19° S

72 9 0
                                    

Dengan perlahan, Rychell masuk kedalam apartemennya dan menaruh sepatu diraknya. Lalu ia berjalan menuju sofa dan membuang tasnya disana. Kemudian ia memasuki dapur dan mengambil minuman dikulkas.

Kakinya melangkah kembali menuju ruang tamu. Saat sampai diruang tamu, ia hendak duduk tapi tubuhnya lebih dulu dipeluk dari belakang.

Gerakan tiba-tiba itu membuat minumannya nyaris jatuh karena dirinya terkejut. Untung ia dapat menahan minumannya.

"Lo kemana aja?" Lirih orang yang memeluk dirinya.

Dapat ia rasakan jika kepala orang itu mendarat dibahu kirinya. Ia juga merasakan terpaan napas disekitar lehernya membuat dirinya sedikit merinding.

"Biarin gue duduk, capek" ujar gadis itu yang agak risih dengan napas pria tersebut.

Namun orang itu bergeming. Tak bergerak sedikitpun. Siapa sangka, jika tunangannya itu sangat nyaman untuk dipeluk.

"Gue capek Les, plis"

Lelaki itu hanya menggeleng. "nanti lo pergi lagi,"

Rychell menghela samar dan memaksa lepas tangan yang melingkar di pinggangnya. Lalu ia memutar tubuhnya dan memegang kedua bahu pria tersebut.

"Kenapa? Berantem sama Raqeel lagi?" Tanya gadis itu dengan nada lembut(?)

Meskipun dalam keadaan gelap, Rychell dapat melihat samar-samar jika raut Ales berubah drastis.

Lelaki itu hanya mengangguk dan kembali memeluk gadis dihadapannya. Ia menenggelamkan wajahnya diceruk leher gadis itu.

"Dia minta break sama gue, dia tau kalo gue dijodohin."

"Karena mama, mama yang bilang gitu didepan Raqeel"

"Tapi Raqeel gatau, kalo yang dijodohin sama gue itu lo"

Rychell masih diam tak membalas pelukan pria itu. Otaknya masih berputar mencerna ucapan pria yang memeluknya.

"Kalo sampai dia tau, abis gue sama bonyok pasti" celetuk gadis itu tanpa sadar.

Ales mengernyit dan melepaskan tangan Rychell dari bahunya, "maksud lo?"

"Ya kalo dia tau, gue yang dijodohin sama lo"

"Otomatis dia berpikir gue rebut lo dari dia, trus dia ngadu ke bonyok"

"Abis tu, gue bakal dikeroyok lagi"

"Pokoknya dia gaboleh tau!" Seru gadis itu seraya meraih kedua tangan Ales.

"Gue gamau lagi dikeroyok sama mereka cuma gara-gara lo!" Lagi, bulir bening itu kembali turun dari pelupuk matanya membuat Ales kelimpungan.

"Tenang kak, jangan gini plis"

"Oke-oke, gue gabakal kasih tau dia. Jangan gini, I don't like"

Rychell berhenti dan menutup wajah dengan kedua tangannya. Meskipun tak teriak-teriak lagi, tapi Isak tangisnya masih dapat didengar. 

"Gue gabakal biarin mereka sakiti lo lagi, tapi tolong jangan gini"

"Peluk?" Tawar pria itu membuat Rychell menurunkan tangannya dan masuk kedalam pelukan pria itu.

Tangan Ales mengusap punggung gadis itu, "don't cry anymore, i'm here for you"



°°°°°



"Kak badan lo panas, gausah sekolah ya"

Rychell membuka matanya perlahan saat mendengar ucapan pria disebelahnya. Kepala gadis itu menggeleng pelan.

SURREPTITIOUS✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang