Part :: 41

333 14 4
                                    

Don't be silent readers.

FOLLOW
coclooww

FOLLOWcoclooww

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

.

.

Elysia dan Mayra pergi ke restaurant sebelum nanti akan berlama di butik yang Delon katakan. Benar, selepas Elysia menyusul kepergian Mayra, ia berakhir menemaninya untuk fitting baju pernikahan.

Awalnya ia sendiri ragu karena merasa mereka tidak dekat. Tetapi, dirinya juga tidak akan membiarkan Mayra ditelantarkan oleh Om iparnya begitu saja.

Keduanya turun dari taksi lalu berjalan beriringan.

"Di resto ini aja ya, May." ucap Elysia canggung. Sebab dari perjalanan rumah sampai disini tidak ada yang membuka percakapan.

Mayra mengangguk kaku, dan tetap mengikuti langkah perempuan disampingnya itu.

"Hei!"

Keduanya berhenti melangkah setelah seorang laki-laki menghadang jalan mereka.

"Loh, Om Anash ngapain disini? Nggak kerja?"


Laki-laki yang dipanggil 'Om' itu sedikit melebarkan matanya. Telinga kanan ia usap sebentar sebelum memerintah gadis itu untuk mengulang pertanyaannya.

"Apa apa? Coba ulang,"

"Om Anash ngapain disini?" ulang Elysia.

"Beneran dipanggil Om, anjir." gumamnya. "Muka gue setua itu ya emang?" tanya Anash.

Dengan polos gadis itu mengangguk.

Anash mendengus kasar. "Panggil nama gue langsung, anggep aja kita temenan."

"Nggak sopan dong? Nanti saya dimarahin Mas Abdar karena nggak sopan sama Om Anash,"

"Turutin apa kata gue. Dan jangan panggil gue Om." kekeuh pria itu.

Elysia mengangguk saja agar tidak memperpanjang masalah. Mayra yang berada di dekatnya, menyenggol pelan lengannya seraya berbisik.

"Siapa?"

"Temennya Mas marbot." balas Elysia yang juga berbisik.

Mayra mengangguk paham lalu kembali menjauhkan diri dari perempuan itu.

"Ngapain disini, El?" basa-basi Anash mengalihkan perhatian.

Kepincut Cinta Marbot [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang