak percaya ya sama mas?"ucap pak Riyan.

"Fisya percaya kok , tapi kenapa mas nggak hubungin Fisya dulu kalau mau ketemu sama temen , atau pulang terlambat."ucap Fisya.

Pak Riyan yang mendengar perkataan dari istrinya itu pun menghembuskan nafasnya pelan.

"Hufft , tadi mas udah bilang kalau handphone mas itu lagi lowbat, jadi nggak bisa hubungin Fisya."ucap pak Riyan dengan nada lembutnya.

"Tapi mas kan tadi bisa pinjem handphone siapa dulu gitu buat telfon Fisya , biar Fisya nggak khawatir , lagian juga kenapa ketemu sama temen perempuan sendirian kan Fisya bisa ikut mas sekalian di kenalin kalau aku ini ISTRI mas."ucap Fisya menekankan kata ISTRI didalam perbincangannya.

ɪ ʟᴏᴠᴇ ʏᴏᴜ ᴅᴏꜱᴇɴ ᴋᴜ (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang