Part :: 6

371 29 0
                                    

WAJIB FOLLOW!!

Wattpad: coclooww
Instagram: @coclooww

Wattpad: cocloowwInstagram: @coclooww

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-o0o-

"Ly, nanti lo ada acara nggak?" tanya seorang gadis seumuran dengan Elysia.

Elysia yang tengah membaca materi pelajaran di bangku miliknya lantas mendongak menatap sahabatnya yang baru saja datang ke kelas.

"Kayaknya nggak ada. Kenapa emangnya, May?" tanyanya balik.

Gadis yang kerap dipanggil Maya tersebut adalah satu-satunya sahabat Elysia sejak keduanya menduduki bangku SMP.  Selalu bersama kemana-mana bahkan menjadi teman sebangku sampai sekarang. Ia juga tak kalah cantik dengan Elysia, sifat bar-barnya melebihi Elysia. Namun, bedanya Maya tidak suka mengenakan hijab setiap saat seperti sahabatnya itu. Panas katanya.

Maya sudah menganggap keluarga Elysia adalah keluarganya sendiri, begitu pun dengan Elysia.

"Lo mau ikut gue nggak?"

"Kemana?"

"Club."

Bola mata Elysia melotot lebar. "Astaghfirullah,mau ngapainn?"

"Gue ada urusan sama seseorang, dia ngajak ketemuan disana. Nah, berhubung gue cuma punya lo jadi gue ngajak lo kesana." ucap Maya santai seraya memasang wajah memohon.

Elysia menghembuskan nafas sebelum menjawab.

"Gue yakin lo nggak lupa anak siapa yang lo ajak ke tempat laknat itu," ujarnya.

Maya mendatarkan ekspresinya, "Iya, gue tau. Anaknya Om Abi. Tapi, gue bener-bener nggak ada temen buat kesanaa, Ly."

"Habisnya ngapain punya urusan disana? Kayak nggak ada tempat umum yang lain aja," semprot Elysia melepas tangan sahabatnya yang terus menggelayuti.

"Dia suka clubbing. Dan kalo nggak di tempat itu dia nggak bakalan mau,"

"Siapa sih emangnya? Ada keperluan apa juga?"

"Temen virtual mau bayar utangnya ke gue." jawab Maya mengaku pada akhirnya.

"Nah, kenapa nggak dirumah lo aja?"

Maya menggeram tertahan, "Ihh udah gue bilang dia nggak mau kalo nggak di club. Gue juga keburu butuh duit itu."

Elysia menghela nafas kasar lagi. Mau menolak sekeras apapun dia pada sahabatnya itu, pasti Maya akan mencari cara agar bisa meluluhkannya. Tetapi, jika ia menyetujuinya dan akan ketahuan oleh seluruh keluarga maka sudah pasti dirinya akan dimarahi, terutama oleh sang Ayah.

"Gue nggak bisa, May. Ayah sama Abang bakal ngomelin gue nanti kalo mereka tau," tolaknya sekali lagi dengan halus.

"Pleasee, Ly. Gue butuh bantuan lo banget kali ini. Biasanya lo butuh gue selalu gue turutin, kan? Sekarang gantian lo yang bantu gue, mau yaa?" ujar Maya.

Kepincut Cinta Marbot [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang