"Lo ngapain sih disini?"
"Mau main, kenapa? Gaboleh?"
Rychell memutar bolamatanya malas. Bukannya apa-apa, sejak liburan ini Seryn sering banget kerumahnya. Kan ia jadi tak bisa berduaan dengan suaminya itu.
"Udah malem Ryn, kayak gapunya rumah aja"
Gadis berkacamata dengan sekantong cemilan berisi ciki-ciki itu melihat kearah jam dinding. Ia tersenyum dan menunjuk jam itu, membuat Rychell mengikuti arah tunjuknya.
"Masih jam delapan, selo"
Lalu gadis itu melewati Rychell begitu saja dan memasuki dapur. Berniat mengambil wadah untuk ciki-ciki yang ia bawa.
Mendengar suara berisik dari luar, Ales pun keluar dari kamarnya. Kebetulan, Rychell baru dari arah depan menuju dapur, dimana Seryn tengah mengobrak-abrik dapurnya.
"Ada siapa kak?"
"Biasa, pengganggu" Rychell berlari kecil menuju dapur.
"Jangan lari-lari, jatoh ntar" peringat Ales sembari menyusul gadis itu.
"Astaga Ryn! Lo ngapain?!" Rychell menatap tak menyangka kearah Seryn yang tengah menuang minuman kedalam teko.
Seryn tak menjawab, kemudian membuang botol bekas soda itu kedalam tong sampah yang berada di pojok. Dah yah, berhasil masuk. Kemudian ia mengangkat teko dan cemilan tadi lalu berbalik.
"Yok nonton, gue ada Drakor baru"
Seryn melewati Ales begitu saja. Sementara Rychell sudah menghela gusar dan menyibak rambutnya kebelakang. Agaknya Seryn kudu dikasih pelajaran sesekali.
Gadis itu hendak membereskan yang berserakan, namun Ales segera menahannya. "kamu temenin dia aja, kayaknya lagi ada masalah"
Rychell menatap Ales sejenak kemudian mengangguk pasrah. Ales itu tipikal cowo yang peka. Walaupun dia cuek, dingin, tapi hatinya lembut dan perhatian. Kelihatannya tidak peka, tapi ia peka sama keadaan sekitar. Apalagi menyangkut orang-orang terdekat.
Rychell masih berdiri didekat perbatasan antara meja makan dan TV. Bukannya membuka TV dan mencari Drakor yang dimaksud, namun Seryn malah diam dan termenung. Benar kata Ales, gadis itu pasti lagi ada masalah.
Ia segera mendekati gadis itu dan duduk disebelahnya. "Mau cerita?"
Seryn menoleh kemudian langsung memeluk Rychell dan menangis dibahu temannya itu. Rychell awalnya diam, namun perlahan tangannya terangkat dan mengusap punggung gadis berkacamata itu.
"It's fine, nangis aja"
°°°°°
"Gue ngga berniat kayak gitu ke dia Kyle!"
"Tapi sikap lo yang menunjukkannya Ken"
"Lo gabisa kayak gini, lo udah nyakitin dia secara ngga langsung"
"Gue cuman ragu aja mau pacaran sama dia, bukannya gue gamau"
Kyle menghela, lelah menghadapi lelaki dihadapannya. "kebiasaan cowo tu emang suka kayak gitu! Udah baperin anak orang, terus digantung dan ujung-ujungnya ngilang"
Cibiran itu tentu membuat Kenzo sedikit sakit hati. Namun apa boleh buat? Memang ada benarnya.
"Lo tau? Lo ngga lebih dari pengecut karena udah nyakitin satu cewe!"
Gue kayak gini juga karena lo Kyle, karena lo
"Terserah lo deh! Kalo nanti lo ngga bisa punya cewe awas ngadu-ngadu!' lalu gadis itu pergi meninggalkan Kenzo sendirian dikursi yang letaknya agak jauh dari teman-teman mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
SURREPTITIOUS✓
Teen FictionNot everything has to be known to everyone, sometimes you have to keep it a secret for the happiness of your loved one. Wajib follow sebelum baca⛔