PAK BOSS ADA HATI SAMA AKU
20 menit sebelum bubaran jam kerja kantor aku dan pak boss baru tiba di kantor.
Sebelumnya di parkiran, dia memberikan paper bag berlogo mall terkenal itu ke aku.
"Ini untuk mas Har. Nanti malam dipakai"
"Nanti malam pak boss? Untuk apa?" tanyaku karena masih kebingungan dengan pemberiannya.
"Iya, nanti malam ikut saya. Saya mau bertemu dengan teman teman"
Aku meyenderkan badanku di body mobilnya dan mengalihkan pandanganku ke sekitar parkiran dengan raut wajah sedikit asam.
"Hari, kenapa? Tidak mau saya ajak jalan?"
"Pak Boss, Saya itu cuma seorang calon karyawan. Apa pantas untuk mendampingi pak boss untuk menemui teman temannya yang se level? Saya hanya tidak mau jadi bahan olok olok mereka pak. Dan satu lagi pak boss, sampai kantor juga saya akan jadi bahan pertanyaan teman teman karena jalan sama pak boss, bawa tentengan lagi"
"Hari, lihat saya!" katanya sambil memegang ke dua bahuku. Akupun melihat wajahnya."Saya tidak akan menjadikan kamu bulan bulanan seperti yang kamu katakan. Kedua, jangan perdulikan apa kata kata teman teman mu di atas. Itu adalah hadiah buat kamu, karena lusa saya akan tanda tangan SK pengangkatanmu sebagai karyawan"
Tatapan mata teduh itu sedikit membuatku bergetar. Betapa tidak, pria yang aku panggil pak boss termasuk dalam kriteria pria idamanku. Sentuhan tangan itu, serasa membuat darahku hangat mengalir di sekujur tubuhku.
Itulah awal mula aku dan pak bossku menjalin suatu hubungan semenjak aku menjadi calon karyawan di perusahaannya.
Hidupku seakan tidak menentu atas kelakuannya yang seakan memberi harapan cinta.
*****
Suara hingar bingar diskotek dengan segala lighting yang memukau, membuat pak bossku dan tiga rekannya semakin menikmati minuman mereka.
Pak Sambas dan Pak Mainfred sudah mulai oleng aku perhatikan. Sebagai orang yang menjaga kesehatan aku tidak mau disodori minuman mereka.
"Kamu tidak minum mas Hari?" pertanyaan pak Sambas waktu pertama kali aku dikenalkan oleh pak Bossku.
"Maaf pak, saya tidak minum. Saya hanya menemani pak bossku kesini" jawabku.
Seperti kata pak bossku tidak akan ada yang mengolok olok aku jika bersamanya. Benar.
Tapi itu waktu pertama kali aku mengenal mereka. Tidak untuk selanjutnya.
"Kamu ada hubungan apa dengan pak Rava" pak Sambas menanyakan aku ketika aku ke toilet.
"Atasan dan bawahan" jawabku.
"huhhh..." seakan meledek aku. "Kamu tau dia siapa? Dia bukan hanya sekedar boss, dia adalah pemilik perusahaan dimana kamu bekerja. Jadi kamu harus taudiri kalau diajak" senyum kecut pak Sambas.
"Saya sudah menolaknya waktu pertama kali saya diajak pak. Saya juga sudah bilang tidak pantas, sekalipun untuk menjadi supir nya. Tapi dia memaksa saya untuk ikut" jawabku.
Aku tidak tau hubungan apa antara pak Sambas dan pak Rava si bossku itu.
"ok saya minta kamu jangan terlalu dekat sama dia. Tempatkan dirimu pada tempatnya. Jangan sok akrab"
Seketika darahku seakan mengalir bak kran air ke ubun ubunku.
"Huuhhhhh...."
Kutinggalkan dia menuju meja minum minum mereka.
Aku perhatikan pak bossku sudah teler.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEPOTONG CINTA DALAM PRIVAT LESS. ( GAY )
Fantasy⚠️WARNING⚠️ Bacaan GAY dan DEWASA Haryadi seorang sarjana fresh graduated dari sebuah universitas swasta. Dengan segala liku liku hidupnya baru mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan ilmunya. Pak Rava, sebagai boss jatuh cinta kepadanya, tapi ada...