Rychell mendengus kasar menatap malas kearah papan pengumuman. Liat kan, peringkat dua. Kenapa Raqeel harus datang? Mampus dia dihukum papa lagi. Ingin dirinya menghilang dari bumi saat ini juga.
Gadis itu berbalik dan berjalan melewati kerumunan itu untuk pergi menuju kantin. Berdesakan diantar ribuan murid membuat dirinya lapar. Gadis itu melihat sosok gadis yang tak asing dengan seorang pria.
Tunggu, itu bukannya...Afsheen? Tapi, siapa lelaki yang bersamanya? Alisnya mengerut hingga ada yang menyentuh bahunya. Dengan terpaksa, gadis itu menoleh dan kembali mendengus.
"Bocah sialan, ngagetin lo ah!"
Ales menatapnya datar dan mengikuti arah pandang gadis itu. "ngapain liat orang pacaran? Iri? Udah punya husband padahal"
Rychell mendelik dan menggeplak kepala adik kelasnya itu. "jangan keras-keras bego! Kalo orang sekolah tau gimana?"
Gadis itu tersadar dan beralih menatap Ales sepenuhnya. "ngapain lo disini? Biasanya nge-game"
"Gue cuma mau bilang, nanti gue latihan. So, temenin gue ya"
Gadis itu kembali mendelik, "dih, ogah"
Tatapan Ales berubah tajam. "gue gamau lo dipukul Xagra lagi, ikutin gue kali ini"
Gadis itu mencibir. "Ikitin gii kili ini, bacot! Lo sering ngomong gitu!"
"Kapan?"
"Pernah! Sering malah! Selalu!"
Lelaki itu mencebikkan bibirnya. "Pokoknya nanti abis pelajaran terakhir harus ke lapangan, gue gak nerima penolakan" pria itu mendorong kening Rychell pelan menggunakan jari telunjuknya.
Lalu pria itu langsung pergi meninggalkan dirinya sendirian. Gadis itu menghela pelan dan kembali berjalan masuk kedalam kantin.
"Yaudah sih, yang kek gitu buang aja. Najis banget, dia pikir dia keren gitu?"
Rychell duduk di samping Seryn dan mengeluarkan handphone dari sakunya.
"Ya gak Chell?"
Rychell hanya menaikkan alisnya. "Apanya?"
Kyle berdecak, "tau ah! Sebel!"
Rychell mengernyit bingung dan mengangkat kedua bahunya acuh. Dasar aneh.
"Eh Chell, waktu itu gue liat lo sama Ales direstoran. Kalian ngapain? Apa bener kalian pacaran?"
°°°°°
Gadis dengan rambut yang dicepol itu berjalan memasuki lapangan indoor diam-diam saat melihat para anggota futsal yang lain telah meninggalkan lapangan. Ia langsung mencari keberadaan suaminya.
Namun ia tak mendapati siapapun disana. Tapi netra kembarnya melihat tas milik suaminya dipinggir lapangan. Kakinya pun mendekati tas tersebut dan duduk di sampingnya.
Ia mengeluarkan handphone dan memainkannya. Tak lama datang seorang lelaki dari dalam ruangan yang berada disisi lapangan. Dimana ruangan itu dijadikan sebagai tempat para anggota klub olahraga mengganti pakaian.
Namun gadis itu masih belum menyadarinya. Sampai pria itu berdiri tepat dihadapan gadis itu barulah gadis tersebut mendongak dan mendengus. Tangannya menyimpan kembali benda persegi yang ia mainkan barusan.
"Lama" ucap gadis itu berdiri dan melipat kedua tangannya didada.
Alis pria itu naik sebelah, "bukannya kakak barusan dateng?"
KAMU SEDANG MEMBACA
SURREPTITIOUS✓
Teen FictionNot everything has to be known to everyone, sometimes you have to keep it a secret for the happiness of your loved one. Wajib follow sebelum baca⛔