ILYDK- 36 (Revisi)

2.1K 85 0
                                    

Antara ingin sendirian
Tapi tidak ingin kesepian.

🌼🌼🌼🌼

"Syaaa.."Teriak pak Riyan memasuki rumah dengan berjalan tergesa-gesa , ia takut terjadi hal yang tidak diinginkan dengan istrinya.

Karena tidak ada jawaban dari istrinya ia melangkahkan kakinya lebih cepat menuju kamar , di kamar tidak ada Fisya. Pak Riyan sangat panik.

Ia berjalan menuju ke arah ruang keluarga dan menemukan istrinya yang terduduk di lantai dengan kaki yang di tekuk.

"Ya Allah sya , kamu kenapa."Pak Riyan langsung memeluk tubuh sang istri yang bergetar.

Alhamdulillah tidak terjadi apa-apa dengan istrinya , tapi keadaannya benar-benar sangat kacau.

Pak Riyan menenangkannya dengan cara memberikan pelukan hangat kepadanya.

"Kamu tenang dulu , nanti jelasin sama mas."Ucap pak Riyan dengan posisi memeluk Fisya dan tangan yang menepuk lembut punggung Fisya yang bergetar.

Setelah beberapa menit lamanya Fisya di peluk oleh  kehangatan dan  kenyamanan dari sang suami yang menjadikannya tempat untuk pulang, dan selalu ada buatnya dalam ke adaan apapun.

"Mas di dapur mas."Ucap Fisya masih dengan lidah yang kalu seperti tidak bisa berkata apapun , tapi ia paksakan untuk berbicara langsung kepada suaminya.

"Kenapa di dapur ada apa sya?"Tanya Pak Riyan menatap manik mata Fisya yang tersirat sebuah ketakutan.

"Di dapur a-da bangkai mas , Fisya takut ."Ucap Fisya terbata-bata bibirnya mulai bergetar kembali.

"Astaghfirullah , kamu tenang dulu ya istirahat disini dulu , jangan kemana-mana."Ucap pak Riyan yang dianguki Fisya.

Pak Riyan berjalan menuju dapur untuk mengecek apa yang dilihat oleh istrinya.

"Astaghfirullah."Pak Riyan kaget dengan apa yang di lihatnya , banyak darah ayam dengan bau yang tidak sedap yang masuk ke hidungnya.

"Ya Allah siapa yang ngirim kayak gini."Pak Riyan merasa khawatir jika ini terus berlanjut dan dapat membahayakan sang istri yang sedang hamil tua jika di rumah sendirian.

Pak Riyan membersihkannya menggunakan sapu tangan dan membuangnya jauh-jauh dari area rumah mereka.

Setelah membuang Bangkai tersebut pak Riyan mengepel lantai sisa darah ayam sampai bersih dan tidak tersisa demi kenyamanannya dan istrinya.

"Maaf ya mas datangnya Lambat tadi, mas khawatir sama kamu, nanti telfon bi siti biar cepet balik ya sya."Ucap pak Riyan meminta maaf , padahal ia tidak salah mungkin ini adalah bentuk penyesalan karena tidak bisa menjaga istrinya dengan baik ketika ia tidak ada di rumah.

Fisya menggeleng pak Riyan tidak salah dengan apa yang terjadi , ia selalu saja menyalahkan dirinya karena lalai dalam menjaga sang istri. Ini juga kejadian tidak terduga jadi buat apa minta maaf kalau tidak salah.

"Sayang kamu beneran gapapa kan , wajah kamu pucet banget."Pak Riyan khawatir dengan keadaan Istrinya matanya sendu seperti menyimpan sesuatu yang belum pernah ia ceritakan kepada suaminya.

ɪ ʟᴏᴠᴇ ʏᴏᴜ ᴅᴏꜱᴇɴ ᴋᴜ (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang