40° N'

81 13 2
                                    

"Sumpah Demi apa, masa nilai gue cuma segini?!"

"Bu! Ini kenapa nilai Kyle cuma segini?"

Bu Elvi mengernyit, "kenapa kamu nanya ibu? Tanya aja sama usaha kamu selama ini"

Kyle terdiam dan menatap sedih nilainya yang terlihat tidak memuaskan. Sementara Rey menatap kertasnya dengan bingung. Ia yakin, jawabannya benar semua, tapi kenapa cuma dapat 90?

Lantas gadis itu mengangkat tangannya. "Bu! Kenapa nilai Rey cuma 90? Kan bener semua?"

Guru dengan wajah cantik itu menghela. "Kenapa kamu nanya ibu? Tanya aja sama contekan kamu,"

"Yaallah bu, kapan Rey nyontek?"

Baru ingin menjawab, atensi satu kelas teralihkan kearah pintu kelas yang terbuka. Menampilkan sosok Rychell dengan wajah datarnya.

Gadis itu langsung masuk dan sedikit, sangat sedikit membungkuk kearah bu Elvi dan langsung duduk di bangkunya. Tak sengaja matanya bertatapan sekilas dengan mata saudari tirinya.

Raqeel menunjukkan senyum sinisnya dan mengangkat kertas hasil ulangan harian miliknya. Sementara Rychell mengalihkan bolamatanya dan duduk di bangkunya sendiri.

"Rychell, kenapa kamu terlambat?"

Gadis itu menatap bu Elvi sejenak lalu beralih menatap keluar jendela. Melihat itu, wanita yang berperan sebagai wali kelas mereka menghela pelan. Sudah biasa ia dengan sikap tak terduga dari murid kesayangannya itu.











°°°°°










Raqeel berhenti didepan Rychell. Gadis dengan tangan yang terlipat didada itu menatap remeh gadis dihadapannya.

"Nilai lo dibawah gue, lo tau kan apa artinya?"

Gadis dengan rambut yang dicepol itu mendengus samar. Demi apapun ia sedang malas berdebat saat ini.

Kesal karena kakak tirinya itu diam saja, ia pun mendorong gadis itu pelan.

"Lo punya mulut kan?!"

Wajah Rychell masih tenang terkendali. "Minggir"

Raqeel mendengus geli. "Gue tau lo takut, lo takut sama hukuman papa kan?"

Mata Rychell kini beralih menatap adik tirinya itu.

"Tapi gue bakal bantuin lo kok, gue bisa bikin papa gak lagi hukum lo, but..."

Tangannya menyibak rambut miliknya yang hanya sebatas dibawah bahu. "....ada syaratnya, lo pasti tau kan apa syarat itu?"

Rychell terdiam masih menatap mata Raqeel. Licik sekali saudari tirinya itu. Sungguh ia tak habis pikir, seperti apa ayah gadis itu dulu? Sampai-sampai, anaknya seperti ini.

"Sampai kapanpun, gue gabakal lepasin lo"

"Lo bakal terus disisi gue,"

Gadis itu teringat ucapan pria itu tadi malam saat di kamar, dimana Rychell memutuskan untuk kembali bersama Ales. Bagaimana dengan rahasianya yang diketahui oleh Galen?

Tenang aja, Ales akan mengurusnya. Rychell tak ingin tau-menau soal kedua pria tersebut. Toh, itu bukan urusannya.

Rychell masih diam sampai Raqeel hendak meraih rambutnya. Namun dengan cepat ditepis oleh seseorang yang baru tiba. Raqeel menatap orang itu emosi dan mendelik.

"Ngapain lo disini!" omel Raqeel pada gadis dengan kacamata yang bertengger dihidungnya itu.

"Seharusnya gue yang nanya, lo ngapain disini sama Rychell? Lo gatau kalo disana ada gudang angker?"

SURREPTITIOUS✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang