CHAPTER #58

2.3K 234 30
                                    

Tinggal 2 chapter lagi ya abis itu end, jd jangan lupa tungguin ya!🥰

3 Hari kemudian

Setelah kekacauan yang Jennie alami selama beberapa hari ini, akhirnya ia bisa sedikit lebih tenang sekarang. Walau bagaimanapun juga Jennie harus tetap kuat demi Taehyun, ia tidak bisa terus bersedih karena Taehyun pasti sangat membutuhkan nya.

"Apa kau baik-baik saja? Apa mau eomma antar ke dokter?" tanya Hanna yang sedang fokus menatap putrinya itu.

"Nggak usah, eomma! Jennie gak papa"

"Ya sudah sekarang kamu makan yah, eomma masak makanan kesukaan kamu. ...eomma ingin semuanya cepat berlalu sayang" ujar Hanna.

Jennie menatap ibunya dengan tatapan sendu, andai saja dulu ia mengikuti apa kata Hanna untuk tidak pergi sejauh ini dari Taehyung. Mungkin sekarang Taehyun masih bisa bertemu ayahnya meskipun rumah tangga Jennie sudah hancur.

"Mianhae, eomma! Jennie seharusnya mendengarkan apa yang dikatakan eomma dulu" Jennie langsung memeluk ibunya dan kembali mengeluarkan air mata yang beberapa hari ini selalu keluar dari mata cantiknya.

"Tidak ada kata menyesal, Jennie! Semuanya sudah berjalan, kau harus memikirkan dirimu juga. Taehyung sudah lama menyakitimu, dan mungkin inilah balasan yang Tuhan berikan kepadanya" Jennie langsung melepaskan pelukannya dan menatap Hanna dengan bingung.

"Tapi ini tidak adil buat Taehyun, eomma. Karena ulahku dan Taehyung dia harus menjadi korban" tukas Jennie.

"Lalu kau mau bagaimana? Kau mau pulang ke Korea dan berharap Taehyung akan hidup lagi?!!" ucap Hanna yang mulai sedikit emosi dengan Jennie. "Yang harus kau pikirkan sekarang adalah masa depanmu dan Taehyun, percuma kau bersedih terus-menerus toh juga Taehyung memang sudah tidak ada. Kau harus sadar, Jennie!" lanjutnya lagi.

Hanna pun langsung pergi meninggalkan Jennie seorang diri, membiarkan putrinya itu berfikir sejenak tentang semua hal yang mereka bicarakan tadi. Hanna cuma tidak ingin melihat putrinya sedih, dan mengabaikan Taehyun hanya karena masalah ini.

Sementara Jennie langsung menenggelamkan kepalanya di atas meja, karena kepalanya terasa begitu pusing sehingga membuat Jennie ingin menjedotkan kepalanya sendiri ke dinding.

Lalu tidak beberapa lama Seokjin datang mendekati Jennie, pria itu menatap adiknya dengan tatapan bertanya.

"Kau ngapain disini?" tanya Seokjin.

Jennie yang mendengar suara itu langsung mengangkat kepalanya dan menggeleng, namun matanya tidak bisa berbohong bahwa ia sedang menangis. Seokjin pun langsung duduk dihadapan dan memegang kedua tangan adiknya.

"Ada apa hhmm?"

"Oppa hiks... bagaimana caranya menghentikan air mata ini, kenapa dia terus keluar oppa hikks..." keluh Jennie.

"Karena hatimu sedang terluka, dan air mata yang akan berbicara bagaimana perasaan mu. It's okay Jennie menangis lah sebanyak yang kau mau, jika itu bisa melegakan hati mu"

Seokjin mengelus kedua pipi Jennie yang sudah merah karena terus menangis, adik Seokjin satu-satunya yang selalu terlihat kuat kini kembali terpuruk seperti beberapa tahun yang lalu.

Sulit rasanya untuk Seokjin melihat adiknya terus tersiksa, adiknya yang paling dia sayang. Jennie yang selalu ia jaga dan turuti semua keinginannya, tapi sekarang Seokjin merasa gagal menjadi seorang kakak.

"Ingin oppa beritahu sesuatu?"

"W-wae?"

"Jangan berkecil hati, kau sama sekali tidak bersalah! Kau tidak perlu membebani dirimu sendiri, semua sudah terjadi dan ini takdir yang harus kau jalani. Oppa yakin suatu saat nanti Taehyun akan mengerti mengapa kau memisahkan dia dengan ayahnya, lagipula kau memisahkannya bukan karena semata-mata bermaksud jahat kan?!" jelas Seokjin.

SINGLE DADDY✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang