4° D

177 13 0
                                    

"pokoknya kamu harus akrab dengan anaknya nanti, mengerti Rychell?"

Gadis dengan rambut yang diikat cepol dengan jepitan kecil itu memutar netra kembarnya. Dengan malas ia membuka pintu mobil dan keluar. Sepatu sneaker dengan hak rendah putih itu keluar dari mobil bersamaan gadis dengan gaun selutut tanpa lengan dipadu dengan jaket denim dan segera menutup pintunya.

Rychell mengatur emosinya. Kini ia tau dibawa kemana oleh kedua orangtuanya. Memaksa dirinya memakai gaun dan mengikat rambut dengan rapi. Ah, bukan Rychell banget.

"Ayo masuk sayang," lagi. Rychell menatap kearah lain saat sang ibu menggandeng tangan dan memanggilnya sayang.




|Tak terduga|





"Hai, Evanny"

"Eh? Udah Dateng? Hai Rayma,"

Kedua ibu-ibu itu bersalaman dan pelukan layaknya emak-emak arisan. Padahal ketemu saja baru beberapa bulan yang lalu dan itupun dikantor suami masing-masing.

Sementara suami dari ibu-ibu itu berjabat ala profesional.

"Gimana kabar kamu? Ini anak kamu?"

"Iya nih, ayo sini sayang" Rychell tersenyum kaku dan menurut karena sedikit takut melihat tatapan mamanya.

"Wah, cantik ya. Gak salah kalau saya bakal jodohin anak kita,"


°°°°°


Zzrrssshh

Suara air yang keluar dari kran itu mengisi keheningan ditoilet umum tersebut. Tangan mungil putih itu menangkup air yang berjatuhan dan membuangnya kearah wajahnya sendiri.

"Wah, cantik ya. Gak salah kalau saya jodohin anak kita,"

Kata itu terus terngiang didalam pikirannya bagai kaset rusak. Tolong siapapun sembunyikan Rychell sekarang juga! It's so dangerous!

Ia membasuh wajahnya berkali-kali kemudian menatap kearah cermin. Makan malam yang sungguh buruk! Mengapa ia mau-mau saja ikut? Seharusnya ia menolak, tapi karena perut lapar ia tak bisa menolak.

Gadis dengan wajah cantik itu menghela. Ia sudah tau siapa yang akan jadi pendamping hidup yang dipilihkan ibunya itu. Seseorang yang tidak terduga, sungguh. Kenapa harus dia sih?


°°°°°


"Jadi gimana? Kalian berdua mau kan?"

Baik Rychell ataupun lelaki dihadapannya hanya diam. Terlalu shock dan tidak bisa berpikir dengan jernih. Lagipula, menolak pun kedua orangtua itu bakal tetap bersikeras memaksa kedua remaja itu.

"Ma,"

Evanny menatap putranya, "kenapa Les?"

Yaa, dia. Ales. Calesto Aksa Stanley. Pria yang akan menjadi pendamping hidup seorang Rychella Mackenzie Aletta.

"Ales masih kelas 10, masa nikah? Apa kata orang?"

Evanny hanya tersenyum menanggapi ucapan sang anak. "gapapa sayang, mama yakin kalian bisa diam, dan kalau ketahuan papa kalian akan menanganinya"

Rychell masih diam dan menatap keluar jendela. Terlalu malas bersuara. Terserah mereka yang penting mereka bahagia. Percayalah, yang hanya Rychell butuhkan saat ini adalah kasurnya yang empuk.

"Gimana kalo kalian jalan-jalan dulu gih, trus diskusi?" Usul Farrey Stanley selaku papa Ales.



°°°°°



SURREPTITIOUS✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang