"sshh..."
Gadis yang baru membuka netra kembarnya itu duduk dan mengusap punggung serta bahunya yang terasa perih. Menyibak selimut, lalu melangkah tertatih kearah cermin.
Gadis itu menyingkap kaosnya dan memutar badan. Terlihat ruam-ruam merah bahkan biru disana. Seperti habis dipukul sesuatu dengan kuat. Helaan napas terdengar dari mulutnya.
Matanya terarah kebawah, tepat dikakinya. Terlihat luka yang sudah kering di betis mulusnya itu. Bisa-bisa meninggalkan bekas itu nanti.
Sialan
"Rychell!! Buruan turun!!"
"Kalo kamu gak Dateng, mama hukum kamu! Cepet kesini!"
Mata itu dirotasikan mendengar teriakan yang sangat familiar. Bagaimana bisa mamanya pulang secepat itu? Biasanya kalo udah keluar kota atau keluar negri, pasti gak bakal pulang.
Kakinya yang mulus itu melangkah menuju kamar mandi sekedar membasuh wajah dan menyikat gigi. Seharusnya, hari ini ia sekolah. Tapi sepertinya ia harus absen karena badannya terasa sangat pegal dan perih.
°°°°°
"Bukannya sekolah, kamu malah asik tiduran ya. Hebat" tepuk tangan itu menggema diruang makan.
Rychell hanya diam seraya duduk di kursinya sendiri. Ia tak berniat makan, hanya ingin minum dan mendengar ocehan sang mama yang membuat gendang telinganya nyaris pecah.
"Kamu tau kan bentar lagi ujian? Kalo sampai kamu keluar dari dua besar, mama gak bakal maafin kamu!"
Chell gini juga karena kalian
"Jangan bikin nama papa sama Mama tercoret di media, kamu mengerti?!"
"Kalo——"
"Iya ma, Chell ngerti." Sela gadis itu dengan nada jengkel.
"Bagus. Siap-siap buat tunangan kamu besok, kalo kamu berbuat yang aneh-aneh kamu tau kan apa akibatnya?" Ancam sang mama dengan nada tajam.
Gadis itu hanya menghela dan memutar bolamatanya dengan malas. Serius, dirinya ingin tenggelam saat ini juga. Dipaksa nikah muda, emangnya ini zaman Siti Nurbaya?
Selain itu, ia dipaksa dan diancam untuk terus mendapatkan nilai tertinggi seangkatan. Gila gak tuh? Orangtua mana yang lebih kejam lagi? Apakah ada? Jika ada, mampus sih.
|Perkara bola|
Kini anak-anak kelas 10IPA2 tengah belajar olahraga. Anak-anak cowok tengah bermain bola, dari sepak bola sampai bola basket. Ada juga yang cuma duduk, katanya mager.
Sementara yang perempuan hanya melihat dari pinggir lapangan. Ada yang mengobrol, ada yang melihat anak-anak cowok main bola, ada juga yang asik termenung.
"Afsheen! Napa lo melamun hah?" Gadis dengan kacamata dan bertubuh cebol itu menyodorkan satu botol mineral pada temannya itu.
"Siapa yang ngelamun? Gue liatin orang tu main kok," elak gadis yang bernama Afsheen tersebut.
"Masa? Jelas-jelas pandangan lo kosong tadi,"
Afsheen hanya tersenyum. "iya deh, gue ngalah."
"Sheen, keknya Gale suka sama lo deh"
KAMU SEDANG MEMBACA
SURREPTITIOUS✓
Teen FictionNot everything has to be known to everyone, sometimes you have to keep it a secret for the happiness of your loved one. Wajib follow sebelum baca⛔