Part :: 40

348 21 1
                                    

Don't be silent readers!

FOLLOW
coclooww

FOLLOWcoclooww

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

.

.

     Berdiam diri di ranjang kecil yang hanya muat untuk dirinya sendiri Abdar berkali-kali menghembuskan nafasnya gusar. Mengingat ucapan calon mertuanya saat lamaran kemarin, membuat fikirannya tak fokus pada pekerjaan.

Flashback on.

"Ingat Abdar, saya kasih kamu waktu sebelum hari H pernikahan untuk memberi tau identitas keluarga dan pekerjaan kamu yang sebenarnya ke Elysia. Karena cuma dia yang belum tau." ujar Abi padanya.

Di ruangan itu tersisa mereka berdua, abi Haris, Alvaro, serta Anash. Sedangkan para perempuan sudah sibuk di dapur menyiapkan makan malam.

Abdar terdiam beberapa saat sebelum akhirnya mengangguk kaku.

"Baik, Pak Abi. Terima kasih sudah membantu saya."

"Gue juga bakal ikut campur masalah ini. Kalo lo bikin adek gue sengsara, gue bakal jauhin lo sama dia." Sahut Alvaro sambil menatap sengit pada Abdar.

Ia mengangguk seraya tersenyum tipis. "Iya, Bang. Saya nggak akan sia-siakan kesempatan ini. Sekali lagi terima kasih."

Diam-diam Anash melirik sahabatnya itu. Merasa tidak yakin dengan apa yang dikatakannya.

Sang abi menimpali, "Jangan lama-lama untuk memberi taunya, Dar. Dia akan kecewa kalo tau dari orang lain. Pernikahan kalian dilaksanakan dua bulan lagi, dan Abi harap kamu sudah menuntaskan itu."

Flashback off.

Abdar meraup wajahnya kasar.

Satu detik kemudian ponsel miliknya bergetar dan tertera nama sahabatnya disana. Segera ia menerima panggilan tersebut sambil merebahkan tubuh di kasur.

"Assalamualaikum,"

"Wa'alaikumussalam. Dar, promosi hotel kita berhasil. Ada perusahaan yang ngajak kerja sama. Dan sekarang dia pengen ketemu sama Bosnya," ujar Anash di seberang.

"Pengen ketemu saya?" ulang Abdar.

"Iyaa, Tuan Muda Bimantara. Gue udah kasih tau perusahaan hotel itu punya abi Haris, tapi dia pengen ketemunya sama lo."

Ditempatnya, Abdar memikirkan client tersebut yang sepertinya sangat ingin bertemu dengan dirinya. Dalam hati ia terus bertanya-tanya.

"Hoi, malah diem bae. Kapan lo bisa ketemu?" sentak sahabatnya.

Kepincut Cinta Marbot [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang