ILYDK - 40 (Revisi)

2.4K 81 0
                                    

Menaruh rasa pada manusia
adalah seni sederhana untuk melukis luka.

🌼🌼🌼🌼

"Mas... Nggak kuat lagi mas ya Allah mas Fisya nggak kuatt...."ucap Fisya ia sangat kesakitan sekarang , hidupnya di pertaruhkan. Inilah kenapa surga di telapak kaki ibu , karena ia sudah berkorban sejauh itu melawan dan melewati dimana nyawanya di pertaruhkan , antara hidup dan mati.

Dokter datang dengan suster dan memeriksa Fisya.

"Pak sepertinya ibunya harus di operasi caesar , karena keadaan ibunya yang kurang memungkinkan untuk melahirkan normal."tutur dokter setelah memeriksa keadaan Fisya yang sedang kesakitan.

"Iya dok , lakukan yang terbaik buat istri saya."ucap pak Riyan, ia sudah sangat khawatir dengan kondisi sang istri.

"Mas.. ya Allah nggak kuat."ucap Fisya disela-sela rasa sakitnya , air matanya menetes begitu saja di pelipisnya , tangannya masih setia menggenggam tangan sang suami.

"Sebentar lagi ya sayang , mas mau ngurusin administrasi dulu."ucap pak Riyan.

Pak Riyan menuju ke arah administrasi untuk membayar dan juga tanda tangan mengenai persetujuan operasinya , sedangkan Fisya ia di jaga sama bi siti yang setia menemani di sampingnya.

Selesai mengurus administrasi Fisya di bawa ke ruang operasi untuk dioperasi Caesar.

Sebelum masuk ke dalam ruang bedah untuk melakukan operasi untuk kehamilannya ia berkata.
"Sayang kamu harus kuat."menggenggam tangan sang istri dengan erat.

"Mas disini nungguin kamu, kamu pasti bisa , semua dukung kamu , semangat sayang bismillah."lanjut nya pada sang istri memberi semangat. Fisya hanya menjawabnya dengan anggukan, bibirnya terus meramalkan doa agar bisa melewati masa-masa ini.

Karena istrinya melakukan operasi jadi dokter meminta suaminya menunggu di luar menunggunya di kursi tunggu, agar proses operasi berjalan lancar.

Setelah sang istri masuk ke ruang operasi , pak Riyan memberi kabar kepada seluruh keluarganya bahwa sang istri akan melahirkan diusia kandungannya yang belum genap 9 bulan.

>>>>>>>

"Nak gimana keadaan Fisya."ucap mama Salsa tergopoh-gopoh, ia terkejut setelah mendengar kabar bahwa anaknya akan melahirkan.

"Fisya masih di ruang operasi mah , doain semoga lancar."jawab pak Riyan. Di relung hatinya ia terus saja meramalkan doa agar operasinya lancar dan keadaan anak istrinya juga sehat dan selamat.

"Nak Fisya pasti bisa kita doakan sama-sama, dia pasti kuat , dia anak mamah yang kuat."ucap mamah salsa.

Pak Riyan dan seluruh keluarganya menunggu Fisya di kursi tunggu dengan keadaan khawatir.

Mata pak riyan menatap lurus ke arah pintu ruang operasi , pandangannya begitu kosong. Setetes air mata turun begitu saja dari bola mata Pak Riyan. Di dalam hatinya ada sebuah penyesalan, kenapa , kenapa tadi dia membahas tentang masa lalu istrinya.

Ini salahnya yang sudah membuat keadaan Istrinya menjadi seperti ini. Sedangkan istrinya sedang berjuang di dalam sana untuk melewati semua rasa sakit demi buah hati mereka.

"Nak Fisya pasti kuat kamu jangan gini."ucap mamah Fisya di samping sang anak. Mengusap lembut punggung kokoh Pak Riyan untuk menguatkannya.

"Mah.. Riyan takut mah, ini semua salah aku mah."ucap pak Riyan sesekali menyeka air matanya yang meluncur begitu saja di pipinya.

"Nak Fisya pasti kuat kita semua disini berdoa untuknya."ucap mamah Fisya menenangkan sang anak.

Pak Riyan terdiam hati dan pikirannya saling bertarung , entah apakah ini yang sedang ia rasakan. Istrinya sedang berjuang di dalam sana, ia hanya bisa berharap semoga keadaan anak dan istrinya baik setelah keluar dari ruang operasi.

>>>>>>>>>

Beberapa menit berlalu Operasi Caesar Fisya Alhamdulillah berjalan dengan lancar , setelah melakukan operasi Caesar dirinya di bawa ke ruang rawat inap.

Pak Riyan , laki-laki itu duduk di sebelah istrinya yang masih belum sadarkan diri setelah melakukan operasi Caesar. Ruangan dengan cat tembok berwarna putih dan bau khas obat-obatan itu sangat hening.

Laki-laki yang sejak tadi menunggu sang istrinya sadar dari efek obat biusnya itu , menatap lekat wajah sang istri yang sedikit pucat dengan bibir tipisnya yang tertutup rapat.

Dalam relung hatinya ia bersyukur karena istrinya di beri keselamatan dan kelancaran ketika melahirkan sang buah hati dan juga keadaan anaknya yang Alhamdulillah sehat meskipun terlahir prematur dan harus di rawat di rumah sakit untuk di letakkan di inkubator khusus demi menjaga suhu tubuhnya yang belum memiliki jaringan lemak yang cukup untuk mengatur suhu tubuhnya.

"Makasih ya."ucap pak Riyan lirih di hadapan istrinya yang belum sadar, bibirnya tersenyum tipis sangat tipis setelah mengucapkan kata-kata yang dari tadi sudah ia ucapkan beberapa kali setelah mendengar bahwa persalinannya di beri kelancaran oleh tuhan.

Saat pak Riyan masih terdiam menatap wajah sang istri yang tenang dan damai , suara pintu kamar rawat Fisya terbuka.

"Pak anaknya bisa di adzan i dulu."ucap suster yang masuk ke dalam ruang rawat Fisya.

Pak Riyan hanya tersenyum dan menganggukkan kepala tanda setuju. Ia berjalan menuju ruangan khusus untuk anaknya itu.

Terlihat bayi kecil dengan berat badan 2,3 kilogram yang harus terlahir prematur sebelum waktunya lahir ini tertidur pulas di kotak inkubator nya.

"Pak silahkan masuk sini."ucap suster yang mengarahkan pak Riyan , di ruangan khusus itu yang diperbolehkan masuk hanya kedua orangtuanya dan perawat yang menanganinya.

Pak Riyan sudah berada di sebelah kotak inkubator bayi kecilnya , dia sangat tampan sepertinya , ia menatap wajah sang anak dengan bahagia senyuman terukir begitu saja di bibirnya.

Allaahu Akbar, Allaahu Akbar

Lafal adzan keluar dari bibir pak Riyan yang berdekatan dengan telinga sang anak. Lafal adzan itu begitu sangat tulus diucapkan dari bibirnya.

Setelah selesai men adzan i anaknya itu pak Riyan kembali lagi ke ruangan sang istri yang sudah menunggunya dari tadi.

Ternyata istrinya sudah sadar beberapa menit lalu , Fisya ia di temani dengan sang mamah di sampingnya.

Pak Riyan tersenyum ketika melihat istrinya sudah sadarkan diri.
Kaki jenjang Pak Riyan berjalan menuju arah istrinya.

"Makasih ya."hanya kata itu yang bisa ia ucapkan kepada sang istri yang sudah berjuang mati-matian demi anaknya. Tangannya mengusap lembut rambut sang istri yang tidak tertutup oleh hijab.

Fisya membalas senyumannya.
"mas."fisya merentangkan kedua tangannya seolah berkata 'aku ingin di peluk.'

Adegan peluk-pelukan pun terjadi di depan mama salsa yang tadi menemani sang anak.

"Mama disini ceritanya jadi nyamuk dong."ucap mama Salsa yang melihat kemesraan anaknya dan juga menantunya itu.

Pak Riyan langsung menjauhkan tubuhnya dari tubuh sang istri.

"Maaf ya mah."ucap Fisya dengan memperlihatkan deretan giginya.

Pak Riyan ia hanya menggaruk tengkuknya yang tidak gatal akibat , salting disertai dengan malu.

Bersambung...
Call me "sa" .
Makasih yang udah mampir jangan lupa seperti biasa vote dulu , kalau bisa follow akun ku dulu .

Happy reading 🥰


ɪ ʟᴏᴠᴇ ʏᴏᴜ ᴅᴏꜱᴇɴ ᴋᴜ (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang