58° F"

79 8 2
                                    

Suasana taman rumah sakit tampak biasa aja. Tidak terlalu ramai tapi tidak sepi juga. Jadi, ya biasa aja. Rychell cukup menikmati angin dimalam hari ini, sangat nyaman dan menenangkan. Akan lebih nikmat jika ditemani secangkir kopi latte favoritnya. Gadis itu menatap kedepan, lebih tepatnya melamun. Entahlah, ia bingung harus berbuat apa.

Sejak tadi, ia dan lelaki disebelahnya hanya diam. Belum ada yang memulai berbicara. Sungguh, sebenarnya Rychell cukup canggung pasalnya ia sudah lama tidak berinteraksi dengan lelaki itu secara empat mata seperti ini.

"Gue udah pacaran sama Raqeel"

Pernyataan itu membuat Rychell seketika menoleh kearah lelaki tersebut. Alis Rychell mengerut. Apa hubungannya dengan dirinya?

"Gue udah ikutin permintaan lo, gue bakal coba buat lupain perasaan gue ke lo dan ngasi hati gue seutuhnya ke Raqeel"

Rychell tersenyum tipis. Tidak apa. Demi kebaikan bersama. Demi keluarga kecilnya dan hubungan saudara antara Raqeel juga persahabatannya dengan Dean. Jujur, ia sedikit tidak rela karna ia harus kehilangan perhatian dari sosok yang ia anggap sebagai rumah kecilnya selama ini. Tapi kembali lagi pada tanggapannya diawal tadi, demi kebaikan bersama.

"Bagus deh, sekarang gue tenang ada yang jagain dia dari jarak dekat"

Dean ikut tersenyum hingga matanya juga ikut tersenyum. Ia menyentuh pucuk kepala Rychell dan mengusapnya pelan.

"Lo tau? Dia beda sama lo, dia populer, pinter, berbakat, tapi dia juga arogan. Dibalik itu semua, ada kemiripan juga sama lo"

Gadis itu tersenyum tipis menanggapinya. Memang benar, gadis itu lebih unggul darinya. Ia mengakui hal itu. Tapi percayalah, ia juga tidak ingin disama-samakan oleh gadis itu. Bagaimana pun keduanya itu berbeda, keduanya juga memiliki ciri khas masing-masing.

"Yaudah kalo gitu, langgeng ya. Jagain dia buat gue, gue percaya lo bisa menjaga sesuatu dengan sangat baik"

Lelaki itu mengangguk dan menatap kearah arlojinya, "masuk ya? Udaranya mulai ga baik buat kesehatan lo"






°°°°°







"Besok udah masuk sekolah, cepet banget ya liburnya"

Rychell menyibak rambut Ales karena saat ini kepalanya berada pada pangkuan gadis itu. "Hmm, tapi aku pengen sekolah"

Ales menaikkan matanya agar bisa menatap gadis tersebut, "ngapain? Mau ngeliatin Chiko?"

Gadis itu mengerutkan keningnya tak suka dan menampol kening suaminya itu. "mataku ga jelalatan kayak mata kamu ya"

Ales hanya menjulurkan lidahnya singkat guna mengejek gadis itu. "Halah, kemaren waktu Erlan tanding diliatin terus sampe ga kedip"

"Dih, apaan! Kok jadi Erlan si?"

"Loh? Bener kan? Padahal disitu ada aku juga yang lagi tanding, tapi yang diliatin malah cowo lain"

Rychell mengapit rahang Ales dengan tangannya, "ngomong lagi, aku tonjok kamu"

Ales hanya tertawa dan menyingkirkan tangan tersebut, "yaudah si, gausa marah"

"Ya abisnya, kamu nyebelin" gadis itu menatap kearah lain dan mengerucutkan bibirnya.

"Tapi bener, 'kan?"

Rychell mendengus dan menatap lelaki dibawahnya itu garang. "gue tu ngeliatin elo bego! Gue ngeliat kearah Erlan kalo lo ngeliatin gue balik!"

Ales terkekeh puas begitu mendengar pengakuan dari gadis itu. "sama aja kan?"

Gadis itu berdecak dan mendorong bahu Ales agar bangun dari baringnya dan ia menjauh dari lelaki itu. "Tau ah"

SURREPTITIOUS✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang