ILYDK - 44 (Revisi)

2K 70 0
                                    

Pikirkan secukupnya, jalankan sepenuhnya . Karena biasanya yang membuat rumit adalah pikiran tanpa tindakan.

🌼🌼🌼🌼

Pak Riyan berjalan menuju balkon kamarnya , langit sudah gelap, bulan sabit terlihat begitu indah di langit yang juga dihiasi bintang-bintang gemerlap. Suasana hari ini begitu tenang hembusan angin malam yang menusuk kulit membuatnya harus mengenakan jaket tebal di sana.

"Mas masuk, diluar dingin banget loh."panggil Fisya sang istri yang melihat sosok suaminya yang merenung di balkon kamarnya sendiri.

Pak Riyan ia menengok ke arah di mana ia dipanggil "Iya bentar lagi , kamu tidur aja dulu ."pandangannya teralihkan kembali menatap langit-langit yang indah di atas sana.

Fisya yang merasa dirinya sedang di cuek i oleh suaminya pun langsung menghampirinya dan memeluknya dari belakang.

"Mas ada masalah ya, cerita sama Fisya, jangan di pendam sendirian. Aku udah jadi rumahmu untuk pulang."fisya mengerti apa isi hati dari sang suami, mulai dari raut wajahnya dan juga bagaimana sifatnya yang berubah begitu saja. pelukan Fisya semakin erat ketika sang suami belum meresponnya juga.

"Mas..."panggil Fisya kembali. setelah ia memanggilnya kembali Pak Riyan memutar tubuhnya menghadap sang istri.

"hemm?"jawabnya mode dingin. Tangannya terulur menyentuh rambut-rambut Fisya yang berterbangan tertiup angin menutupi wajah cantiknya.

"kenapa? cerita sama Fisya."kembali lagi Fisya bertanya apa yang sebenarnya terjadi.

"gapapa,kamu tidur gih, udah malam."jawab Pak Riyan mengalihkan pembicaraan .

"Fisya nggak yakin kalau mas gapapa , Fisya siap kok dengerin cerita mas walaupun itu menyakitkan asalkan mas jujur sama Fisya itu aja."pasti semua orang juga tau saling jujur kepada pasangan adalah kunci dari hubungan yang awet dan harmonis, meskipun nantinya ada yang menyakitkan . Tapi lebih baik kita selalu jujur karena hidup diatas kepalsuan itu tidak enak.

"Tidur aja yuk, besok mas cerita ya."manik mata Pak Riyan menyorot ke wajah sang istri yang juga menatapnya.

"Yakin?"ada pertanyaan begitu besar di hari Fisya, wajahnya seolah menggambarkan rasa ingin tau yang amat dalam.

"Iya , besok mas cerita."ucap Pak Riyan, ia melangkahkan kakinya menuju kedalam kamar dengan tangan yang menggenggam erat tangan kecil Fisya.

Pintu Balkon pun tertutup suasana yang tadinya terasa begitu sejuk dan dingin berubah dengan suasana hangat.

"Udah tidur , udah jam 11."Pak Riyan mendudukkan dirinya di tepi kasur diikuti oleh sang istri.

"Beneran mas gapapa kan."tangan Fisya terulur menyentuh dan melingkarkan nya di perut Pak Riyan yang ditutupi dengan kaos hitamnya.

Tangan kekar pak Riyan mengusap lembut punggung sang istri yang sedang memeluknya itu.

"Iya mas gapapa , besok mas ceritain sekarang waktunya tidur ya , Vino aja udah tidur."ucap pak Riyan , nada bicaranya begitu berbeda , tidak seperti biasanya. Mungkin ada sedikit rasa ganjal di hati kecil Fisya , ia merasakan sesuatu yang membuatnya merasa ragu.

"Yaudah tidur good night sayangnya aku."ucap Fisya disertai dengan senyuman di bibirnya. Pak Riyan ia menanggapinya dengan pelukan yang semakin erat.

Saat tengah malam sekitar pukul jam 12 Vino terbangun dari tidurnya karena merasa haus dan lapar. Sedangkan Pak Riyan yang mendengar itu ia terbangun dari tidurnya.

oek.. oek..

Suara Tangisannya semakin lama semakin keras yang juga membuat Fisya terganggu dan terbangun dari tidurnya.

Bayi kecil yang menangis itu sudah berpindah tempat di tangan sang papa.

"Uhh.. laper ya nak bentar ya."pak Riyan ia mencoba untuk menimang-nimangnya agar tangisannya berhenti.

Fisya yang melihat suaminya yang siap siaga kapan pun itu pun tersenyum tipis , dapat dari mana ia bisa bertemu sosok laki-laki se perfect  ini.

"Mas sini biar Vinonya aku kasih ASI dulu."ucap Fisya mengulurkan tangannya memberikan kode agar suaminya memberikan anaknya ke gendongannya.

Pak Riyan langsung saja mengerti dengan hal itu ia mendekatkan dirinya ke arah sang istri dan menyerahkan anaknya ke gendongan sang istri untuk di berikan ASI.

"Laper ya sayang ayo minum ASI dulu ya."ucap Fisya membuka kancing atasnya untuk memberikan ASI kepada anaknya.

Dan Pak Riyan ia pergi duduk di sebelah sang istri.
"Kalau butuh bantuan bilang ya."ucap pak Riyan , tangannya tak diam ia membantu mengikat rambut Fisya yang tergerai sebahu itu.

"Makasih."satu kalimat terucap di bibir Fisya , perlakuan sederhana itu pun membuat hatinya semakin terjebak di antara kisah cinta mereka.

"Iya sama-sama."Pak Riyan mendekatkan dirinya dan mencium singk dahi milik sang istri.

>>>>>>>>>>

Pagi ini begitu cerah dan dingin , entah cuacanya yang tidak menentu atau memang suasana setiap pagi seperti ini. Gemercik air hujan turun dari atas langit membasahi tanah yang membuatnya memiliki bau yang khas.

Dan hari ini kegiatan Fisya tidak banyak hanya mengurus sang anak dan memandikannya saja. Untuk semua pekerjaan rumah sudah di selesaikan oleh ART tercintanya Bi siti yang sangat rajin dan bersih sekali dalam bekerja.

"Hari ini ke kampus jam berapa mas?"tanya Fisya pada sang suami yang menggendong anaknya itu.

"Nanti berangkat agak siangan sekitar jam 9, kamu mau titip apa?"ujar pak Riyan , biasanya Fisya sering meminta suaminya ini membeli barang-barang yang ia butuhkan, alangkah baiknya suaminya ini bertanya apakah ia perlu sesuatu.

"Enggak ada sih."jawab Fisya dan langsung saja bibirnya tertutup rapat-rapat, pikirannya terlintas tentang masalah apa yang di alami suaminya kemarin malam yang membuat sifatnya berubah drastis.

Apakah dia harus bertanya sekarang?
Ia takut merusak mood suaminya yang ceria itu meskipun ada sedikit keganjalan di binar matanya.

"Oke , kamu sarapan dulu ya , mas jagain Vinonya."ucap pak Riyan di sela-sela ia menimang-nimang sang anak yang akan tertidur itu.

"Iya , kalau udah tidur langsung di taro di boxnya aja ya mas."ucap Fisya sebelum ia melangkahkan kakinya pergi keluar kamar untuk makan di ruang makan.

"Iya."jawab pak Riyan singkat matanya menatap punggung sang istri yang semakin menjauh itu.

"Maaf ya."kata-kata itu terucap begitu saja di bibir Pak Riyan yang masih memandang lurus ke arah di mana sang istri keluar dari kamarnya.

Sebenarnya apa yang terjadi dengan pak Riyan sampai ia seperti ini. Ini seperti bukan Pak Riyan sifatnya memang dari dulu cuek tapi baru kali ini ia bersikap dingin kembali ke sang istri.

Fisya ia duduk di kursi makan dengan sarapan di depannya. Pandangannya terarah pada makanan yang tersedia di depannya ada banyak sekali lauk pauk yang di siapkan oleh sang bibi untuk makannya dan juga suaminya.

Bibirnya mengunyah lembut makanan yang masuk ke mulutnya dengan perlahan dan pasti.
Ya .. Fisya sedang makan sendirian di meja makan tanpa ada yang menemaninya.

~~~~~~~

Bersambung....
Hai semua apa kabar?
Hari ini aku up ya , jangan lupa untuk vote, comment, follow.
Tungguin upnya ya bentar lagi tamat.

Happy reading 🥰

10 Agustus 2022
21.21

ɪ ʟᴏᴠᴇ ʏᴏᴜ ᴅᴏꜱᴇɴ ᴋᴜ (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang