18° R

74 10 0
                                    

"sakit?"

Afsheen menggeleng seraya menatap luka disikunya. Kemudian ia menatap lelaki manis dihadapannya.

"Thanks Jus, lo bener-bener ngebantu gue"

Lelaki dengan wajah manis itu mengangguk dan menyimpan kembali kotak obatnya. "gue mau balik, dituggu mama soalnya"

"Eh iya, sekali lagi thanks ya. Be careful."

"Lo juga, jangan sampai jatuh lagi"

Gadis itu terkekeh dan mengangguk. Tangannya melambai ketika motor tersebut meninggalkannya.

Ia menatap luka disikunya yang telah diberi plester dengan senyum mengembang. Lalu ia kembali berdiri dan menghampiri motornya. Lucu sekali, dirinya jatuh gara ayam nyebrang.




°°°°°





"Lo mau sekolah? Yakin?"

Rychell hanya diam. Sejujurnya dirinya juga ragu, tapi ia takut sendirian. Nanti jika kedua orangtuanya kembali lagi, disaat Ales tak dirumah bagaimana?

Akhirnya gadis itu mengangguk seraya kembali memakai kaos kakinya. Ales terlihat sedikit khawatir melihat lebam dipipi gadis itu.

"Gausah deh kak, kalo kenapa-kenapa gimana? Gue gamau repot,"

Gadis itu memutar bolamatanya. "gue bisa jaga diri, lo gausah parnoan"

Meskipun dalam keadaan takut, gadis itu tetap datar dan sarkas seperti biasanya.

"Gue gak parno, gue cuma gamau repot! Ge-er banget sih lo," ujar pria itu dengan nada ngambek dan menatap kearah lain.

Rychell berdiri dan keluar dari kamarnya. Ales mengikuti dari belakang dan menutup pintu kamar gadis tersebut.

"Oke kalo lo mau sekolah, tapi nanti kalo kenapa-napa, gue gamau tanggung jawab!" Celetuk pria itu pasrah dan duduk dimeja makan.

Rychell masih diam meraih satu lembar roti dan mengolesnya dengan selai cokelat. Baru ingin dimakan, Ales merebut roti ditangan Rychell dan menyarahkan roti dipiring miliknya.

Roti dengan selai blueberry. Dirinya tidak suka selai yang lain selain cokelat, eneg katanya.

"Makan, kalo gak gausah sekolah" ancam pria itu dengan mulut penuhnya.

Dengan malas, Rychell mengambil roti itu dan menggigitnya sedikit. Kemudian ia meraih gelas berisi air dan meminumnya hingga tandas.

Ia mendorong piringnya hingga beradu dengan piring Ales. "eneg" kata gadis itu dengan wajah lempengnya.

Ales menatapnya tajam, "habisin, kalo gak gausah sekolah!"

Rychell mendelik. "siapa lo nyuruh-nyuruh gue?!"

"Yaudah serah, kalo lo pingsan gue gak peduli!"

"Gaada yang minta dipeduliin sama lo sialan!"

Lelaki itu menunjukkan wajah julidnya. Lalu ia berjalan menuju dapur dan mengambil bekal makan dari sana. Dibawakan Evanny kemaren.

Sementara Rychell mulai fokus pada handphonenya. Keduanya hening dan fokus pada aktivitas masing-masing.

Baik Rychell maupun Ales, keduanya tidak ada yang membuka suara. Bahkan saat mereka turun dan pergi menuju parkiran.

"Gue berangkat bareng Galen, lo duluan aja" ujar Rychell seraya menyimpan handphonenya.

Alis pria dihadapannya mengerut. "atas dasar apa dia mau nganter jalang kek lo?"

SURREPTITIOUS✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang