Part :: 45

392 38 8
                                    

"SELAMAT TAHUN BARU ISLAM
1 MUHARRAM
1444 HIJRIYAH"

————————————————

Don't be silent readers.

FOLLOW
coclooww

FOLLOWcoclooww

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


.

.

.

     Entahlah pernah bermimpi apa Elysia sampai-sampai hidupnya penuh masalah. Hatinya terasa gundah sebab tinggal setengah hari lagi akan dihadapkan dengan soal-soal ujian sekaligus ingin mempertimbangkan kembali pernikahannya dengan Abdar. Belum lagi soal Delon yang kabarnya batal menikah dengan Mayra entah apa alasannya.

Gadis itu semakin dikecewakan oleh keluarganya yang sengaja menyembunyikan identitas keluarga Abdar hanya karena permintaan cowok itu.

Terhitung delapan belas jam lamanya ia mengurung diri di kamar tanpa menghiraukan panggilan sang Bunda maupun Alvaro. Hingga angkat bicaralah sang kepala keluarga yang baru pulang dari kantor larut malam.

Abi mengetuk pintu kamar putrinya ditemani istri dan putra sulungnya.

"Elysia, bisa dibuka pintunya?" ujarnya dari luar.

Elysia menengok singkat jam dinding yang menunjukkan pukul 00.20 WIB. Dia menghela nafas sejenak tanpa mau beranjak dari meja belajar. Kedua matanya tampak sembab dengan hidung yang memerah. Air matanya sudah mengering karena ia biarkan begitu saja.

"Ayah bisa masuk dengan paksa kalo kamu nggak mau keluar." Sekali lagi sang Ayah berujar.

Gadis itu tetap diam ditempatnya duduk.

"Sayang, jangan begini ya? Bunda khawatir kamu kenapa-kenapa. Kamu belum makan dari tadi," cemas Bunda Rere ikut mengetuk pintu kamar putrinya.

Alvaro yang tidak tega melihat kecemasan Bundanya lantas berujar, "El, keluar! Gue turutin semua permintaan lo kalo gue sanggup."

Kedua orang tuanya sontak menoleh menatapnya. Cowok itu hanya mengangguk singkat menenangkan keduanya.

Hingga tak lama Elysia muncul dari kamar tanpa mengenakan hijabnya. Dengan rambut berantakan serta dalam keadaan yang dapat dibilang memprihatinkan. Bunda Rere mengucap syukur sembari memeluk erat anak bungsunya itu.

"Kamu nggakpapa kan, Nak? Ya Allah, Bunda takut banget kamu ngurung di kamar selama itu."

Elysia mengusap pelan bahu Bundanya seraya mengangguk samar.

Kepincut Cinta Marbot [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang