Berbulan-bulan berlalu, semua tampak biasa saja. Ales yang kemaren overprotektif masalah kandungan Rychell, sekarang lebih dan lebih lagi. Dean yang kemaren terlihat cuek, sejak itu mulai mencoba untuk memberikan ruang dihatinya untuk nama sang kekasih. Sulit memang, tapi hadapi kenyataan. Jangan pernah paksakan kehendak ataupun takdir, karena lo bukan tuhan.
Raqeel yang kemaren gamon pun sudah melupakan Ales, karena ia sadar. Cinta itu tidak bisa dipaksakan. Lagipula, ia sudah memiliki sosok lelaki sempurna seperti Dean. Hubungan dirinya dengan Rychell pun sangat baik, mereka akur layaknya saudara diluar sana. Tapi satu hal yang belum bisa terjadi saat ini, orangtua mereka masih belum bisa akur dengan Rychell. Baik dari orangtua ataupun Rychell, kedua belah pihak tersebut tidak ada yang saling peduli.
Rychell tidak ambil pusing. Ia tidak boleh berpikiran jelek, karena sekarang ia harus fokus dengan keluarga kecilnya, terutama malaikat kecil yang akan hadir dikehidupannya. Soal sekolah, Rychell sudah memutuskan untuk mengundurkan diri sejak usia kandungannya 4 memasuki 5 bulan. Warga sekolah juga tau ia sudah bersuami, tapi mereka belum tau penyebab dirinya menikah diusia muda.
Banyak dari mereka yang menyebarkan rumor bahwa ia hamil diluar nikah. Hal itu tentu membuat Ales naik pitam dan meminta kepada sang papa untuk mengklarifikasi hal tersebut. Berbeda dengan Rychell yang hanya santai dan menampar wajah mereka yang terang-terangan berbicara seperti itu dihadapannya.
Seryn juga dikabarkan telah berpacaran dengan murid kelas sebelah, namanya Justin kalo Rychell tidak salah ingat. Ia sempat satu kelas dengan pria itu dulu pas kelas 10. Menarik, orangnya juga receh. Cocok dengan Seryn yang begitulah...
Ah benar, soalnya orangtuanya Ales. Mereka sangat excited dan tidak sabar menanti cucu pertamanya. Setiap sore atau malam, mereka pasti menyempatkan untuk mendatangi apartemen anak mereka. Dan setiap malam weekend mereka pasti akan memilih untuk menginap. Rychell senang, karena ia bisa mendapat dan merasakan kasih sayang orangtua walaupun bukan dari orangtua kandungnya.
Kini Rychell tengah menjemur pakaian yang tadi malam dicuci oleh Ales. Hari ini adalah hari Sabtu, dimana Ales libur sekolah itu sebabnya tadi malam ia mencuci pakaian mereka. Karena Ales sudah mencuci, maka dengan inisiatif sendiri Rychell yang menjemurnya. Lagipula, lelaki itu tadi masih asik dengan tidurnya. Ia tidak tega membangunkan lelaki itu.
Tiba-tiba ada tangan melingkar diperutnya. Ia sudah hafal tingkah siapa itu. Pasti ia akan mengatakan, "kan aku udah bilang, jangan dijemur biar aku aja, kenapa ga bangunin aku?"
Dalam hati, gadis itu menghitung. Tepat diangka ketiga, benar saja lelaki itu mengatakan hal serupa yang tadi ditebak Rychell dalam otaknya. Gadis itu tersenyum tipis dan meraih tangan Ales yang tengah mengelus perut buncitnya yang kini terlihat semakin besar. Sepertinya faktor karena sudah berusia 7 bulan.
"Semuanya udah siap, aku gabut nungguin kamu tidur. Kamu juga tidurnya nyenyak banget, aku ga berani bangunin"
Ales meletakkan dagunya dibahu Rychell, "liat dek, Buna bandel banget dibilangin"
Gadis itu hanya tertawa dan memegang tangan Ales yang tengah mengusap perutnya, "Buna rajin tau yah, lagian aku juga kan bantuin Buna"
Keduanya saling tertawa, sebelum tiba-tiba raut wajah Rychell berubah seperti menahan sakit. Lalu tangannya mencengkeram tangan Ales sekuat tenaga. Ales yang merasakan terjadi sesuatu pada istrinya lantas sedikit panik.
"Kenapa ayy? Mana yang sakit?"
"P-perut aku, perut aku sakit akhh"
"Hah? Yauda kita kerumah sakit sekarang ya," ucapnya dan segera menggendong istrinya itu.
Kemudian ia segera membawa Rychell ke parkiran apartemen mereka dan membaringkan istrinya tersebut dibangku penumpang belakang. "sabar ya byy, kita otw rumah sakit"
Rychell hanya diam sembari menggigit bibir bawahnya. Ia mencengkeram kuat jok belakang, ia tidak boleh berteriak. Nanti bisa ganggu Ales menyetir, harus tetap tenang dan mengatur nafas. Gadis itu berusaha tenang setenang mungkin, berusaha untuk tidak panik.
°°°°°
Suasana disebuah kamar rawat itu terlihat diselubungi kebahagiaan. Hal itu dikarenakan sosok malaikat kecil hadir di kehidupan pasutri muda Ales dan Rychell. Ales yang terlihat excited memandangi putranya yang tengah tidur di tempat tidur bayi, Rychell yang memejamkan mata untuk tidur sejenak pasca melahirkan beberapa waktu lalu, lalu kedua ortu Ales yang tengah memperhatikan Ales dan bayinya dengan raut senang.
"Pa, ma, anak Al ganteng banget ya mirip sama Al kan?"
"Dih, mana ada mirip sama kamu, jelas-jelas mirip sama Buna nya kok" kedua orangtuanya tertawa kecil melihat raut kesal putra semata wayangnya.
"Is apaansi jahat banget, padahal kan benihnya dari Al"
Kedua orangtuanya terkekeh pelan. Hingga pintu ruang rawat itu terbuka dan menampilkan sosok teman-teman Rychell dengan seragam sekolah yang melekat ditubuhnya masing-masing.
"Haloo papa mudaa!" Sapa Dean dengan semangat dengan Raqeel dibelakangnya.
Suara Dean itu mampu membuat mata Rychell terbuka perlahan dan menatap sekitar. Tak lupa juga gerakan samar dari bayi mereka yang sepertinya sedikit terkejut.
"Dean is, liat tu Rychell jadi bangun" omel Raqeel dengan suara kecil sambil memukul pelan lengan sang kekasih.
Lelaki itu hanya cengengesan dan menghampiri Ales yang menatapnya datar. "wis, udah jadi papa muda aja nih"
Sementara Raqeel dan Seryn menghampiri brankar Rychell dan tersenyum kepada gadis itu. "selamat ya cantik, lo berhasil jadi ibu yang hebat"
Raqeel meletakkan buah tangannya dinakas, "iya Chell, lo hebat..gue bangga"
Kemudian disusul Kenzo dan Galen yang baru tiba. Keduanya menghampiri Ales dan juga Dean yang berada di sofa. Sementara orangtuanya Ales berpamitan ingin pulang karena sang papa ada sedikit pekerjaan dikantor.
"Makasih ya, repot-repot kalian bawa segitu banyak" ucap Rychell dengan suara serak.
Seryn tersenyum simpul dan membantu Rychell kala gadis itu hendak bangkit dan bersandar. Hal itu tak luput dari penglihatan Ales. Ia khawatir akan keadaan istrinya yang belum begitu pulih itu.
"Udh tenang aja, kan ada Seryn sama Reqeel" ujar Dean seakan tau gelagat Ales. Pria itu hanya tersenyum tipis dan mengangguk.
Galen menghampiri box bayi yang berada didekat brankar Rychell, "Les gue gendong anak lo boleh ga?"
Baru saja ingin melarang, Rychell lebih dulu mengizinkan lelaki itu.
"Ryn tolong bantu Galen,"
Seryn segera membantu Galen untuk menggendong bayi Rychell dan Ales. Kemudian Galen menerima bayi tersebut dengan hati-hati. Ia tersenyum senang, karena bisa menggendong bayi lagi setelah sekian lama.
"ganteng banget," celetuknya yang masih dapat didengar oleh Rychell. Gadis itu terkekeh pelan sembari terus menatap Galen yang telaten menimang-nimang putranya.
Ales melihat itu semua, dan tak bisa dipungkiri ia kesal. Lihat tatapan Rychell yang tidak bisa lepas dari Galen, dan Galen yang tampak begitu menyayangi anaknya. Wah, temannya itu seperti bunga bangkai ya, walopun jelek tapi mampu menarik perhatian istri dan anaknya Ales.
"cemburu lo?"
SURREPTITIOUS°
KAMU SEDANG MEMBACA
SURREPTITIOUS✓
Teen FictionNot everything has to be known to everyone, sometimes you have to keep it a secret for the happiness of your loved one. Wajib follow sebelum baca⛔