6° F

116 11 1
                                    

"sayang, ini cincinnya ya"

Ales menatap datar sang ibu. Haruskah? Tangannya terulur dan menerima kotak kecil tersebut dan mengantonginya.

"Acaranya lusa, nanti kamu pake suit ini ya"

Ales hanya diam memperhatikan sang ibu yang kelihatan excited. Ia senang melihat sang ibu bahagia, tapi apa harus dengan cara yang seperti ini?





°°°°°




"Ales!! Bisa tenang sebentar gak? Gue lagi nulis!" Gerutu gadis dengan wajah yang tidak terlalu putih itu. Kesal itu wajar, pasalnya sedari tadi Ales mengganggu gadis tersebut.

"Ales, keluar kamu! Suka banget gangguin ciwi-ciwi," omel guru Bahasa Inggris itu seraya menunjuk kearah luar kelas.

"Yah, Buu...kan saya gak ngapa-ngapain," protes Ales tak suka. Lagian, dia kan mubar. Masa baru dua kali ganggu temen, udah dibilang gemar? Gila ya?

"Buruan keluar atau saya——"

"Iya-iya deh Bu," lelaki itu berdiri dan berjalan keluar dari kelas. Lumayan juga sih, dirinya lapar karena belum sarapan.

Langkahnya membawa dirinya kekantin dan mendekati mesin minuman dan memasukkan beberapa koin dan menekan tombol guna memilih minuman yang ia inginkan. Kemudian, keluarlah minuman kaleng soda.

Saat berbalik, ia menemukan sosok gadis tengah memainkan handphone diujung kantin. Ingin dirinya mengacuhkan, tapi kakinya tidak bisa diajak kerjasama.

Saat berada didepan meja gadis itu, kaleng soda yang berada ditangan pria tadi diletakkan diatas meja. Lalu mendorongnya kearah gadis itu.

Namun gadis itu sama sekali tak bergerak dari aktivitasnya. Tak melirik, ataupun mendongak sedikitpun.

Dalam hati, pria itu merutuki dirinya sendiri. Kemudian ia berbalik dan kembali menuju mesin minuman tadi dan berpura-pura membelinya lagi. Lalu ia melengos pergi dari kantin.

Setelah hilang dari area kantin, gadis yang sedari tadi hanya memainkan handphonenya beralih menatap kearah kaleng soda yang ada didekat tangannya. Sejak kapan ada minuman disini?





|Berkunjung|






"Cale, kita kerumah Chella yuk. Mama kangen sama calon mantu mama itu," Evanny, wanita setengah paruh baya itu tersenyum lembut seraya mengusap kepala sang putra tunggalnya.

Ales terdiam. Tidak. Jangan. Ia harus memikirkan alasan supaya ia tidak kesana. Tapi...bagaimana?

"Cale ada tugas ma, sama papa aja ya?"

Sang ibu cemberut, "papa kamu pulangnya malem, ayolah temenin mama. Kamu gak sayang ya sama mama?"

Ales menghela berat. Melihat sang mama memohon seperti ini, membuatnya tidak tega. Tapi ia tak ingin bertemu gadis itu lagi. Entahlah, rasanya sedikit kesal karena gadis itu memberikan minuman darinya tadi siang pada oranglain. Rasanya, seperti tidak dihargai.

"Calee..! Kamu kenapa ngelamun? Ayo buruan!" Desak mamanya agar Ales mau mengantarnya.

Ales tersadar kemudian menatap sang mama dengan tatapan penatnya. Ia mau antar mamanya kemana aja, asal tidak kerumah gadis bernama Rychella Mackenzie Aletta itu.





°°°°°




Tubuhnya sedikit menegang karena melihat sosok wanita berdiri dilobi rumahnya. Apa-apaan! Kenapa tidak mengabari dulu? Tapi, percuma sih kan mereka tidak bertukar nomor. Mana dirinya kacau lagi.

SURREPTITIOUS✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang