9° I

88 11 0
                                    

Dengan marah yang diubun-ubun, Rychell memasukkan semua pakaiannya kedalam koper. Mamanya ngebet banget dirinya pindah. Niat ngusir apa gimana?

"Buruan Rychell! Lama banget ngemas barang gitu doang!" Omel Rayma tanpa berniat membantu putrinya beres-beres.

Gadis dengan rambut yang dibiarkan tergerai itu menatap sang ibu tajam.

"Mama pengen banget aku pergi, mama bener-bener mau ngusir Chell?"

Rayma memutar bolamatanya jengah, "nggak, sehabis kamu pindah, Mama mau ubah kamar kamu buat adik kamu nanti,"

Deg!

Jantung Rychell seolah-olah berhenti mendengar jawaban sang mama. Liat kan? Mamanya emang pengen dirinya pergi, tapi kenapa gak diusir aja? Kenapa harus nikah muda begini?

Gadis itu hanya bisa diam dan mengikuti selama Rayma bahagia. Jika itu yang diinginkan sang ibu, maka itulah yang dibuat Rychell.

Gadis itu menutup kopernya kemudian berdiri dan menatap ibunya. "semoga adek gasuka sama kamar aku,"

"Dan semoga rumah ini always happy setelah aku pergi," gadis itu berjalan keluar dari kamar dengan koper yang ditariknya.




°°°°°




"Chella, ayo masuk" Evanny menatap Rychell yang hanya diam didepan pintu apartemen.

Kenapa bukan Evanny aja yang jadi mamanya? Kenapa harus Rayma? Seandainya waktu bisa diulang, ia ingin hidup dan keluar dari rahim Evanny.

"Ayo sayang," ajak Evanny lagi membuat Rychell tersadar.

Gadis itu menarik kembali kopernya dan masuk kedalam apartemen itu. Apartemennya cukup luas, bahkan ada lantai duanya juga.

Gadis itu menatap ke sekeliling. Hal itu membuat Evanny berdoa dalam hati. Semoga gadis itu menyukainya.

"Kamu suka nak?"

Gadis dengan rambut yang dicepol asal seperti biasanya itu beralih menatap camernya. Wait! Camer? Terserahlah.

Ia hanya mengangguk sekali dan berjalan untuk duduk disofa.

"Baguslah kalo kamu suka, mau tinggal berdua disini sama Cale atau kerumah mama aja?"

Mama? Belum jadi menantu, wanita itu telah menyebut mama? Wow.

Gadis itu terlihat menimang. Kelihatannya Evanny sangat menyayangi dirinya. Kalo bisa dirumah Evanny, kenapa harus berdua diapartemen?

Nanti orang lain akan mengira aneh-aneh padanya. Lalu Ales akan bertindak sesukanya, dan membuatnya seperti babu. Kalo tinggal bersama Evanny, sepertinya ia akan disayang. Iya, kan?

Rychell menunjukkan senyum tipisnya. "disini aja Tan, but alone"

Evanny tampak ragu dengan jawaban Rychell, "kamu yakin?"

Mengangguk adalah yang dilihat oleh Evanny. Sementara wanita separuh baya itu mengulum bibirnya. Gimana ya, bukannya gak boleh. Hanya saja Rychell harus banyak belajar agar bisa menjadi yang terbaik buat putra tunggalnya.






|Tidak terduga|





Rychell membuka mata saat merasa getaran dan suara halus dari perutnya. Kenapa harus lapar ditengah malam begini?

Gadis itu terduduk dan mengucek mata, kemudian menatap jam yang dinakas. Jam dua pagi kurang seperempat.

Menyibak selimut lalu beringsut turun dari kasur dan berjalan keluar dari kamar. Gadis itu berjalan menuju dapur dan menghidupkan lampu dapur. Ia membuka lemari dan menemukan sekitar dua lusin mie instan.

SURREPTITIOUS✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang