26° Z

73 11 0
                                    

Helaan napas terdengar dari mulut Rychell yang menatap raut wajah sang papa dari jendela kelas. Gadis itu merasa, bahwa Xagra akan menghabisi dirinya habis-habisan dirumah nanti.

Ia berbalik dan bersandar didinding. Matanya terpejam dengan tangan yang terlipat didada.

"Gausah khawatir, lo gak akan keluar dari tiga besar" ujar Seryn yang baru datang.

Dapat dilihat, betapa stres temannya itu.

Mata Rychell terbuka dan beralih menatap Seryn dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Peringkat gue mungkin gak keluar, tapi satu angka dibelakang koma aja gue turun..."

Gadis itu kembali memejamkan matanya sejenak. Gak. Dia gaboleh kelepasan.

"Kenapa kalo turun? Kalo pun turun satu angka aja, lo bakal tetep yang pertama"

"Because of what?" Seryn membuka menusuk susu kotak dengan pipet yang telah dibukanya tadi.

"Karena lo udah berusaha, Bu Elvi gabakal mungkin kasih lo peringkat lain selain satu"

"Lo terlalu nethink" akhir Seryn sebelum menyedot susunya dan berjalan meninggalkan Rychell sendirian karena Xagra telah keluar dari kelas.

Seryn sempat melirik Xagra sekilas. Memang terlihat menyeramkan papanya Rychell tersebut.

Rychell menatap papanya datar. "udah?"

Xagra balik menatap Rychell datar, "papa mau bicara, kamu ikut papa pulang"







°°°°°







Rychell berjalan lemas mengikuti papanya menuju parkiran. Meskipun begitu, tatapannya tetap datar karena tak ingin dinilai lemah oleh orang lain.

Saat sampai diparkiran, tangannya ditahan dari belakang. Gadis itu berhenti dan tertoleh kebelakang.

Lelaki yang menahan tangannya itu mengatur napas.

"Gue cariin daritadi, kemana aja?" Tanya pria itu sambil melepas tangan Rychell.

Gadis itu hanya menggidikkan dagunya kearah Xagra. Sementara Xagra telah masuk kedalam mobilnya.

Pria dengan nama Calesto Aksa Stanley itu menghela samar. Tangannya terangkat dan menyelipakan helaian rambut dibelakang telinga gadis itu.

"Lo tenang aja, gak akan gue biarin lo ikut dia"

Saat hendak mendekati mobil Xagra, Rychell lebih dulu menahan tangan sang tunangannya.

Gadis itu menggeleng mengisyaratkan untuk tidak ikut campur. Melihat itu, Ales menekuk alisnya tajam.

"Gue gasuka di——"

"Gausah, gue bakal pulang secepatnya" lalu gadis itu segera berbalik dan berlari masuk kedalam mobil. Sampai dimobil ia dimarahi sang papa karena sangat lama.

Tapi Xagra tak menyadari kalo Rychell lama karena Ales yang menahannya. Bahkan saat keluar dari parkiran pun pria paruh baya itu tak tau.







°°°°°






Xagra menarik tangan putrinya dengan kasar dan kuat. Dapat dirasakan, tanga Rychell mati rasa. Gadis itu hanya pasrah karena ini juga salahnya.

Ia sudah melihat nilainya. Benar kan? Hanya turun satu angka dibelakang koma aja, dirinya akan dihukum berat. Bagaimana jika dirinya keluar dari tiga besar?

Padahal dirinya mendapatkan peringkat satu umum. Tapi tetap saja, papanya tak puas jika nilainya turun satu angka dibelakang koma.

"Papa sudah bilang kan, jangan sampai nilai kamu turun?! Kenapa bisa turun hah?!" Xagra menghempas putrinya dilantai.

SURREPTITIOUS✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang