[𝙵𝙾𝙻𝙻𝙾𝚆 𝚂𝙴𝙱𝙴𝙻𝚄𝙼 𝙼𝙴𝙼𝙱𝙰𝙲𝙰]
"Jika pada akhirnya kamu bukan milikku, setidaknya di sholat malamku aku pernah memintamu."
- Lavanya Nabila Elysia
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
Menceritakan seorang gadis cantik bernama Elysia yang bertemu dengan marbot...
Wattpad: coclooww Instagram: @coclooww Tik Tok: @coclooww
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
-o0o-
Rere menatap suaminya yang sudah rapi dengan pakaian muslim serta peci hitam yang bertengger manis di kepala. Suaminya itu baru saja pulang dari kantor, namun sekarang tampaknya akan berisap pergi ke masjid untuk melaksanakan sholat Maghrib berjama'ah.
Abi yang baru saja turun dari lantai atas mendadak berhenti ketika ditatap seperti itu oleh sang istri.
"Apa?" tanyanya merasa istrinya itu memiliki pertanyaan yang dipendam.
"Kamu aneh, Mas." sahut Rere.
Pria paruh baya yang masih terlihat tampan itu mengerutkan dahinya.
"Aneh gimana?"
"Akhir-akhir ini jadi sering banget ke masjid. Biasanya kalau pulang mepet sholat di rumah,"
"Lebih bagus sholat di masjid," balas Abi santai.
Sedangkan istrinya itu semakin menatap aneh kepada sang suami. Ia bukan tidak tahu alasan suaminya pergi ke masjid semenjak Alvaro mengadukan hal yang terjadi pada putrinya, Elysia.
"Dosa Mas, kalau ke masjid ada niatan selain untuk sholat menyembah Allah." celetuk Bunda.
Abi menghela nafasnya. "Aku kesana memang untuk sholat, sayang. Tapi kalau bisa ketemu marbot itu lebih bagus lagi,"
"Loh emangnya kamu nggak ketemu kemarin-kemarin?" tanya Rere yang dibalas gelengan kepala oleh Abi.
Pasalnya kemarin setiap suami dan putra sulungnya itu pergi ke masjid, ia mengira bahwa Abi akan sudah bertemu dengan Abdar atau bahkan mungkin sudah membicarakan tentang putrinya. Namun, ternyata perkiraannya salah besar. Suaminya bahkan belum bertemu atau melihat marbot tersebut di masjid.
"Al nggak ada?"
Bunda Rere menggeleng singkat, "Main sama temennya."
"Kamu nggak mau ikut?" tawar suaminya.
Rere ingin mengiyakan ajakan sang suami, tetapi ia tidak tega meninggalkan Elysia yang masih sakit di rumah seorang diri.
"Ely masih sakit, kasihan kalau nggak ada yang temenin."
Abi mengangguk paham. Selanjutnya ia berpamitan pada istrinya lalu beranjak pergi untuk ke masjid.