ILYDK - 06 (Revisi)

4.8K 162 0
                                    

Bukan kesempurnaan yang membuatmu bahagia ,Tapi hati yang bahagia Yang membuat hidup terasa sempurna.

🌼🌼🌼🌼

3 hari sudah berlalu Fisya dan pak Riyan sudah menjalani kegiatannya seperti biasa, karena mereka hanya cuti selama 3 hari .

"Pagi mas."Ucap Fisya yang sudah bangun dari jam 5, membantu mama mertua memasak di dapur.

"Pagi , masuk kampus jam berapa?"Tanya pak Riyan.

"Jam 8 nanti kamu jam berapa?"Tanya Fisya balik.

"Iya sama kayak kamu kan nanti ada kelas aku ."Jawab pak Riyan.

"Oh iya lupa , udah yuk sarapan dulu tadi aku udah masak sama mamah."

"Iya ."Jawab pak Riyan singkat.

Mereka berdua berjalan menuju ke arah ruang makan yang disana sudah ada mamah dan papah mertua dari Fisya.

Di ruang makan
"Pagi mah, pah." Ucap Fisya dan pak Riyan bersamaan.

"Pagi sayang sini sarapan dulu , udah masuk ngampus ini?"Tanya mamah Misya

"Iya mah udah."Jawab pak Riyan.

"Cutinya cuma tiga hari kamu nggak honeymoon apa??"Tanya mamah misya.

"Nggak jadi mah , sibuk soalnya Fisya juga ngurusin skripsi , mas Riyan juga bimbingan sama mahasiswa lain."Jawab Fisya.

"Oh gitu , tapi cucu mamah udah otw kan?"Tanya mamah misya disertai dengan kekehan kecil.

Deg..

Kata-kata itu membuat Fisya merasa canggung karena ia saja belum melakukan hal yang seharusnya ia lakukan karena aku benar-benar belum siap.

Kenapa Fisya belum siap alasannya karena ia belum mencintai suaminya dan suaminya juga belum pernah mengungkapkan isi hatinya, karena ia takut jika Fisya hamil tapi suaminya belum mencintainya ia takut ia akan meninggalkannya dan tidak bertanggung jawab.

"Em udah kok mah tenang aja."Ucap pak Riyan berbohong.

"Hehe iya ditunggu yah."Jawab Fisya.

>>>>>>>>

Diperjalanan menuju kampus di dalam mobil Fisya hanya terdiam memikirkan perkataan dari mamah misya.

"Fisya , ucapan mamah nggak usah dipikirin."Ucap pak Riyan.

"Emm maaf ya mas , aku belum ngasih hak mas buat ngelakuin itu."Jawab Fisya dengan perasaan yang tidak bisa dideskripsikan.

"Iya gapapa aku siap nunggu kok."Ucap pak Riyan meyakinkan.

"Tapi mamah udah nungguin."Ucap Fisya merasa bersalah.

"Gapapa nunggu kamu siap aja , aku juga nggak nuntut kamu cepet-cepet punya anak." Ucap pak Riyan sambil menggenggam tangan Fisya.

"Iya mas makasih ya."

" Mas nanti turun di halte aja ya."

ɪ ʟᴏᴠᴇ ʏᴏᴜ ᴅᴏꜱᴇɴ ᴋᴜ (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang