[𝙵𝙾𝙻𝙻𝙾𝚆 𝚂𝙴𝙱𝙴𝙻𝚄𝙼 𝙼𝙴𝙼𝙱𝙰𝙲𝙰]
"Jika pada akhirnya kamu bukan milikku, setidaknya di sholat malamku aku pernah memintamu."
- Lavanya Nabila Elysia
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
Menceritakan seorang gadis cantik bernama Elysia yang bertemu dengan marbot...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
.
.
.
Setibanya Abdar dan keluarga di Jakarta ia tidak langsung kembali ke kontrakan, melainkan menuju rumah Elysia sesuai perintah calon mertuanya. Pagi ini mereka sampai di bandara yang langsung dijemput oleh beberapa bodyguard cowok itu.
Abdar menghubungi sahabat sekaligus sekretarisnya untuk mengantar eyang-nya yang ikut kesini ke hotel miliknya.
Butuh waktu satu jam setengah untuk dia tempuh dari bandara ke rumah keluarga Dewandaru. Tak lama Abdar pun sampai dengan taksi yang sudah ia pesan sebelumnya.
"Kenapa baru dateng?"
Cowok itu menatap perempuan yang berdiri di halaman depan seraya memegang selang air. Ia sudah tahu apa yang sedang dilakukannya.
Sembari mengulas senyum tipis Abdar menghampirinya. "Assalamualaikum, maaf, Tante. Baru sempetnya hari ini,"
Bunda Rere membalas uluran tangan pria itu yang langsung dicium. Helaan nafas kasar ia hembuskan membuat Abdar tidak enak hati.
"Maafin Abdar, Tan." katanya lagi.
"Panggilnya Bunda coba," ujar Rere.
Abdar mengangguk. "Maaf ya, Bunda."
Wanita setengah baya itu menghela nafas pelan. Diusapnya kepala Abdar yang lebih tinggi darinya dengan gerakan lambat.
"Allah pengen kamu bener-bener sukses lebih dulu. Baik sukses dari segi materi maupun akhlak." Ucapnya.
Cowok itu dibuat kebingungan akibatnya. "Maksud Bunda?"
"Mau ngobrol di dalem aja?"
"Boleh, Bun. Sekalian Abdar mau ketemu sama El." jawab Abdar semangat sambil tersenyum lebar.
Bunda Rere pun menatap dirinya sendu. Hanya sebentar, sebab ia langsung berbalik badan lalu masuk ke dalam rumah diikuti Abdar.
Di ruang tamu yang luas itu, ternyata sudah terdapat Abi beserta Alvaro yang duduk berdampingan seraya bersedekap dada. Keduanya tak menunjukkan ekspresi apapun selain datar nan tegas.
"Assalamualaikum," ucap Abdar begitu melihat mereka.
"Wa'alaikumussalam."
Bukan, bukan dua pria itu yang menjawab salam. Melainkan sang Bunda yang menyadari hati suami dan putranya sedang bersuasana buruk.